Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senin pagi mobil hitam keluaran terbaru sudah terparkir dengan mulus diparkiran AkasaOne Internasional School salah satu sekolah terbaik di kota yang cukup bergengsi bagi kalangan anak muda jaman dulu hingga sekarang. Tepat hari ini penerimaan siswa baru akan dilaksanakan secara menyeluruh dari tingkat dasar hingga akhir, acara pengenalan lingkungan sekolah bagi para murid baru yang baru saja diterima oleh AOS.
Sabrina Arabella Hadid salah satu murid AOS yang baru saja datang tersebut tersenyum cerah bak matahari pagi wajahnya tampak sangat segar dengan kalungan sebuah nametag tepat dilehernya jangan lupa dengan kedua pita bercorak kotak-kotak yang menguncir rambut blondenya kala itu.
Sambil menatap bangunan megah di hadapannya Sabrina atau sering disapa akrab Bina berdecak kagum.
"Air minumnya udah?" Dimas merupakan Ayah dari Sabrina menatap putrinya dari dalam mobil.
"Udah, Pah." Jawab Sabrina.
"Bekal juga udah?" Tanya Dimas.
"Itu juga udah." Sahut Sabrina.
"Ada yang kurang?" Tanya sang Papa khawatir Sabrina melupakan sesuatu.
Sabrina tampak berfikir sejenak berfikir apa yang ia butuhkan.
Sepertinya sih sudah lengkap semua.
"Emm udah lengkap semua deh kayaknya..." Ucap Sabrin.
"Kok kayaknya?" Ujar Dimas ragu.
"Hehehehe..." gadis itu menyengir.
Dimas yang kala itu sudah memakai pakaian dinas menelisik putri semata wayangnya dengan senyuman manis. "Kalo uang jajan?"
Ngomong-ngomong Papa Sabrina ini adalah seorang Jenderal loh, kerja sampingannya sih merintis karir bisnis properti milik sendiri dan perusahaan milik keluarganya yang merupakan perusahaan pertambangan batu bara, Dimas itu sosok yang ambisius tidak heran kenapa ia bisa menghandle dua profesi padahal jika ditelisik satu saja sangat berat tanggung jawabnya. Kalian bisa bayangkan bukan jika Papa Sabrina itu sesibuk apa?
Dimas ini salah satu manusia terealisasi di dunia ada alasan kenapa ia sangat mati-matian bekerja mengingat anaknya tumbuh semakin dewasa pasti kebutuhan yang ia butuhkan juga akan semakin mahal jadi Dimas harus kerja keras supaya Sabrina bisa hidup berkecukupan ia tak mau putrinya merasa kekurangan dalam hal apapun.
