count eighteen

203 36 6
                                    

Pesan yang tak pernah kau baca.

Ini adalah sedikit
dari sekian pesan
yang selalu aku
tuliskan dalam buku
yang kusebut hati.

ada kau didalam nya
lalu ada angan masa
depan yang selalu
kita rajut tiap malam
tanpa takut nanti bisa
saja di hancurkan orang.

kau ajari aku sesuatu
tentang cara mengikhlaskan
sesuatu yang menyakiti
tanpa perlu merasa disakiti
sayang, katakan bagaimana
caraku untuk tidak berhenti
jatuh cinta padamu?

Ah, aku meralat. tentu
aku tak ingin melewatkan
sedetik saja waktu 'tuk
mencintai malaikat
dengan wujud manusia
yang aku temukan di kamu.

Sekali lagi, dari jaeraka
teruntuk bunga asternya.









Pagi sekali, Jaeraka bangun untuk merenggangkan tubuhnya. Semalam setelah memastikan Asteralia tidur dengan nyenyak, Jaeraka kembali ke apartemennya untuk mengerjakan sisa tugas desain digital yang diberikan dosennya. Hari pengumpulan masih ada dua hari lagi dan tugasnya selesai lebih cepat. Makanya setelah menggosok gigi Jaeraka segera pergi menyambangi kamar sang kekasih.

Beruntunglah Jaeraka ingat password yang gadis itu gunakan, jadi begitu masuk kedalam, hal pertama yang Jaeraka lakukan adalah membuat teh untuk Asteralia. Diambilnya kantung teh dari kulkas, lalu memanaskan air di teko dan menunggu air mendidih.

Kakinya melangkah menuju kamar sang gadisnya yang sepertinya masih betah berada di balik selimut, di bukanya pintu berwarna putih itu dan berjalan mendekat menuju ranjang yang penuh selimut itu, jelas Jaeraka bisa menemukan Asteralia masih betah bergelung di dalam selimutnya.

"Lia, sayang. Bangun udah siang."

Asteralia menggeliat, lalu membuka satu matanya dan menghirup banyak nafas menemukan Jaeraka yang membangunkannya. Hampir sebulan menjadi kekasih Jaeraka, Asteralia tak lagi malu menunjukkan semua sifatnya. Jaeraka pun begitu.

"Ayo bangun, cuci muka sama gosok gigi dulu, aku bikin teh di dapur," kata Jaeraka membantu Asteralia duduk, aneh badannya sedikit hangat.

"Mhmm, iya ini mau banguuuun."

Kemudian setelah melihat Asteralia berjalan ke kamar mandi, Jaeraka segera kembali kedapur, menunggu air panas dan menyiapkan saringan teh juga gula. Membuat dua gelas teh untuknya dan Asteralia.

Menuangkan air panas ke saringan teh tadi setelah menuangkan satu sendok gula ke gelasnya dan satu setengah sendok gula ke gelas Asteralia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menuangkan air panas ke saringan teh tadi setelah menuangkan satu sendok gula ke gelasnya dan satu setengah sendok gula ke gelas Asteralia. Begitu sari teh telah turun, Jaeraka menuangkan lagi ke gelas satunya. Langkah terakhir tentu saja mengaduk teh tersebut dengan perlahan, membiarkan bulir gula larut dalam air panas yang tadi sudah dia tambahkan air es agar sedikit hangat.

Tidak lama, Asteralia datang dengan wajah yang lebih sehat, meski agak pucat tanpa make up sama sekali.

"Nih, teh nya," kata Jaeraka menyerahkan gelas teh milik Asteralia, membuat gadis itu tersenyum cerah dan mulai meneguk pelan isinya.

Finally Found You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang