Chapter 3

6 0 0
                                    

8 jam mereka menempuh penerbangan jakarta dubai, dengan cuaca yang sangat bersahabat kala itu.

BANDARA ALMAKTOUM

Jam menunjukan pukul 19.00, kedua adik kakak itu hendak menuju tempat pengambilan bagasi dan troli,

"sabira, bawa tas ini satu biar kakak bawa koper dan mendorong troli" pintanya .

Mereka menunggu beberapa menit dan tidak ada pula yang menjemputnya

"sabira coba telepon tante farah,mengapa dia menyuruh kita menunggu lama disini" kesalnya

"iya kak,ini juga lagi chat,"

"udah?"

"tante farah off kak, terakhir dia buka Whatsapp pukul 5 sore" jelasnya

"huh bagaimana sih, bukannya dia yang nyuruh kita kesini aneh"

"sabar kak, nnti juga dijemput". 

Ekspresi kesal kakaknya itu membuat sabira tak nyaman

"sudahlah kak sabar saja, lagian ini juga belum malem banget kok, disini masih ramai"

"kamu kan tau ra,kaka gak suka nunggu lama lama gini apalagi di tempat yang belum kita kunjungi" sembari melihat sekelilingnya

"hmm, yasudah dari pada kakak bete gitu, sabira beliin camilan deh gimana?,sekalian sabira mau ke toilet" dengan wajah sumringah sehingga membuat kakak nya itu merasa sedikit hampa dengan senyuman indah yang terpampang di wajah manis adiknya

"baiklah, belikan kakak snack,tidak lupa dengan air minumnya"

"siap kak, kakak tunggu disini jangan kemana mana" ucapnya dengan wajah menyeramkan namun gemas .

Sabira terlebih dahulu mencari toilet, membuat nya sangat tak tahan ingin sekali buang air kecil yang ia tahan beberapa menit yg lalu.

"duh toilet mana ya,sudah tak tahan aku" gumamnya , terpaksa dia menanyakan kepada petugas bandara tersebut dengan menggunakan bahasa arab yang fasih

"huh untung saja aku dulu sempat les bahasa arab, kalau tidak aku tak faham apa yang di katakan orang orang ini" (batinnya)

"assalamualaikum,permisi paman"

"waalaikumsalam,apa yang anda butuhkan nona?"

"kemana arah toilet?"

"hmm rupanya nona ini baru pertama kali ke bandara ini (batinnya) , anda lurus saja lepas itu belok kiri ,dari sini dekat dan sudah terlihat" dengan tangan menunjuk

"ohh terimakasih paman,saya pamit "

"iya sama sama"

sabira pun bergegas pergi dan meninggalkan pria yang bertugas di bandara tersebut,

Toilet  (salah memasuki nya harusnya sebelah kiri)

terlihat 3 pintu toilet menutup tandanya ada yang mengisi "haduh penuh lagi, aku sudah tak tahan lagii" rengeknya.

selang beberapa menit pintu ke 2 terbuka dan terlihat lelaki dengan mengenakan jubah putih dan Ghutrah atau biasa disebut kain penutup kepala, tanpa melihat ke depan sabira menabraknya dan..

Brukkk..

sabira terjatuh hingga air yang dibawa oleh lelaki itu menyiram kepala nya yang ditutup pashmina hitam,

"aww sakit, hei berhati hatilah  kau tak melihat ada orang?" ucapnya dengan nada keras dan masih terhuyung di lantai

"mari nona bangunlah, maafkan aku tidak melihatmu" ucap pria itu dengan suara lembutnya sembari menjulurkan tangan ke depan sabira.

sabira dari tadi hanya sibuk bergerutu  karena hijabnya yang tersiram air itu, tak lama sabira pun bangkit dari lantai dan melihat sosok pria dengan manik hitam legamnya yang jelas terpampang di depan wajahnya ,

"hei nona apakah anda memaafkanku?" lama tidak merespon dan hanya memandang pria itu dengan mulut ternganga

"e...ehh iya, sudah tidak apa apa tuan"

"ahh saya menjadi tidak enak bagaimana jika saya menggantinya dengan mengajak anda makan siang besok" pintanya

"h..haahh? makan siang? maaf tuan saya tidak tahu anda, dan saya pun pertama kalinya mengunjungi tempat ini" menunduk dengan senyuman malu

, "yasudah tidak apa apa, kalau begitu berikan handphone mu"

,sabira mendengar itu lansung heran dengan menaikan alisnya

"kau mau mencuri handphone ku tuan? maaf handphone ku sudah rusak"

mendengar ucapannya sabira,pria itu tertawa dengan tidak hentinya

"heii mengapa anda menertawakanku? karena aku lucu? "

"hahaha iya nona lucu, berikan aku no handphone mu"

"untuk apa tuan?,bukankah aku sudah memaafkanmu?"

"tapi nona harus bertanggung jawab dengan lenganku yang sakit ini karena terbentur pintu saat nona menabrakku" ucapnya dengan sedikit tertawa,

"nanti juga akan sembuh,obatilah dan beristirahatlah,tanpa harus meminta no handphone ku"

"ow tidak bisa nona, hanya orang yang bodoh yang tidak bisa bertanggungjawab"

mendengar ucapan yang dilontarkan pria itu, sabira hanya terdiam dan menunduk hingga melupakan untuk membuang air kecil nya.

"yasudah akan kuberikan, tapi awas saja jika no handphoneku kau jual "

"mengapa anda berfikir seperti itu nona?" tanyanya dengan kening sedikit mengerut

"secara kan aku cantik dan manis ,hingga siapa saja bisa ingin berkenalan denganku" ucapnya dengan nada sombong dan leher sedikit terangkat

"sombong sekali dia, tak sepantasnya dia bersikap seperti itu dihadapanku, hmm mungkin dia belum mengenalku"(batin pria tersebut)

"ngomong ngomong anda mengapa memasuki toilet pria?"

"hah? toilet pria" mendengar kalimat tersebut mata sabira mencari nama toilet di sekelilingnya

"kau kanapa nona?"

"benarkan ini toilet pria?"

"tentu,lihatlah banyak lelaki yang melihat nona masuk ke dalam toilet" sedikit menahan tawa dan terus memandangi sabira dengan wajah panik nya

, "ishh mengapa kau tak memberitahuku, aku malu"

"hahaha santai saja nona,anggap saja kau telah melihat lelaki kencing di sebelah sana" ejeknya dengan gelagak tertawa.

tak lama sabira pergi dari dalam toilet meninggalkan pria tersebut tanpa sepatah kata apapun,

"hei nona terimakasih no handphonenya, dan jangan sampai salah masuk toilet  lagi" teriak nya dengan tertawa. Sabira tak menggubris nya

pria tersebut menunduk dan hendak keluar namun matanya melirik lantai tempat sabira terjatuh

"apa ini? sebuah gelang?kumuh sekali, pasti pemiliknya gadis itu"

di gelangnya terdapat kubik yang bertuliskan huruf S , ya sabira siapa lagii..



Me and crown prince'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang