penjelasan

182 90 8
                                    


Wait ... wait ... wait.

Saya tahu saya akan mendapat banyak kecaman atas opini saya yang berorientasi menyudutkan Tuhan. Tetapi saya sedang tidak mempersekusi Tuhan dengan segala tuduhan untuk kalian percayai dan Imani. Saya hanya sedang menguliti kebebasan pada diri saya sendiri, melisankan kegilaan yang ada di nalar saya dengan memposisikan diri saya sebagai seseorang yang diberikan pesakitan sebagai seseorang bukan yang satu dan yang lainnya. Saya sedang tidak memprovokasi dan mengajak; saya hanya sedang merumuskan kejujuran dari nalar terdalam yang kadang-kadang tak pernah dikorek-korek sedemikian rupa. Tetapi, saya memilih untuk tidak membatasi pemikiran saya.

Toh, saya sudah kenyang dipersekusi sebagai kafir, gila, atheis, jalang, dan bahkan pezinah. Tetapi yang musti kita pahami adalah bagaimana kita mengambil konklusi dari cerpen yang barusan kalian baca. Terserah kalian mau menafsirkan bagaimana; yang perlu saya tekankan adalah value pada tiap-tiap orang adalah berbeda. Yang salah adalah memaksakan value kepada seseorang.

Saya tidak sedang mengajak dan memaksakan. Saya hanya melisankan kejujuran terhadap realita mengenai gender. Pun saya kerap mendapati interseksionalitas yang merugikan untuk diri saya sendiri. Pada kenyataannya, saya sedang melisankan bagaimana kita untuk tak mempersahlakan Tuhan atas kelemahan kita di atas muka bumi. Bumi adalah zat yang rimba. Maka kita perlu menjadi liar untuk bertahan dari absurditas dengan rasionalitas.






Untuk kamu jiwa-jiwa kuat yang bertahan, selamat.

Pasung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang