26

2.2K 364 119
                                    

Jennie menatap sinis pada boss Saeron, dia tidak tau saja apa yang akan terjadi nanti.

Saeron berjalan ke sebuah meja kayu yang sudah usang. Di atas sana ada berbagai senjata tajam.

"Jadi Unnie, kau suka yang mana?" ujarnya tanpa mengalihkan pandangan dari senjata tajam itu.

"Kau gila" ujar Jennie penuh penekanan meskipun suaranya kecil.

Saeron terkekeh lalu mengambil sebuah pisau tajam,"Bagaimana dengan ini? Sangat tajam dan runcing"

Jennie menggeleng, dia menjerit sembari meronta ronta.

"DIAM" Bentak Saeron lalu melemparkan pisaunya pada Jennie.

Jennie tersentak kaget, dirinya menatap takut pada pisau yang berhenti tepat di bawah kakinya.

Saeron mengalihkan pandangannya dari Jennie lalu kembali menatap senjata tajam yang ada di depannya.

"Kau suka yang ini?" tanyanya sembari berjalan ke arah Jennie dengan parang.

Jennie memundurkan kepalanya saat Saeron semakin mendekat dengan benda itu.

Saeron menyeringai lalu mempersiapkan posisinya untuk menebas.

"Kepala atau leher?" tanya Saeron

Jennie tidak menjawab, dia menggeleng keras.

"Baiklah, aku akan pilihkan untukmu. Bagaimana kalau leher saja?" ujar Saeron lalu mulai menebaskan parangnya.




Brakk

"BERHENTI" ujar polisi sembari mencodongkan pistol

"Turunkan senjatamu, kau sudah di kepung" ujarnya lagi

Seron terlihat santai, dia menyuruh penjaga yang ada di sana untuk melawan polisi.

Penjaga tersebut mengangguk lalu berlari ke arah polisi.

Namun baru beberapa langkah dari Saeron, penjaga itu berbalik. Dia membuang parang yang ada di tangan Saerom dan menangkap tangan gadis itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" tanya Saeron panik

"AKU MENYURUHMU UNTUK MENGHAJAR MEREKA BUKAN MENANGKAPKU" teriaknya

Penjaga itu terkekeh lalu membuka maskernya,"Kau kira aku anak buahmu? Saeron-ssi?"

"J-Jaehyun?" kagetnya

"Kau benar benar keterlaluan" ujar Jaehyun dengan tangan yang masih memegang erat tangan Saeron yang terus beronta.

Saeron melirik ke arah sekitar, berusaha berpikir untuk melakukan sesuatu.

Polisi kemudian menghampiri Jaehyun dan mengambil alih Saeron dari Jaehyun.

Mempunyai akal, Saeron kemudian menendang titik sensitif polisi dan hendak kabur dari sana.

Saeron kira dia akan berhasil kabur. Namun, saat dia membuka pintu dia bisa melihat barisan para polisi dan orang berbadan tegap.

"Kau tidak bisa kemana mana Seron-ssi" ujar Jennie sembari memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit.

"Aku tau kau di paksa melakukan ini oleh pria bodoh itu" ujar Jennie sembari melirik boss Saeron yang sudah di borgor dengan polisi di kedua sisinya.

"Tapi aku tidak mengerti kenapa kau mau menurutinya" ujar Jennie lagi

Jennie melirik polisi, memberi kode agar mereka menangkapnya.

"Ternyata menjebakmu jauh lebih mudah dari apa yang aku pikirkan. Kau sangat amatir Saeron"

"Ku harap kau bisa berubah setelah hukumanmu" ujar Jennie

Para polisi kemudian membawa Saeron dan bossnya ke dalam mobil dan pergi ke kantor polisi.

Sedangkan beberapa bodyguard masih berada di sekitar sana untuk berjaga jaga.

Jennie kembali masuk ke tempat dia diikat. Dia mengambil ponselnya yang terjatuh lalu tersenyum lega karna rekaman suaranya tidak berhenti.

"Jennie-yya, kau tidak apa apa?" ujar Jeahyun panik sembari memutar tubuh Jennie

Jennie tersenyum,"Aku tidak apa apa, tenanglah"

"Apa tanganmu sakit? Kakimu bagaimana? Apa ada yang luka?" tanya Jaehyun bertubi tubi

Jennie menggeleng lalu memegang kedua bahu pria itu agar dia tenang,"Jaehyun aku tidak apa apa"

Jeahyun menatap mata Jennie dalam, begitu pula dengan Jennie yang menatap Jaehyun dengan tatapan teduhnya.

"Dengar, ada sesuatu yang ingin aku katakan. Dan pastikan kau mendengarnya dengan baik karna aku tidak akan mengulangnya" ujar Jennie

Jaehyun menatap Jennie dengan tatapan serius.

"Kau ingat? Waktu itu aku  bilang padamu untuk tidak menyukaiku"

Jaehyun mengangguk kecil.

Jennie tersenyum,"Aku menariknya"

Jaehyun mengerjapkan matanya, Jaehyun ingin mengucapkan sesuatu namun Jennie menyuruhnya untuk diam.

"Diam, aku masih ingin mengatakan hal lain" ujar Jennie lalu mengambil nafas panjang

"Alasan kenapa aku menyuruhmu untuk tidak menyukaiku karna aku belum siap. Aku belum siap kembali di caci maki oleh mereka dan aku masih belum siap untuk kembali menjalin hubungan dengan seseorang"

"Tapi sekarang aku tidak peduli lagi, mau mereka mengataiku apapun aku tidak ingin peduli lagi"

"Ini hidupku dan mereka hanya sekelompok orang yang penuh dengan kebencian"

"Jadi...."

"Silahkan menyukaiku dan aku tidak akan menolakmu" ujar Jennie lalu menunduk karna malu

Jaehyun tersenyum lalu menarik Jennie ke dalan pelukannya. Dia menaruh dagunya di atas kepala Jennie.

Dengan ragu, Jennie kemudian membalas pelukan Jaehyun.

Jaehyun tersenyum semakin lebar saat Jennie membalas pelukannya lalu memeluk Jennie dengan lebih erat lagi.

"Kalau begitu, Jennie-yya"

"Hm?"

"Maukah kau berkencan denganku?"





















"Terimakasih" ujar Jaehyun lalu mengecup kepala Jennie saat merasa gadis itu mengangguk di dalam pelukannya.

"Mulai sekarang kau adalah punyaku" ujar Jaehyun setelah melepaskan pelukannya

Jennie melihat ke arah lain lalu mengangguk kecil.

Jaehyun terkekeh lalu mengacak surai gadis itu.

Jaehyun sedikit menunduk untuk melihat wajah Jennie. Jaehyun tersenyum lalu,

Cup

"Aku mencintaimu"










End.








Untuk QNA nya masih aku tabung pertanyaannya dan bakal aku balas di chap paling akhir.

Nah kan jadi spoiler, ya udahlah.

See you next 💕💕

Btw kalo votenya hari ini bisa 150 aku up lagi hwhwhwh.

Running Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang