4.0

251 29 3
                                    


"Hyung, kau membawa kendaraan?" tanya Sungchan di depan SuperNeo.

Ia dan Shotaro telah selesai berbelanja.

"Tidak" Shotaro terdiam beberapa saat, "Aku berangkat bersama sepupuku, ia sedang pergi ke butik di ujung jalan"

"Hyung ingin aku antar ke sana?"

Shotaro menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu Sungchan-ah, pasti sebentar lagi ia menjemputku"

"Kalau begitu, Hyung menunggunya sembari duduk saja" Sungchan meraih pundak yang lebih tua, menuntunnya untuk duduk di bangku depan swalayan.

"Terima kasih Sungchan-ah, kau baik sekali" Shotaro berterima kasih, ia bersyukur mengenal Jung Sungchan. Anak muda yang baik dan tampan.

"Sama-sama Hyung" Sungchan tersenyum, "Kalau begitu, aku pulang dulu ya Hyung"

"Iya, cepat sana pulang. Jangan membuat Ibumu menunggu lama" Shotaro melambaikan tangannya ceria.

Sungchan meringis, ia ragu untuk meninggalkan Shotaro seorang diri. Apakah tidak apa-apa meninggalkan seorang asing? Bagaimana kalau Shotaro bertemu penipu lalu dibodoh-bodoh, diculik, dan dimutilasi?

Sungchan bergidik ngeri akan pemikirannya sendiri. Memejamkan mata, menarik napas perlahan, dan membuangnya keras.

"Tidak Hyung, aku akan menemanimu sampai kau dijemput"

Shotaro memiringkan kepalanya, bingung. Sungchan kan disuruh Ibunya membeli bahan masakan, pasti Ibunya di rumah sedang menunggu bahan-bahan itu untuk diolah bukan?

"Kau pulang saja Sungchan-ah. Kasihan Ibu yang menunggu di rumah"

Sungchan duduk di sebelah Shotaro, "Hyung yakin aku tinggal sendiri?"

Shotaro tersenyum tipis, "Aku tak masalah menunggu sendiri. Mengapa risau sekali, Sungchan-ah?"

Sungchan terdiam, ia terhenyak dengan pertanyaan pemuda disampingnya.

Menepuk kepala yang lebih muda, mengelusnya perlahan, "Pulang Sungchan-ah, Ibumu menunggu di rumah", dan tersenyum lembut meyakinkan.

Sungchan menatap mata Shotaro kemudian ia bangkit dan berpamitan pulang.
"Baiklah, aku pulang. Kalau terjadi sesuatu, cepat hubungi kantor polisi atau aku. Paham, Hyung?"

Shotaro tertawa kecil, merasa geli dengan perhatian Sungchan. Ah, apakah semua orang Korea begitu perhatian terhadap orang yang baru dikenalnya?

"Hyung jangan tertawa, jawab aku"

"Aku paham, Sungchan-ssi"

🍚💔🍚

Sungchan sudah sampai di rumahnya. Benar kata Shotaro, ada yang menunggunya. Bukan sang Ibu, tetapi kekasihnya. Pening menghantam Sungchan mengingat Jungwoo diajak memasak oleh Ibunya. Setau Sungchan, Jungwoo itu tidak dapat memasak.

Dengan segera Sungchan keluar dari mobil dan memasuki rumahnya. Berjalan sambil bersenandung pelan menuju dapur. Sebelum menuju dapur, Sungchan harus melewati ruang makan terlebih dahulu. Entah mengapa semakin mendekat ke ruang makan, semakin mencekam suasana rumahnya.

Sesampainya di ruang makan, Sungchan bingung. Mengapa Taeyong menatap Jungwoo tajam? Mengapa Jungwoo menundukkan kepalanya? Mengapa Ayahnya terlihat murka? Ia pergi ke swalayan kurang dari satu jam dan keadaan rumahnya sudah berbalik 180 derajat.

"Ekhem" Sungchan berdeham, mencoba menarik perhatian keluarga dan kasihnya.

"Eoh Sungchan-ah, kau sudah pulang?" tanya Jung Eomeoni terkejut.

"Ne, Eomeoni. Ada apa ini? Mengapa–"

"Jung Sungchan" desis Jung Abeoji, matanya masih menatap Jungwoo tajam.

Sungchan menatap Ayahnya bingung. Ayahnya itu jarang marah, tetapi sekarang terpampang jelas kemurkaan dalam wajahnya.

"Y-ya Abeoji"

"Kau tau kekasihmu ini sudah memiliki anak?"

Mata Sungchan membelalak, "Abeoji bertanya apa?"

"Taeyong-ah, jelaskan apa yang kau ketahui kepada kami semua" perintah Jung Abeoji sembari mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Woo-hyung apa maksud Abeoji? Bagaimana mungkin kau memiliki anak disaat kau belum menikah?" Sungchan mendekati Jungwoo, meraih tangan mungil kekasihnya dan menggenggamnya erat.

"Sungchan-ah" panggil Taeyong lirih, "Jungwoo sudah menikah empat tahun yang lalu"

🍚💔🍚

531 words

Hai semua! Buat yang sudah baca sampai chapter ini, aku berterima kasih sekali. Thank you udah sabar nungguin dan masih save buku ini di library kalian😔💗

See you on another chapter!

XOXO,

XOXO,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Say It [SUNGTARO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang