23. Terungkap

47 20 39
                                    

Hai, semua!

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

'Pagi merupakan satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Pagi merupakan satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi. Artinya, setiap malam bagiku adalah malam yang panjang, gerakan tubuh yang resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan.'

-Bintang Nezzia Ocean-

--o0o--

***
Bintang POV

Setelah pulang dari rumah Langit, aku memilih untuk duduk di depan balkon kamar milikku.

"Huft...," helaan napas kasar keluar dari bibirku.

Selalu saja setiap malam, perasaan sepi itu datang lagi padaku. Rasa rindu ingin bertemu dengan mereka membuatku sering merasa gelisah.

Aku benar-benar rindu dengan mereka. Bukan hanya dia yang butuh perhatian dari Mama dan Papa, aku juga membutuhkan mereka untuk berada di sisiku.

Aku mengambil ponselku dan mencoba menghubungi Mama. Tak berselang lama, panggilanku diangkat olehnya.

"Mama sedang sibuk, lain kali saja bicaranya!" Aku tersenyum kecut, aku bahkan belum menyapanya. Tapi, Mama seolah tidak mau berbicara kepadaku.

"Sebentar saja, Ma. Please...," mohon ku padanya.

"Cepat katakan! Mama harus menjaga Bulan," balasnya. Aku hanya bisa tersenyum miris.

"Apa Mama tidak merindukanku?" tanya ku dengan pelan. Aku memejamkan mataku, aku harus siap dengan segala jawaban yang akan Mama katakan.

"Jangan egois, Bintang! Semua yang Mama lakukan ini demi kesembuhan adikmu, Bulan."

"Lalu, apa yang sudah Mama lakukan untukku?" Bibirku sudah bergetar menahan tangis.

"Kami harus lebih perhatian lagi sama, Bulan. Kami tidak mau penyakit Bulan menjadi lebih parah lagi," ucap seorang pria dengan tegas dan tidak terbantah. Aku yakin, itu pasti suara Papa.

"Tapi, selama ini kalian selalu perhatian sama Bulan!" bantahku. Memang benar, selama ini yang mereka perhatikan hanya Bulan saja.

"Iya, karena adikmu lebih membutuhkan perhatian dari kita dibandingkan denganmu, Bintang." Hatiku rasanya seperti disayat menggunakan pisau yang tajam. Rasanya sakit sekali.

"Bintang juga butuh kalian! Selalu saja Bulan, Bulan, dan Bulan! Aku butuh kalian," tangis ku sudah tidak bisa ku bendung lagi. Ini sangat menyakitkan.

"Bukan Bintang yang egois! Tapi kalian!" tangis ku semakin keras. Air mataku pun telah mengalir deras.

"Hiks...." suara tangis yang tidak bisa aku tahan lagi. Aku benar-benar lelah.

BiLang Story (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang