5W 2S

33 16 9
                                    


Jika ada typo yang bertebaran langsung bilang disitu agar Kiaara bisa memperbaiki tulisannya:). Jika kalian mempunyai saran untuk cerita ini langsung bilang saja ke-Kiaara nanti kiaara akan menampung ide-ide kalian dan bertukar pikiran, GK usah ragu untuk berkomentar atau memberi saran karena kiaara akan menerima komentar dan saran dari kalian asal positif.

Selamat membaca:)

--------------------------

5W 2S

Merapihkan map-map yang bisa menghasilkan uang, bersiap-siap pulang untuk makan malam keluarga itu lah yang dilakukan oleh seorang Savero Verron Taksa. Makan malam bareng keluarga mememang sangat menyenangkan, disatu meja bisa tertawa bersama-sama mengobrol bersama. Seperti Vero saat ini, baru pulang kerja dari Rumah sakit ia langsung duduk dimeja makan untuk makan bersama-sama dan mengobrol.

Karna ia meneruskan bisnis papanya sebagai pemilik Rumah sakit pasti yang diomongin adalah masalah bisnis sama papanya. Beda lagi ceritanya kalo yang diomongin sama mamanya, mamanya selalu bahas tentang pernikahan katanya karna umurnya yang sudah mulai tua dan vero tidak suka itu makanya kalo ditanya kapan nikah sama mamanya dia selalu menghindar.

“Nak sudah pulang” Ucap Mama Nita.

Vero mencium tangan Mama Nita “Sudah mah” dan menjawab dengan lembut.

“Bagaimana Rumah sakit?” Tanya Papa Rezi.

“Seperti biasa pa, tidak ada yang menarik” Ucap Vero.

Mereka semua makan dengan tenang tanpa berbicara sedikitpun saat sedang makan. Setelah mereka selesai makan tidak ada yang boleh meninggalkan meja, diwajib-kan minimal 10 menit untuk ngobrol. Kecuali kalo keadaan darurat boleh meninggalkan meja makan walaupun belom 10 menit, Itu tradisi Keluarga Verron.

“Besok Tristan pulang dari liburanya di korsel” Ucap Papa Rezi sambil mengelap mulutnya yang habis makan menggunakan tissue.

Vero menyatukan alisnya “Tristan siapa pah?” tanyanya bingung.

“Tristan sepupu kamu-lah emang ada Tristan lain” kesal Mama Nita.

“Oh, aku kira dia sudah lupa dengan kampung halamannya” Kesel Vero, bagaimana Vero tidak kesal sepupunya itu sudah meninggalkan kampung halamannya selama 5 tahun.

“Entahlah papa juga berfikir seperti itu” Jawab Papa Rezi yang terkesan acuh tak acuh

“Hais Papa sama anak sama aja, mana mungkin Tristan melupakan tempat ia dilahirkan dan dibesarkan” Bela Mama Nita.

“Kalo Papa sama Anak beda serem mah” Ucap mereka kompak.

“Iya juga sii ya, Patut dipertanyakan cara pembuatannya itu” Ucap Mama Nita.

“Lalu apa aku harus menjemputnya dibandara?” Tanya Vero.

Papa Rezi meminum air putih  yang ada dimeja setelah itu ia menjawab “Ya, kamu harus menjemputnya kalo kamu tidak ingin mama kamu marah”

“Kamu sudah punya pacar belom?” Tanya mama Nita ke Vero dengan menaik turunkan alisnya seperti Mak Mak kepo.

“YALLAH belom mah” Jawab Vero.

“sama sekali belom? Yang deket sama kamu deh. Ada gk?” Tanya mama nita penasaran.

“Gk ada mamaku yang cantik” Ucap Vero dengan memaksa senyum.

“Apa jangan-jangan kamu belok lagi?” Tanya Mama Nita lugu.

“Astagfirullah, gk lah mah” Sewot Vero.

“Kamu lagian sudah tua belom punya gandengan jadi jangan salahin mama kalo mama kira kamu belok”

“Mamah aku ini baru 26 tahun mah masih muda”

5W 2STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang