21. Oplosan

42 19 24
                                    

Hola!

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Sore berubah menjadi malam. Sang senja berganti kelam. Dimana bahagia seperti direnggut 'nya' untuk ikut tenggelam.'

-Bintang Nezzia Ocean-

--o0o--

***

Langit POV

Setelah selesai pesta lotisan di depan teras rumah Bintang. Aku dan keluargaku pulang ke rumah. Aku lebih memilih masuk ke kamar.

Ketika langkahku akan memasuki kamar milikku. Sebuah suara menghentikan pergerakan ku.

"Bang, main PS yok!" Ternyata suara tadi adalah milik Anta. Astaga ... Apakah Ia tidak bisa jika tak menggangguku sehari saja?

"Gue capek, mau tidur." Ucapku dengan ketus.

"Capek ngapain, Bang?" Raut wajahnya membuat ku sangat jengkel. Aku hanya mendengus kesal.

"Gue tadi kan habis jatuh." Terangku. Dan aku lihat wajahnya menampakan raut terkejut.

"Pffttt ... Lo jatuh?"

Anta tertawa dengan keras setelah mendengarkan penjelasan ku. Memang dasar, adik yang kurang ajar.

"Nggak usah ketawa!" Aku menatapnya dengan tajam.

"Lah, lo udah besar kok bisa sampai jatuh, sih?" Tanyanya tanpa menghentikan tawa kerasnya.

"Ck ... Gara-gara Bintang lempar sandal ke muka gue! Jadinya gue jatuh, karena kaget."

"Sandal? Buset, ngakak bener. HAHAHA..." Tawanya malah semakin pecah. Ah, terserah dia saja. Lebih baik aku masuk ke kamar.

Sepertinya Anta menyadari bahwa aku ingin masuk ke dalam kamar pun seketika menghentikan tawanya. Dan ikut melangkahkan kakinya ke dalam kamarku.

"Bang, ayolah," Ia masih berusaha membujukku.

Astaga ... Apa Ia tidak tau, kalau aku ingin tidur karena merasakan badan ku yang sakit semua setelah jatuh tadi.

"Males, Cil!" Aku mulai merebahkan badan ku di atas ranjang. Ah ... Nikmat sekali kalau rebahan.

Disaat aku sedang merasakan enaknya tiduran. Bocah satu itu tidak berhenti untuk menggangguku.

"Apaan, sih?" Ucapku dengan jengkel.

"Ayok main!"

"Main sendiri sana, atau ngajak Ayah gitu,"

"Ayah di ruang kerja nya lagi pacaran sama berkas-berkas." Cibirnya pada Ayah.

"Ya udah. Lo ikut pacaran aja sama buku matematika. Siapa tau lo bisa pinter, iya kan?" Ejek ku.

BiLang Story (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang