5

131 21 1
                                    


Suster cantik itu namanya Sheila ternyata. Kalau kata Starla, suster Sheila mirip tupai. Gigi kelincinya tidak pantas dinamakan gigi kelinci. Lebih cocok dinamai gigi tupai. Benar-benar selalu membuat Starla terkagum setiap melihatnya.

"Kak Cela, kok ada sih manusia yang mirip tupai?" begitu tanyanya kepada Ascla yang menanggapinya dengan tawa. Starla ini ada-ada saja.

Menu sarapan Starla pagi ini nasi dan sup makaroni. Saat ini, nasi dan sup makaroni itu sudah ludes dimakannya. Pagi ini, tubuhnya terasa lebih baik dari hari sebelumnya. Padahal tadi malam ia menangis sampai terlara-lara seolah dirinya sudah dipukul gajah. Tangis yang baru berhenti setelah setengah jam kemudian, setelah dibujuk Ascla dengan dongeng Princess Belle.

"Starla, Kak Cela pergi dulu ya. Kak Cela mau ke minimarket. Kamu mau nitip apa?"

"Ala ga boleh ikut, kak?"

"Yeu, mana boleh kamu ikut. Kamu kan belom sembuh"

Starla mendengus kesal. "Ih, kapan sih Starla sembuhnya"

"Yah, mana kakak tau. Makanya kamu makan yang banyak, minum yang banyak juga, makan obatnya yang bener biar cepet sembuh"

Ascla meranggitkan tali tas kecilnya di bahu kanan.

"Jadi, Starla mau nitip apa?"

"Ga ada kak. Kakak jangan lama-lama ya tapi"

Ascla tersenyum. "Semoga aja gak lama ya".

"Aku pergi dulu ya. Nanti kalo ada om-om lagi kayak kemaren, pencet aja tombol ini biar suster dateng, oke?"

"Oke, hati-hati kak"

Kaki Ascla melangkah mantap keluar kamar menuju minimarket yang tak jauh dari rumah sakit. Tidak bisa juga dikatakan 'tidak jauh' sih, lebih tepatnya sangat dekat. Soalnya, minimarket itu berada tepat di samping rumah sakit. Dengan waktu tempuh tujuh menit juga sudah sampai.

"Asha?"

"Ashaa!"

Merasa sedikit familiar dengan suara sang penyeru, Ascla menolehkan kepalanya, celingak-celinguk memastikan apakah benar ada yang memanggilnya. Pasalnya, yang biasa memanggilnya Ascla dengan sebutan 'Asha' hanya teman kuliahnya. Maka bisa jadi panggilan ini bukanlah ditujukan untuknya. Hanya kebetulan saja.

"Ashaa?? Eh, Ascla Natasha bukan sih??"

"YA AMPUN DEVAAN?"

"Sumpah Sha, udah lama banget ga ketemu lo"

"Ih sama banget. Lo ngapain di sini? Ada yang sakit?"

"Iya nih bokap gua sakit. Biasa, maag lagi"

"Wah, masih rajin maag nih si papi"

"Dia nya yang bandel an*ir. Mana ada kata pantangan di hidup dia. Trobos semuaa"

Ascla terkekeh. "Selagi punya kesempatan mah, trobos lah, Van"

"Eh, lo mau kemana ini?"

"Gua mau ke minimarket sih"

"Ih pas banget gua juga mau ke minimarket"

Devan membuka pintu minimarket dan mempersilahkan Ascla untuk masuk lebih dulu.

"Thank you"

"My pleasure"

"Siapa yang sakit Sha?"

Aduh. Bagaimana ya jawabnya.

"Eumm itu"
"Adek gua yang sakit"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pittura del DestinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang