-𝙖 𝙘𝙖𝙨𝙚

192 29 3
                                    













Good people can do bad things,
Bad people can do good things,
It’s not what we have the potential
to do that matters but what we actually do.
[@fotheeccentric on telegram]










Sakusa menatap sinis pada gadis dihadapannya, berpikir bahwa gadis itu cukup peka terhadap keadaan sekitar, tapi nihil gadis itu sama sekali tidak sadar dengan keberadaannya.

Helaan napas keluar dari Sakusa, pria berbadan tegap itu melangkahkan kakinya mendekati sang gadis yang fokus terhadap kanvas dan kuas yang dipenuhi cat.

"Sampai kapan ini berakhir?" Tanya Sakusa datar, terdengar nada malas pada ucapannya. Dengan segera gadis itu berbalik, lalu tersenyum manis, ia memberhentikan kegiatan melukisnya, berdiri dari kursinya lalu menyeret Sakusa dengan lembut ke sudut ruangan yang dipenuhi lukisan karyanya.

"Omi, menurutmu apa yang paling indah dari melukis?" Gadis itu menatap Sakusa lamat

"Dapat menuangkan segala emosi yang terpendam lewat gambar" Sakusa menjawab dengan raut datarnya

"Uh oh, kau tahu dari mana?" Sang gadis menatap heran

"Kau selalu mengulang pertanyaan itu saat kita memulai obrolan" helaan nafas terdengar dari hidung sang tuan

"Ahahah maaf ya, aku terobsesi pada seni lukis"

"Ya tak apa"

"Ngomong-ngomong ada apa? Tumben kau mau datang ke studioku, biasanya kau memaksaku untuk keluar dan berbincang di kafetaria depan"

"Sesuatu yang buruk menimpa teman se-tim ku, yah ini memang aneh kau tahu aku tidak pernah perduli terhadap orang lain, tapi kali ini menyangkut tim ku, kau tahukan akhir-akhir ini permainan kami sedikit buruk" jelasnya sedikit panjang.

"Hem?”

"dia salah satu tiang penyongsong di tim kami yang kuat dan akhir-akhir ini fokusnya seperti terbagi dua, dia hanya cerita bahwa dia sedikit syok karena menemukan mayat yang merupakan tetangga sebelah rumahnya"

"Hmmm begitu yaa, jadi setelah kejadian itu menimpa dirinya, Hinata jadi berubah?"

"Heh? Darimana kau tahu namanya Hinata?"

"Hanya menebak?"

"Jangan bercanda, aku sedang serius" Sakusa mendengus sebal

"Ahahah lagi pula kapan kau bercanda? Hidupmu itu terlalu datar dan tidak menantang Omi"

"Itu lebih baik, daripada seseorang yang hidupnya seperti jurang"

Sakusa melenggang pergi keluar studio, gadis tadi hanya terdiam sambil tesenyum tulus kemudian beranjak dari sofa dan kembali mengerjakan pekerjaan hariannya-melukis.

"Semoga aku menemukanmu di dasar jurang itu Omi" gumam sang gadis sambil mengoles cat merah pada kanvas.







tbc

Arcade | Sakusa KiyoomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang