2. Adisty Ayu

16.3K 101 9
                                    

HAPPY READING
***

Pagi-pagi sekali Adzka sudah tiba disekolah. Bukan tanpa alasan ia datang lebih cepat dari yang lainnya, ia cukup sadar diri dengan jabatannya sebagai ketua OSIS yang harus memberi contoh pada yang lainnya, ditambah juga hari ini adalah hari Senin dan tentunya pengurus OSIS harus datang lebih pagi untuk menyiapkan keperluan upacara.

Meskipun kelakuannya diluar sekolah terlalu bar-bar, tapi ketika ia masuk kearea sekolah sifat nakalnya itu tidak akan ia bawa.

Adzka melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya, pukul tujuh kurang lima belas menit. Suasana sekolah juga sudah mulai ramai, banyak anak yang sudah tiba, terlihat beberapa anak cowo yang sudah nangkring di depan kelas.

"Gladi yuk, sekali lagi," intruksi Adzka.

***

Sementara di tempat lain, seorang gadis manis terlelap di balik selimut tebalnya, sinar matahari pagi yang menerobos celah gorden tidak mengusik tidurnya sama sekali.

Tok tok tok

"Non, bangun udah siang," teriak wanita yang umurnya sudah lebih dari setengah abad. Ia adalah Bi Mina, asisten rumah tangga sekaligus pengasuh Adisty, yang sudah dianggap keluarga.

Merasa tidak ada sahutan dari dalam, Bi Mina memutuskan untuk masuk, menghela nafas berat saat melihat Adisty yang masih nyaman dalam tidurnya.

"Non, bangun. Udah siang nanti telat sekolahnya."

"Eungg, nanti bi. Disty masih pusing," keluh Adisty.

"Tapi, udah siang Non, nanti telat lagi," ucap Bi Mina sabar.

Dengan terpaksa Adisty bangkit, menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang.

"Shh shit," umpatnya saat merasakan pusing sekaligus sakit pada bagian intinya.

"Kenapa, Non?" tanya Bi Mina khawatir. Adisty hanya menggeleng. Setelah memastikan Adisty bangun, Bi Mina segera keluar dan melanjutkan pekerjaannya yang lain.

Dengan tertatih, Adisty mulai melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ia merutuki Julian-kekasihnya. Lihat saja, akibat ulah Julian, ia kesulitan berjalan sekarang.

Guyuran air dingin mulai membasahi tubuh, membuat rasa pusing akibat alkohol sedikit menghilang. Semalam, Adisty pergi ke club bersama Julian dan seperti biasa, mereka akan berakhir di ranjang dan menghabiskan waktu malam dengan bercinta. Setelah pagi datang, Julian baru akan mengantarkannya pulang.

Setelah dirasa cukup, Adisty keluar kamar hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya dan segera bersiap.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empat puluh lima menit, tapi Adisty masih melahap sarapannya. Hari Senin adalah hari yang paling ia benci, selain harus mengikuti upacara, juga jam pertama pelajarannya adalah Matematika. Bayangkan saja, kepala sudah di jemur oleh sinar matahari, masuk kelas harus berkutat dengan pelajaran yang tidak lepas dari kata rumus. Bisa-bisa otaknya yang tidak seberapa itu langsung hangus.

Jujur saja, Adisty bukan termasuk golongan siswa pintar dan berprestadi di sekolah. Tapi, itu tidak membuat kepopulerannya meredup. Bahkan ia lebih populer daripada siswa-siswa berprestasi yang sudah menyumbangkan banyak piala. Hal itu terjadi karena, ia termasuk salah satu murid yang memiliki paras ayu, ditambah lagi body nya ah, jauh dibandingkan anak-anak seusianya, dijuluki sebagai bad girl menambah namanya semakin populer di SMA CAKRAWALA.

Sstelah menghabiskan suapa terakhir dan meminum segelas susu, Adisty segera meraih kunci mobilnya. Dengan santai ia melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota yang selalu dipadati kendaraan.

Adisty memarkirkan mobilnya di salah satu lahan kosong yang tidak jauh dari sekolahnya. Bukan tanpa alasan ia menyimpan mobil kesayangannya di tempat yang panas. Sebenarnya bisa saja ia membawa mobilnya itu kesekolah, ya seandainya gerbang belum di tutup. Tapi, untuk sekarang itu sangat mustahil terjadi, jam saja sudah menunjukkan pukul serengah delapan dan pastinya gerbang sudah tertutup serapat mungkin.

Dengan gontai Adisty melangkah, melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Bagian intinya masih sedikit terasa sakit, tapi ia bisa menahannya.

Benar dugaannya, gerbang sudah tertutup, tapi hal itu tidak membuatnya panik, tentu saja karena ia tahu jalan rahasia agar bisa masuk sekolah tanpa melewati gerbang.

Adisty membuka perlahan pintu yang terbuat dari seng, melirik keadaan sekitar dan setelah dirasa aman, ia segera masuk dengan mengendap-endap.

"Percuma lo ngendap-endap, gue udah liat." suara seseorang mengagetkan Adisty, ia mengedarkan pandangannya kesekitar tapi tidak ada orang lain selain dirinya.

"Gue disini kalo lo nyari." Adzka keluar dari tempat persembunyiaanya, menatap malas pada siswa yang merangkap sebagai musuhnya itu. Lihat saja penampilannya tidak seperti pelajar malah terkesan seperti..... Sudahlah lupakan.

"Ikut gue!" perintah Adzka.

Dengan kesal, Adisty mengikuti langkah Adzka. Sumpah serapah sudah ia keluarkan untuk pria sialah yang selalu mengusik hidupnya dengan embel-embel menjalankan tugas sebagai ketua OSIS.

Adzka membuka pintu ruang OSIS, Adisty menarik nafas lega saat tidak ada siapapun didalam ruangan itu, ia akan sangat malu jika anggota OSIS yang lain melihatnya terlambat dan dimarahi Adzka.

Adzka membuka pintu ruangan yang dikhususkan untuknya, ruangan itu masih berada didalam ruang OSIS.

"Duduk!" perintah Adzka. Lagi, dengan kesal Adisty menurut.

"Lo gapunya rok lagi?"

Adisty menatap rok nya, apa yang salah dengan roknya? Roknya masih terlihat bagus.

"Rok lo itu, lebih pantes dipake sama anak SD, lo mau pamer body hah? Tanya Adzka sarkas.

Merasa mendapat ide, Adisty tersenyum miring, ia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Adzka yang bersandar pada meja kebesarannya.

"Kenapa hmmm? Lo tertarik?" tanya Adisty berusaha menggoda Adzka.

Adzka memalingkan wajahnya saat Adisty dengan sengaja menarik rok nya lebih atas.

"Cih, najis. Gue gasuka barang bekas!" sarkas Adzka sambil menatap remeh Adisty.

"Sialan lo!" maki Adisty yang langsung menyambar tasnya dan pergi dari ruangan pengap itu.

Wajahnya memerah, menahan marah dan kesal. Bagaimana bisa seorang Adisty Ayu di tolak mentah-mentah apalagi orang yang menolaknya adalah Adzka Juniar, sungguh ia ingin sekali mencolok mata Adzka. Bagaimana bisa ia tidak tertarik pada Adisty disaat hampir semua lelaki berlomba-lomba untuk mendekatinya. Bahkan, sebagian dari mereka secara terang-terangan mengajaknya tidur.

Brukk

"Awhhh. KALO JALAN LIAT-LIAT DONG!" teriak Adisty, membuat beberapa siswa yang ada dikelas mengintip dari balik jendela.

"LO TUH YANG JALANNYA GAK LIAT-LIAT!" balas gadis yang baru saja di tabrak Adisty.

"Ohh, lo murid baru ya?" tanya Adisty remeh.

"Kenapa emangnya?"

"Pantes aja, lo pasti gak tau siapa gue kan?" tanya Adisty angkuh.

"Gue gak perlu tahu siapa lo, toh itu gak penting," ucap gadis itu lalu pergi meninggalkan Adisty.

"ARGGH!" Adisty menendang tong sampah didekatnya. Sungguh sial paginya hari ini. Sudah ditolak Adzka secara mentah-mentah, dipermalukan oleh siswa baru pula. Tunggu saja pembalasannya!

..................................................................................................................................

HAII!!! MASIH ADA KAH YANG BACA CERITA INI? MOHON MAAF KARENA 2 MINGGU KEMARIN TIDAK UP😂

The Naughty Young Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang