Annie menghembuskan nafasnya,menatap kearah langit biru yang dihiasi oleh gumpalan-gumpalan awan putih seperti permen kapas,berteduh di naungan rindang pohon.Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya lembut,membuat beberapa helaian rambutnya melayang-layang.
Apa itu cinta? itu yang terputar didalam kepala gadis berambut pirang ini,ia tak pernah merasakan cinta.Mengenalnya pun tidak.Setaunya,cinta yang dibilang orang-orang itu dapat membuat kita bodoh dan tuli.Mendengar hal itu,Annie langsung menghindari apa yang namanya cinta.
Namun,disisi lain Annie ingin merasakannya.Ia sering melihat orang yang sedang jatuh cinta atau kasmaran itu selalu bahagia,tertawa dengan satu sama lain,tukar menukar pelukan,jika salah satu pihak terpuruk maka satu pihak yang lain akan menjadi bahu untuk pihak yg satu lagi bersandar,dan siap menjadi raga untuk pihak yang lain berlindung.Bukan kah itu menarik?
Ya,Annie ingin merasakan itu,selama ini ia selalu sendiri,tak ada yang dapat mewarnai kehidupannya yang seperti kertas nihil warna ini,polos dan tak ada setetes tinta sedikitpun.Hatinya kosong melompong seperti langit malam yang tak dihiasi gemintang,gelap,dan semu.
Netra Annie tak lepas dari cakrawala,tiba-tiba saja ada suara yang membuat dirinya tersentak kaget
"p-putri Leonhardt?"ucap lelaki itu dengan terbata-bata,
Annie terdiam,lelaki didepannya ini sama persis dengan lelaki yang ia lihat tempo hari,apalagi dengan model rambutnya
"apa yang kau lakukan disini?"tanya Annie
"maaf,putri.Saya ingin menenangkan diri disini,disini biasanya tempat saya menenangkan diri"
Annie lagi-lagi terdiam,tenggelam dalam tatapan hangat lelaki itu,Annie tak kuasa menahan rasa penasarannya yang ia tahan dr tempo hari.
"siapa namamu?"
"nama saya?"
"tentu saja!"
"Armin.Armin Arlert"
Hening,hanya suara daun yang begesek ditiup angin yang memenuhi keheningan,Armin Arlert nama insan itu.Batinnya,tiba-tiba saja Armin memutar badannya lalu pergi,namun ditahan oleh Annie,
"jangan pergi,"sanggah Annie
Armin mengangkat alisnya,"kenapa?"
Annie menarik nafasnya,jantungnya berdebar.Perlahan ia menundukkan pandangannya,ia dapat merasakan pipinya yang mulai memanas.
"anu...,bisa kah kau menemani ku disini?"
Armin terdiam,rambut pirangnyamelayang-layang ditiup angin.Kata-kata dari Annie sukses membuat lelaki ini bungkam seribu bahasa dengan pipi yang merah merekah,Armin menunduk malu,Annie apalagi.
Tak lama mereka duduk bersandar di batang pohon Apel yang umurnya sudah agak tua itu,mereka seperti anak kecil yang sedang rehat dari agenda bermain,tak ada yang mau berbicara,rasa malu membuat lidah mereka kelu.
"Armin,apa kau tau..apa itu cinta?"tanya Annie tiba-tiba memecahkan keheningan
Armin menoleh ke Anni,menatapnya agak tak percaya,Tuan Putri Leonhardt tak pernah merasakan cinta?,Armin terkekeh pelan,sementara itu Annie heran.
"nona serius tak tau apa itu cinta?",Annie menggeleng.
"Nona,cinta itu ketika nona rela membiarkan perasaan nona menjadi rentan saat bersama dengan dirinya. Nona tahu bahwa banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi jika nona tulus mencintai dan menjalin hubungan dengannya, namun nona tetap melanjutkannya.Pada prinsipnya cinta itu urusan mendidik,tegas seperti cara ayah memarahi nona bermain hujan hingga larut sore,lembut seperti cara ibu menyemangati bahwa angka 6 dalam ujian matematika bukan akhir dari segalanya.Pada prinsipnya,cinta itu masalah mendidik,sejauh mana dirimu membuat orang yang kau cintai membaik,bahkan jika perasaanmu taruhannya"
Annie tertegun,matanya tak lepas dari Armin yang menatap langit,jatuh cinta kepada indahnya langit biru yang dihiasi oleh awan-awan yang bergumpalan dengan pelan bergerak kesana-kemari.
"Apa kau pernah merasakan cinta,Armin?"tanya Annie,Armin menoleh hingga netra mereka tak sengaja bertemu.
Armin menggaruk tengkuk nya yang tak gatal,mengusap wajahnya lalu tersenyum sambil menggeleng kan kepala,
"saya pernah..,namun itu tak terbalaskan"Armin tersenyum menatap Annie lalu mengalihkan pandangannya ke rerumputan,Annie mengangguk pelan.
"bagaimana dengan nona?"
Annie mengalihkan pandangannya ke langit,lalu menggeleng pelan
"tidak, sama sekali tidak pernah"
kini giliran Armin yang menoleh,Annie.Putri dari Raja Leonhardt yang rupanya elok dan menawan tak pernah merasakan cinta?
"semasa hidupmu tak pernah merasakan cinta?"tanya Armin,
Annie mengangguk,
"Armin,hidupku dipenuhi dengan belajar,belajar,belajar.Belajar bagaimana menjadi seorang putri yang baik dan belajar bela diri,Ayah tak pernah mengizinkanku mengenal cinta,dia bilang cinta itu memperburuk diriku"
Armin terdiam lagi,menatap Annie yang sibuk memainkan bunga-bunga kecil yang tak sengaja tumbuh di rumput,berapa helai rambutnya berterbangan,
"Tapi..,meskipun begitu,aku tak bisa menahan rasa ingin tahu tentang Cinta,aku ingin merasakannya"
Annie menoleh ke Armin,memandang mata biru milik Armin,Armin dapat merasakan ada rasa penasaran yang besar di tatapan mata itu,Armin tau.Annie ingin sekali merasakan cinta.Hainya kosong,semu,ia ingin ada Arunika dihatinya,
"Armin,kau mau mengajariku bagaimana rasanya mencintai?"
***
"Jean,bagaimana caranya mengajari orang cara mencintai?"
Jean hampir tersedak,dilihatnya Armin dengan tatapan kagte,tak pernah ia mendengar Armin bertanya tentang hal seperti ini ke Jean.Ini pertama kali.Armin mengayun-ayunkan kakinya
"tumben sekali kau bertanya hal ini kepadaku,Armin"
Armin tersenyum,"aku hanya penasaran,Jean"
Jean menyipitkan matanya,menatap Armin tak percaya.Pasti ada apa-apa,batinnya.Jean segera mengemaskan alat makannya,lalu meladeni Armin
"seperti ini,Armin"ucapnya sambil membenarkan posisi duduknya,"buat orang itu mencintaimu"
"maksudmu?"
"buat orang itu mencintai dirimu.Maka dengan itu dia bisa belajar mencintai,jadikan dirimu sebagai objek untuk dia belajar,buat dia lebih baik.Jatuh cinta lah seperti hujan jatuh ke bumi,jatuh yang menumbuhkan"
Jean seperti Mario Teguh dibuatnya,Armin mengangguk paham.Membuat putri Leonhardt mencintai dirinya?Ah,itu tak mungkin.Kasta mereka beda jauh,Armin tak yakin bisa membuat Putri Raja jatuh hati padanya.
"apa bisa?"
"maksudmu?"
"apa bisa membuat dia jatuh hati padaku?"
Jean mengernyitkan dahi"siapa wanita yang kau maksud,boi? "
"Tuan Putri Leonhardt"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika [AruAni]
Teen Fiction" Apa yang akan nona lakukan jika saya pergi dari dunia ini?" tanya Armin sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana nya, netra nya tak lepas dari lautan biru, Angin laut yang kencang bertiup menerpa wajahnya. Annie menoleh sekilas ke Armin...