count nine

161 38 8
                                    

Soalnya senyum lo bisa bikin jatuh cinta, salah satunya cowok tadi....

...dan gue.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Hari ini Asteralia nervous berat.

Mau tahu kenapa?

Gara-gara Jaeraka.

Tadi pagi cowok itu mengirim pesan padanya, katanya berhubung ini hari minggu dan janji mengenai mengikuti kegiatan masing-masing selama 24 jam masih berlaku, cowok itu mengajak Asteralia mengikuti kegiataannya di hari minggu. Dan kegiatannya yang pertama adalah jogging pagi di taman. Saban subuh Asteralia bahkan sudah bangun karena terlalu berpikiran tentang hari ini, dan sekarang dia jadi tidak bisa fokus jogging.

Jaeraka sendiri sudah berada beberapa langkah di depannya, berlari kecil dengan celana training dan kaos oblong putihnya, bahkan cowok itu cuma memakai sepatu biasa, bukan sepatu olahraga, berjalan pelan sembari meneguk minumannya. Sementara Asteralia yang lumayan totalitas, karena sudah memakai training, kaos dan jaket nya, serta sepatu olahraganya, jadi diam-diam merutuki diri kenapa dia malah keliatan excited.

"Lo udah pernah jogging disini?" tanya Jaeraka ketika Asteralia berhasil menyusul langkahnya.

"Enggak, gue belom lama pindah dan gue lebih suka di apart minum teh sambil makan kue atau baca buku," jawab Asteralia yang kini menendang kecil kerikil di jalan itu.

"Kayak orang ansos," cibir cowok itu, "Tapi nggak papa, sekarang kan ada gue," sambungnya sembari tersenyum pada Asteralia.

Asteralia mencibir meskipun dalam hati sudah ingin berteriak karena demi apapun senyum Jaeraka bikin jantungnya jadi berdetak lebih cepat dari kecepatan normal detakan jantung, "Dih, apa hubungannya coba?" tanya gadis itu dengan nada yang mengejek.

"Ada," Jaeraka mengacak pelan rambut Asteralia, "Nanti gue yang setia bangunin lo buat sekedar jogging di weekend, sama gue terus."

Lalu kemudian cowok itu berlari kecil lagi, meninggalkan Asteralia yang masih membeku karena perlakuannya. Kemudian Asteralia memilih menyusul cowok itu dengan senyuman kecil yang terbit di bibirnya. Mengejar Jaeraka yang kini berlari agak lebih kencang sambil tertawa.

"Iya oke udah lari-larinya," ujar Jaeraka ketika mereka berdua sama-sama lelah, "Udah jam segini, ayo cari sarapan."

"Cari dimana?"

Jaeraka duduk sebentar di pinggir trotoar, "Nanti di belokan depan ada warung nasi uduk, lo suka nasi uduk?" tanya Jaeraka, menatap Asteralia yang kini ikut duduk di sampingnya.

"Lumayan, asal nggak banyak di kasih sambel," jawab gadis itu sembari memijat pelan kakinya, "Gue nggak mau sakit perut."

Jaeraka tertawa, "Iya gue juga masih inget kalau lo nggak bisa makan pedes," lalu cowok itu berdiri dan mengulurkan tangan pada Asteralia, "Ayok, keburu rame."

Asteralia meraih tangan itu untuk berdiri, lalu melepaskan nya. Tidak, Asteralia belum seberani itu untuk menggenggam tangan lelaki dihadapannya. Jadi mereka memilih untuk berjalan lagi menuju warung makan yang Jaeraka maksud, membiarkan hening suara orang berlari, atau suara anak-anak kecil bersepeda memenuhi udara dan terdengar pada telinga mereka sedang keduanya tetap hanyut dalam diam sampai depan warung.

"Nah disini, lauknya bisa milih sendiri dan harganya temen banget," ujar Jaeraka begitu mereka masuk ke warung, memang belum ramai.

"Ehm, kenapa gue nggak pernah tahu tempat ini ya... " gumam Asteralia begitu mereka duduk di bangku yang tersedia. Jaeraka yang melihat hal itu jadi terkekeh sendiri.

Finally Found You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang