SATU

2 0 0
                                    

Selamat dating di dunia Ratu semuanya, semoga cerita alu kali ini kalian suka ya. Oke, mari kita ikuti kisah Ratu. SELAMAT MEMBACA!!! :)

****

Kata orang masa SMA lebih menyenangkan dibandingkan dengan masa SD, SMP dan perkuliahan. Namun bagi cewek dengan rambut lurus dibawah bahu itu berbeda. SMP dan perkuliahan lebih menyenangkan, karena ia memiliki banyak pelajaran dari berbagai teman-temannya dan sahabatnya. Cewek itu bernama Ratu Apriliani Permata, rambutnya yang terurai itu memancarkan kecantikannya yang terlihat natural tanpa menggunakan make up sedikit pun. Ia hanya menggunakan bedak bayi, maskara dan liptint untuk terlihat natural pada bibirnya.

Seketika ponselnya berbunyi, senyum Ratu tersenyum melihat seseorang yang menghubunginya. Tanpa menunggu lama ia mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo?" Susah payah ia menahan senyumnya dan rasa senang yang begitu hebat. Ia merindukan cowok tersebut

"Hallo, pagi Atu. Kamu ngampus hari ini?" tanya seseorang di seberang telfon tersebut.

"Iya, aku ngampus hari ini. Kamu ada kelas jam berapa hari ini? Udah sarapan?"

"Ini aku mau masuk kelas, udah kok. Kamu gimana? udah sarapan? jangan telat makan, Tu. Nanti sakit, aku gak mau ya nanti dapet kabar kamu sakit." Ujar Fariz, hanya dirinya yang selalu mengingatkan Ratu dalam segala hal. Fariz Kristian Harpa, cowok yang paling tahu tentang Ratu.

Ratu terkekeh, pipinya memerah mendengar ucapan Fariz. Rasanya Ratu ingin sekali mencubit pipi Fariz detik ini juga atau mungkin membungkamkan mulutnya. "Iya Riz iya, aku udah gede. Udah gak SMP lagi, aku udah kuliah loh"

"Tetep aja, kamu tuh mageran. Cepet banget badmood kalo ada apa-apa. Pulang ngampus, langsung pulang pokoknya. Bilangin tuh sama ke tiga doi kamu itu." Hal inilah yang membuat ratu merasa nyaman kepada Fariz. Ratu rindu Fariz pokoknya, ia akan mengutuk Fariz jika akan telat untuk pulang.

"Astaga Riz iya. Yaudah kamu masuk gih, nanti keburu ada dosen. Belajar yang bener, cepet pulang ya. Aku kangen gak ada yang dua puluh empat jam ke rumah ngerusuh di rumah aku" Ia kembali mengingat bagaimana dulu Fariz memang sangat sering berkunjung kerumahnya kapan pun

"Hmm. Aku tutup, Kamu hati-hati disana. Libur semester aku pulang. Bye, Atu"

Ratu menghela nafas Panjang, semua kenangan itu kembali berputar dipikirannya. Antara bahagia dan terharu, ia hanya merasa beruntung telah dipertemukan dengan Fariz. Ya, Fariz Agna Putra, sifatnya dingin, cuek namun Ratu terpikat. Satu lagi, Fariz adalah misterius. Susah untuk ditebak, kadang sifatnya pun berubah-rubah. Tetapi membuat ratu merasa nyaman bila berada di dekat Fariz. Mengenal Fariz selama bertahun-tahun membuat Ratu mengerti, bahwa Fariz di kirimkan Tuhan untuk menemani dirinya.

Kini ponselnya berdering ia membuka sebuah pesan, "Udah siap? Aku jemput sekaran ya. See You." Dengan cepat, Ratu keluar dari kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

"Mah, Atu berangkat yaa. Assalamualaikum" Ia mencium tangan Raina

"Iya waalaikumsallam, hati-hati ya. Salam buat mereka"

****

"Uwoww, tuan putri cantik sekali epribadeh hari ini. Ini pawangnya siapa ya?" Ujar Zidan dengan gaya ciri khasnya, tawanya yang ciri khas membuat orang di sekelilingnya pun ikut tertawa.

Ratu memutarkan bola matanya malas. "Diem lo beo. Berisik amat pagi-pagi, tugas mana lo yang belum?" Ucap Ratu, sudah di pastikan Zidan akan baik jika ada maunya, namun Zidan akan sangat baik bahkan lebih baik dari orang lain kepada dirinya. Jika memang orang tersebut memiliki kesamaan yang sama dengan dirinya.

Zidan terkekeh, "Semuanya dong hahaha. Hebat kan gue, iya lah Zidan Aji Leksmana gitu loh," Zidan menepuk dadanya dan wajahnya yang begitu sombong.

"Cih, bangga lo? Gue sih engga, berjuang dulu dong. Baru nyerah, gimana mau dapet cewe." Cibir cowok bertumbuh tinggi tersebut yang bernama Cakra Clovis

"Sumpah ya lo, Dan. Ngeselin banget sih jadi orang, gak gue pinjemin nih tugasnya," Ujar Ratu

"Ini masih pagi, Tu. Gak boleh marah-marah, kamu cepet tua nanti," Dirga mengusap puncak kepala Ratu, Zidan dan Cakra memutarkan bola matanya dan membuang wajahnya ke arah lain. "Dan, hareudang euy." Ucap Cakra seraya mengibaskan kedua tangannya.

"Cih, jomblo sirik. Ga boleh pinjem tugas Atu. Titik." Ratu bersedekap, jika sudah di ancam seperti itu kedua anak itu pasti akan tunduk kepada Ratu. Layaknya Ratu kerjaan yang sedang memarahi prajuritnya, begitulah mereka.

"Ga, doi lo gue bawa ke rawa-rawa ya"

"Lo mau mati sekarang, Dan? Gue mah ogah sumpah, belum nikah, belum unboxing." Cakra bergedik ngeri ketika membayangkannya, Zidan pun membulatkan matanya. Tiba-tiba ia pun bergedik ngeri ketika Cakra berkata seperti itu.

"Berisik ah, ayo ke kelas. Dirga matanya biasa aja liat merekanya, emang mereka jelek. Tapi biasa aja, kamu ganteng dari pada mereka kok" Ratu terkekeh, lalu pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih terdiam paku di tempat.

****

Setelah jam pertama, Ratu memutuskan untuk pergi ke kantin. Ia akan menemui Clara yang sudah menunggunya. Ratu tersenyum ketika melihat cewek dengan rambut Panjang di ikat kuda tersebut.

"Dari tadi, Ra?" Clara terperajat kaget, karena dirinya sedang melamun menatap indahnya bunga-bunga di taman depan kantin.

"Bisa gak sih lo kalo apa-apa ngomong dulu kek, biar gue ga kaget Tu. Kalo gue kenapa-kenapa gimana coba?" Beo Clara, ia mendengus kesal dengan tingkah sahabatnya tersebut.

"Lah kan tadi gue ngomong, lo terlalu serius ke sono noh. Liatin siapa sih? Mata Ratu mengikuti arah mata Clara, ia tersenyum ketika melihat bunga-bunga cantic di depannya. Pantas saja, Clara serius ternyata yang ia lihat ini ternyata.

"Dia kapan pulang Tu?" Tanya Clara

"Bilangnya libur semester ini, tapi gak tau deh balik gak tuh bocah. Kangen banget sih, tapi ya udah lah." Ratu pasrah jika memang Fariz tidak pulang lagi untuk semester sekarang, sama seperti semester sebelumnya.

Clara tau, apa yang ada di pikiran sahabatnya ini. Ya, sapa lagi kalua bukan Fariz dan Dirga. Dua cowok itu berhasil buat Ratu merasa dilindungi tapi entah lah bagaimana kisah mereka bertiga selanjutnya. Hanya tuhan, Ratu, Dirga dan Fariz yang tau perasaan mereka masing-masing. Fariz yang susah di tebak karena sifatnya yang cuek, lalu Dirga sifatnya dinging namun mampu membuat Ratu merasakan ada sisi lain yang ada pada diri Dirga. Antara Fariz atau Dirga yang akan berlabuh di hati Ratu? Semua masih menjadi pertanyaan, Fariz yang mengetahui bahwa Ratu memiliki seseorang yang dapat menjaganya ketika ia jauh dari Ratu. Dan Dirga pun tahu bahwa ada seseorang yang selalu Ratu rindukan jauh di sana. Lalu Ratu yang tidak tau harus bagaimana dengan hatinya saat ini.

"Lo tau Tu, kalo semuanya itu gak gampang kan? Lo tau Fariz, sampai kapan kalian gini? Jangan nyakitin diri sendiri kaya gini. Kalian harus kalahin ego kalian masing-masing," Clara menghela nafas dan memiringkang kepalanya menatap Ratu. "Kayanya lo harus pikiran baik-baik deh, lo juga tau kan akibatnya bakal gimana?'' Lanjut Clara.

"Pusing gue, Ra. Kesel sendiri jadinya. Mau makan aja lah gue, laper banget." Ratu beranjak dari kursinya, lalu memesan makan untuk mengisi perutnya yang kosong.

Dari kejauhan, Dirga mendengar semuanya. Ya, hatinya sakit mendengar semua percakapan Clara dan Ratu, namun hatinya tidak bisa di bohongi bahwa dirinya pun menyayangi dan mencintai Ratu melebihi dari menyayangi dan mencintai dirinya sendiri.

"Bahkan gue pun gak ngerti, sama perasaan gue sendiri, Tu" Dirga tersenyum melihat cewe tersebut yang berdiri jauh disana.

****

Jangan lupa vote dan commetnya gaes. sampai ketemu dengan Ratu, Dirga, Fariz dkk yaaa.

LOVE YOU GAES

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIARY RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang