"Hai manis," goda seorang pria yang tampak sudah kehilangan setengah kesadarannya.Yeonjun hanya diam tidak menghiraukan. Ya, disinilah dia sekarang, di tempat kerja paruh waktunya. Di club sebagai bartender.
Setelah ia pulang kuliah dan mengerjakan
tugas-tugasnya ia harus bekerja paruh waktu.Sejujurnya Yeonjun tidak tahu bagaimana ia dapat diterima bekerja di club yang cukup terkenal di kotanya. Padahal ia tidak tahu menahu mengenai minuman keras.
Yeonjun tidak bisa berbohong, ia bersyukur bisa diterima kerja disini walaupun gajinya tidak seberapa. Dahulu saat baru merantau ia hanyalah seorang anak yang baru lulus SMA. Ia tidak berpengalaman kerja, ditambah parasnya yang mungil membuat kebanyakan lowongan pekerjaan menolaknya. Ia dianggap terlalu muda padahal umurnya sudah melewati batas legal.
Inilah satu-satunya cara yeonjun bertahan hidup di tengah kota.
Setiap malam ia terpaksa menggunakan pakaian terbuka, mendengar musik-musik yang memekakkan telinga, dan tidak jarang menghadapi godaan pria hidung belang. Namun sampai sekarang ia masih bisa mempertahankan dirinya untuk tidak disentuh sembarang orang.
Ia bukan pria murahan. Ego dan harga dirinya tinggi asal kalian tau. Yeonjun tidak segan-segan penampar mereka jika bertindak kelewatan.
Dan pria yang baru saja menggodanya tadi adalah pria ke 4 yang berusaha menggodanya hari ini.
"Cantik jangan jual mahal dong," ucapnya mendekati tubuh yeonjun yang sedang mengantarkan minuman.
"Singkirkan tangan kotor anda." Ucap yeonjun saat merasakan tangan pria tersebut melingkari pinggang rampingnya dari arah samping.
"Ayolah, kita bermain sebentar," sepertinya tidak ada kata menyerah di kamus pria tersebut.
"Maaf saya tidak tertarik. Pekerjaan saya sebagai bertender bukan pemuas nafsu anda. Sewalah jalang jika anda membutuhkannya." Ucap yeonjun sambil menghempaskan tangan pria tersebut kasar.
"Jangan kasar begitu, manismu hilang." Pria tersebut kemudian menarik kasar tangan yeonjun. Yeonjun yang tidak siap terhuyung kebelakang dan teduduk di pangkuan pria tersebut. Dengan tidak sopannya sang pria memeluk dan meraba pingang yeonjun lembut.
"Lepaskan! Saya akan berteriak jika anda memaksa!" Ancam yeonjun sambil terus bergerak berusaha melepaskan dirinya. Bagaimanapun yeonjun bekerja disini. Walaupun tak ragu bagi dirinya untuk memukulnya, ia tidak bisa asal bertindak, jika namanya tercoreng bisa saja ia kehilangan pekerjaannya.
"Tenang, aku akan bermain dengan lembut."
"Bajingan! LEPASKAN SAY-"
"Lepaskan dia." Sebuah suara rendah terkesan dingin dari belakang menyela perkataan Yeonjun yang belum selesai dilontarkan.
Entah kekuatan apa yang dimilikinya, pria hidung belang yang mengukung yeonjun langsung tertunduk takut dan melepaskan Yeonjun.
'plak'
"Jangan pernah muncul dihadapan saya lagi brengsek!" Yeonjun menapar pria hidung belang tersebut cukup keras.Yeonjun berbalik ke belakang, hendak berterimakasih kepada siapapun yang menolongnya.
"Terima- eh?" Mereka sama- sama terkejut. Pasalnya mereka saling mengenal. Pria tersebut..
Pria yang ia tabrak tadi siang.
Choi Soobin.
———————————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Relation [Soojun]
FanfictionSoojun/Binjun, Soobin X Yeonjun Bottom/Submisive; Yeonjun Top/Dominant; Soobin Warn! bxb Dilarang salpak ⚠️Mature⚠️ ⚠️Harsh word⚠️