03

5.3K 997 259
                                    

Jungkook total membeku di tempat nya berpijak, bahkan sampai calon suaminya itu keluar dari ruangan, dirinya masih saja menampakkan wajah bodoh hingga suara berisik terdengar memenuhi ruangan.

"Jungkook Jungkook!" derap langkah ribut mendekat.

"Kok bisa kenal sama CEO? Kalian dekat?"

Menarik napasnya dalam-dalam, pria bermata bulat nan bergigi kelinci tersebut duduk di kursi nya. Menatap satu-persatu teman yang sekarang sibuk mengerubungi dengan wajah kepo nya.

"Iya, kenal." balas yang ditanya ala kadar.

Dia tidak mau bicara gamblang jika CEO Kim itu adalah calon suaminya. Bisa-bisa semakin heboh dan akan di bombardir pertanyaan oleh banyak karyawan disini lalu menyulitkan dirinya sendiri.

Biar saja orang-orang tahu seiring berjalannya waktu.

"Teman?" ujar salah satu karyawati begitu penasaran kemudian melanjutkan;

"Tapi kenapa kamu panggil dia mas? Pasti sudah akrab ya?"

"Balik kerja aja, tuh lihat pak Jaesung udah mau balik kesini. Niat di marahin?" celetuk Yugyeom pada akhir nya yang jengah mendengar ocehan para karyawati disana.

Mereka yang merasa terusir pun mendengus, namun menurut saja daripada harus berhadapan dengan ketua divisi yang jahil nan menyebalkan itu.

Bisa-bisa mereka diberi kerjaan dua kali lipat dan berakhir mendekam dikantor sampai malam.

Pada akhirnya Jungkook bisa bernapas lega, namun lagi-lagi memikirkan ucapan Taehyung tadi. Ia masih belum seberani itu untuk bertemu dengan calon suaminya berduaan saja, malu.

"Haruskah?"

••

Sampai 15 menit waktu istirahat berlalu, Jungkook masih diam di kursinya. Tidak berniat untuk bangkit dan melangkah keluar dari bilik kerja nya. Mengabaikan soal calon suami nya yang mungkin sekarang tengah menunggu di ruangan nya.

Menggerakkan kedua tungkai kesana kemari sesekali menggigit kecil kuku-kuku nya, ia sedang gugup dan bingung; antara menemui calon suaminya itu atau berdiam diri disini.

"Apa lebih baik—"

"Kenapa gak keruangan mas?" suara husky nan jantan terdengar di pendengaran.

"Mas sudah nunggu, loh."

Mendongak, Jungkook pun merasa dejavu— perasaan yang sama persis dengan kejadian tadi pagi ketika Taehyung menotice dirinya dihadapan para karyawan. Beda nya, jarak ini begitu dekat. Bahkan mata mereka benar-benar beradu pandang.

"K-kenapa kesini?"

"Kan dibilang, mas udah nunggu dari tadi, sayang."

Detik itu juga, Jungkook merasa pipi nya perlahan memanas hanya karena mendengar nama panggilan tersebut dari calon suaminya, bahkan jantung nya yang berdebar dengan cepat tiba-tiba.

Mama, tolong adek!

"Hey?" si pria manis tersentak kala terasa puncak rambutnya diusap lembut.

"Kenapa malah melamun, hm? Ayo makan siang."

Dan untung nya, ruangan ini kosong melompong karena yang lain nya sudah keluar untuk istirahat. Tersisa dirinya saja yang sedari tadi galau disini, bisa ricuh jika ada yang dengar CEO tampan itu tadi sempat memanggil nya dengan embel sayang.

"I-iya ayo." balas Jungkook sembari mengambil dompet dan ponsel nya lalu berdiri.

"Eh mas?" kemudian tersentak saat tangan nya di genggam lembut oleh Taehyung.

"Kenapa?" alis sang dominan menukik ketika Jungkook melepaskan genggaman.

"Gak nyaman?"

Alasan sebenarnya memang sedikit tidak nyaman. Iya, tidak nyaman karena sentuhan kecil seperti itu saja sudah mampu membuat detak jantung Jungkook semakin berdetak tidak karuan.

"Enggak! Bukan gitu, tapi nanti banyak yang lihat gimana?"

"Ya udah, terus kenapa?" balas Taehyung dengan enteng, lalu kembali meraih tangan Jungkook untuk ia genggam erat.

"Nanti kalau mereka tanya kita ada hubungan apa, gimana?" tanya si pria manis lagi dengan berjalan beriringan.

"Ya tinggal jawab kalau mas calon suami kamu lah. Apa lagi, hm?"

Kali ini Jungkook tidak bisa melawan, ikut mengaitkan jari-jari nya pada milik Taehyung sembari berjalan menunduk. Malu dan takut sekaligus untuk bersitatap dengan karyawan disana bahkan sampai mereka keluar dari lift.

"Jalan itu lihat depan, sayang. Nabrak orang nanti mas gak mau bantu ya?"

"Malu."

"Malu karena mas calon suami kamu?" ucapan yang keluar dari belah bibir Taehyung sontak membuat Jungkook mendongak.

"Ih enggak! Tapi— tuhkan dilihatin!"

Dan benar saja, di depan lobi ternyata cukup ramai karyawan yang berlalu lalang karena memang kantin juga berada tidak jauh dari sana.

Bagi Jungkook ini cukup gila. Kedatangan Taehyung sebagai CEO disini saja sudah menggemparkan, ditambah dengan sang penguasa yang tiba-tiba menggandeng salah satu karyawan seperti nya?

Benar-benar hari yang menakjubkan.

"Mau makan di kantin?"

"Tapi ramai sekali." Jungkook menjawab lirih.

Taehyung sendiri tahu jika calon pengantin nya itu pasti belum siap dengan perlakuan nya yang tiba-tiba ini serta perhatian para karyawan yang kini total berpusat pada kedua nya.

"Yaudah, mau diluar? Adek pengin makan apa, hm?"

Jungkook menggigit bibir bawahnya saat Taehyung membuka pintu kaca tersebut untuk nya, lalu merangkul dengan begitu gentle dan membawa ia keluar menuju mobil.

"Terserah mas aja." balas sang submisif sembari melirik lengan kokoh Taehyung yang kini melingkar apik di pinggang nya.

"Adek sukanya apa?"

"Sup tahu pedas, terus belut laut juga." sang dominan mengangguk lalu membuka pintu mobil untuk calon nya tersebut.

"Mas tau tempat yang jual itu, kita kesana."

••

Jungkook benar-benar terkejut dan takjub dengan sikap calon suami nya. Taehyung itu lembut sekali, tutur kata nya sopan dan halus, meski suaranya berat nan dalam tetapi pria itu pintar sekali mengontrol nya agar terdengar menyenangkan di telinga.

Dan Jungkook menyukai nya, fakta jika ia mungkin akan cepat sekali jatuh pada Taehyung jika terus-terusan mendapat perhatian se-intens ini oleh calon suaminya.

Apa ini memang waktu untuk Jungkook move on dari Eunwoo?

"Adek?"

"Eh iya mas?" terperanjat ketika lengan nya di tepuk ringan oleh Taehyung.

"Kenapa melamun terus?" ucap sang dominan dengan nada lembut.

"Ini makanan nya udah dateng, dimakan nanti dingin."

"Banyak banget?" Jungkook sedikit terkejut saat melihat banyak jenis makanan diatas meja.

"Waktu makan malam kemarin, mas lihat kamu makan nya banyak. Pasti bisa habisin."

"Mas mau ngatain kalau aku rakus, ya?" ucap si manis lalu tidak sadar mendengus kesal.

"Enggak, sayang. Mas malah suka kalau lihat kamu makan banyak." celetuk Taehyung sembari terkekeh ringan.

"Ini, pipi kamu gembul gemesin."

Jungkook memanyunkan bibirnya ketika Taehyung malah sibuk mencubit gemas pipi berisinya, walau tidak di pungkiri kalau pipi nya itu juga ikut memerah malu.

"Jungkook?"

Pemilik nama mendongak begitu pula  dengan Taehyung, menemukan seorang pria tinggi berdiri tepat di seberang meja yang mereka berdua tempati.

"Eunwoo?"


tbc »

Eglaf » Taekook [ PDF ONLY ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang