3.

4 0 0
                                    

Jam 11 malam. Firyal hampir mengompol saat bang Ari belum juga keluar dari kamar mandi, saat dia yang sedang menahan pipisnya, ponsel dari kamarnya berdering. Firyal merutuk dalam hati, mengumpat abangnya yang main ML di dalam kamar mandi sedangkan ia menderita menahan pipis dan dilema antara menunggu atau pergi saja ke kamarnya mengangkat telepon. Opsi kedua diambilnya, ia merapatkan kaki, takut kalau-kalau ia pipis di celana. Ia berlari ke kamar, langsung duduk di kasur, berucap kata halo untuk menyapa nomor tidak dikenal sambil menaikkan alisnya, ia melihat jam, mendengar orang di seberang telepon mengancam.

"Gue Devan, mulai sekarang duduk di sebelah gue. Jangan nolak." Sambungannya dimatikan. Firyal bengong, menatap ponselnya dan berlari ke kamar mandi kemudian

Dengan hidup yang sudah susah, ia merinding dan tidak bisa tidur malam itu. Semalaman ia hanya mencari julukan untuk Devan, berguling-guling, ia menimbang-nimbang, antara si jelek atau si tukang siksa, dan ia lebih suka jika anak cowok itu dipanggil si gila. Ya tepat sekali. Dan Firyal benar-benar terjaga, terbayang, takut kalau-kalau fans cowok itu merundungnya seperti di filem-filem. Pikiran aneh menyerangi otaknya, ia menggigiti kukunya sambil berkhayal jika mereka akan menelanjanginya, membotaki rambutnya, memvideokan hal-hal begitu agar ia tidak menganggu Devan, padahal faktanya bukan begitu. Kemudian Firyal berbalik, keringat dingin mengucur, sampai tiba pagi pun, ia merasa sangat sakit untuk ke sekolah. Wajahnya pucat seperti buah markisa yang belum masak.

.

.

Firyal datang dengan langkahnya yang malas, pikirannya soal hal-hal mengerikan itu berujung menyakiti lambungnya. Saat hati yang gundah gulana itu menemui pintu kelas yang sepi, mata gadis itu membelalak, ia bingung, juga senang. Baim ada di sana. Duduk dengan santai dan penuh senyuman kepada Firyal. Ia santai tapi Firyal benar-benar hilang napas. Gadis itu tersandung. Momen konyol lainnya muncul saat Baim datang membantu, baru sampai depan kelas dan Firyal menghempas Baim, saking groginya.

"N-ggak apa-apa kok." Dia bangun sendiri. Baim menyunggingkan senyum kikuk.

Tangan cowok itu seperti meminta sesuatu.

Firyal berpikir liar, Baim mau malak dia? Pikirannya drop, masa iya jadi tukang palak? sepagi ini? Sepi pula, jangan-jangan.... Firyal celingukan.

"ENGGAK!!" Kata Firyal sambil menyilangkan tangannya menutupi dada.

Baim menjauh, bingung, melirik sekitar, kemudian berbisik. "Hoodie gue, Yal."

Firyal mengejang, dia habis akal untuk nggak malu dan mengelak. Sialnya dia nggak bawa hoodienya. Dan dia katakan itu dengan jujur. Dengan muka menunduk dan ingin terjun ke rawa belakang sekolah. Sumpah, di depan gebetan malu-maluin banget. Mana sempet-sempetnya dia mikir Baim mau mesumin dia.

Dan saat kelas sudah mulai ramai, Baim yang pergi dengan senyuman bikin hati Firyal tentram dan adem. Selanjutnya, Firyal dapat ancaman dari mata anak cewek di kelasnya, tak terkecuali Michelle yang dari sudut matanya bilang, "Gila ya demi cowok gue ditinggal."

Firyal sedang duduk di samping Devan.

Samping Devan.

Ulang, ulang.

SAMPING COWOK GANTENG!

Mereka tidak bicara, Firyal gemetaran sepanjang pelajaran, selain menanyakan tugas, obrolan mereka cuma sepanjang hehe dari Firyal yang terjebak dalam situasi aneh juga menakutkan. Lebih-lebih dari sekadar dikurung dalam kamar karena dilarang nonton konser band lokal yang nggak terkenal. Firyal putus asa.

Balik lagi di keadaan aneh yang hanya memancarkan tatapan mata dari Devan dan tundukan serta kesibukan Firyal dengan catatannya. Mereka tidak membuat tugas bersama, Devan membayar sepupunya untuk itu, cowok itu hanya menjadikan Firyal tameng yang sangat bagus untuk Azwa dan yang lainnya. Di lain sisi, hidup Firyal berubah drastis, dari yang tenang jadi penuh tantangan. Sialnya, itu juga menyangkut hidup atau mati. Lebay? Bodo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang