02

1 0 0
                                    

"A-aww!" Pekik Hitam.

"Kamu punya masalah apa sih Ra?" Protes Hitam sambil mengusap tangan kanan nya yang terkena cubit. Pelakunya tak lain adalah Nara.

"Gemas, kamu ini jadi orang terlalu percaya diri." Ucap nara dengan nada geregetan.

"Ha?" Hitam mengerutkan dahi nya.

"Dasar bodoh, sudah tahu lemah masih saja menyelamatkan orang lain," putih berada di pihak nara sekarang.

gadis usil itu mengubit lengan Hitam lagi.

"Aw! Berhenti Nara! Itu menyakitkan." Hitam kembali mengusap lengan nya.

hitam menekuk wajah nya, terlihat seperti ikan blob. jelek sekali.

"aku hanya tak suka ada perundungan," ucap Hitam dengan pelan.

 dua manusia lain yang ada di ruangan itu mendengar nya, tapi mereka terdiam saja. tidak membalas. hening beberapa saat. nara melihat ke arah putih, ia sedang membaca sesuatu.

"ada apa?" putih tiba-tiba menoleh ke arahnya.

ia terkejut lalu membuang pandangan ke arah lain. "tidak ada" jawab Nara.

putih bangkit menaruh bacaan nya di atas rak kecil di ruang tamu ini. ia melangkah ke arah pintu, dan nara masih memperhatikan nya.

dia berhenti, berbalik arah "aku ada sedikit urusan di perpustakaan, mau ikut?" tanya nya.

nara lantas bangkit dari duduk. "ikut~"

"hei apa-apaan kalian!" seru Hitam tanda protes. "aku sedang terluka begini kalian mau meninggalkanku?" sungguh saat ini wajah nya sangat imut tapi menyebalkan. ekspresi kesal yang memang dia sedang kesal, dengan beberapa lembam di wajah nya, aku ingin mencubit pipinya.

nara yang hendak keluar, seketika berada di depan Hitam. ia cubit pipi nya karena kegemasan yang tak bisa di tahan.

"AAAAaaa nara! lepaskan! ini menyakitkan!" jeritan Hitam menggelegar.

"tidak bisa, kamu sangat imut~"

Putih be like: "oh shit! here we go again" (emot lelah)

wkwwkwkwk

"nara, kamu mau ikut tidak?" sungguh, Putih sudah lelah dengan tingkah mereka.

"aku ikut."

"baiklah ayo!"

"tapi ini menggemaskan."

"aaaaaaa..... naraaaaaa" Hitam mulai merengek.

"sekarang makin menggemaskan." nara sibuk memainkan wajah Hitam yang lembam itu.

Putih menghela nafas. "baiklah," Putih menggendong Nara seperti mengangkat sebuah karung gandum.

"kau dirumah saja, hitam." ucapan Putih diangguki Hitam. "ayo Nara, nanti aku terlambat bertemu temanku."

"gemas..." tangan nara masih merentang ke arah Hitam.

lalu kedua nya menghilang di balik pintu.

gemes gemes, iya gemes gue yang tersiksa. (emot takut) -Hitam.

kwkwkwkwk

_ _

diperjalanan, Putih masih menggendong nara. awalnya mereka menjadi pusat perhatian orang orang yang melintas di jalan. tapi mereka seperti memaklumi kelakuan si kembar dan nara yang unik itu. hihihi dasar bocah.

"mau sampai kapan aku di angkat seperti karung?" tanya Nara sambil mengayun ayunkan lengan nya. ia bosan.

"hingga kita sampai di perpustakaan." jawab Putih santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang