Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebutin biskuit favorit kamu Me : Oreo (tapi krimnya dibuang)
Lagu yang kamu sering dengerin belakang ini Me : Fatal Trouble - Enhypen
Jam berapa kamu baca part ini
•••
"Mau kemana dek?" Tanya Dimas.
Dimas yang kala itu tengah cuti dari tugasnya dan sedang membaca koran di ruang santai dekat tangga melirik anaknya yang baru turun dari lift memakai tas selempang kecil berwarna biru. Seakan sudah hafal kalau Sabrina membawa tas kecil miliknya pasti gadis itu akan pergi keluar.
Sabrina menoleh."Mau jajan." Ia menjawab.
"Udah malem, Dek." Ujar Dimas.
"Ih kan di depan aja jajannya di warung Kang Ajay rame kok suka banyak yang nongkrong tuh temennya Bang Herald juga ada."
"Makanan di kulkas kan banyak, apa masih kurang?" Tanya Dimas sambil melipat korannya.
"Adek mau beli seblak di warungnya Kang Ajay." Balas Sabrina.
"Bisa minta bikinin ke bibi." Ucap Dimas kukuh.
Sabrina merenggut pelan papa nya ini memang terkadang sangat over protective terhadap dirinya, ya walaupun ia juga menyadari bahwa larangan tersebut demi kebaikan dirinya juga akan tetapi kan Sabrina benar-benar ingin jajan seblak karena tergiur oleh chat Ryu barusan.
"Dianter Pak Ujang boleh?" Anak itu tetap berusaha.
Dimas berdiri menghampiri Sabrina lalu mengusap surai gadis tersebut lembut. "Yaudah boleh bilang Mama dulu ya, dan ya kesempatan adek makan kaya gituan udah abis awas kalo ketauan jajan di pinggiran begitu lagi."
Mama = nenek.
"Iya Papa tapi gak janji." Ujar Sabrina sambil tertawa kecil.
"Heh!" Tegur Dimas.
"Hahaha bercanda ih."
Gadis itu langsung tersenyum cerah ketika melihat punggung sang ayah kini mulai menjauh.
"Mau kemana?" Tanya Sabrina ke arah Dimas.
Dimas menoleh. "Ke dapur mau bikin kopi. Mau ikut? Katanya mau beli seblak."
"Ohhh enggak hehehe." Cengir Sabrina.
Dimas tersenyum tipis, "Jangan lebih dari jam sembilan dek."
Sabrina mengangguk patuh walaupun Dimas tidak melihatnya.
"Iya Pah, kalau gitu Adek keluar ya dadah!!" Pamit Sabrina.
Dengan riang Sabrina melangkah keluar rumahnya yang besar sambil mengetikkan sesuatu pada sang mama yang kini tengah berada di kamarnya.
