✎4.Who?

4 2 2
                                    


"Lo cuman milik gue, Anna Putri Alexander." Ucap orang itu seraya meremat setir.

🍃💐🎻💐🍃


Pagi....

Anna terbangun pukul 9 pagi, karena semalam dia tidur terlalu larut.
Bagaimana tidak larut, dia terus-terus memikirkan kejadian yang tadi mala terjadi dengan dia dan pria berdarah Korea-Amerika itu, siapa lagi kalau bukan William.
Dia kembali teringat kejadian tadi malam saat William mengantarnya pulang, alhasil membuat pipinya bersemu merah.

FlashbackOn.

Kini William sudah mengantarkan Anna sampai di depan rumahnya.
Selama perjalanan, mereka hanya saling diam karena canggung.
Saat Anna ingin membuka seatbelt-nya, dia terlihat kesusahan.
William yang melihat hal itu, lantas langsung membantu membukanya.
"Sini gue bukain, susah amat." Ucap William santai.
Ternyata jarak mereka sangat dekat, bahkan jika Anna bergerak sedikit saja, hidung mereka akan bersentuhan.
Saat seatbelt-nya sudah terlepas, William masih enggan menjauhkan wajahnya, dia terlihat terus memandangi wajah Anna, begitupun sebaliknya.

Ternyata dia bisa secantik ini. Batin William seraya terus beradu pandangan dengan Anna.
Sedetik kemudian, mata William memandang bibir tipis dan mungil milik Anna.
Entah keberanian darimana, William memiringkan kepalanya dan mencium bibir mungil itu, hanya menempel, tidak ada nafsu apapun.
Sang empu, hanya terdiam tidak membalas apapun dan malah memejamkan matanya.
Beberapa menit sudah mereka saling menempelkan bibir itu, William lantas menjauhkan kepalanya, dan kembali beradu pandang dengan Anna.
Anna yang sadar jika seatbelt-nya sudah terlepas, seketika wajahnya memerah, semerah tomat.
"G - gue masuk duluan!" Ucap Anna terbata seraya keluar dari mobil, menutupnya kembali dan langsung berlari masuk ke rumahnya.
William hanya mengerjapkan beberapa kali, berusaha menetralisir detak jantungnya dan sedikit tersenyum kecil.
William lantas melajukan kembali mobilnya, di jalan William mengusap bibirnya yang baru saja dengan lancang mencium Anna.
"Manis." Gumamnya pelan seraya tersenyum kecil.

Beberapa jam kemudian..
di sisi lain, Anna terus saja salah tingkah dan seperti gelisah mengingat kejadian tadi.
Jujur itu pertama kalinya ada laki-laki yang dengan lancang menciumnya, dan bahkan kencan tadi juga merupakan yang pertama untuknya.

"Agh! Sial! Gue jadi gak bisa tidur!" Umpatnya bergumam.
padahal jam sudah menunjukkan pukul 02.30 dini hari, tapi dia belum juga tertidur walaupun sudah berusaha.
Akhirnya dia dapat terlelap saat jam sudah menunjukkan pukul 2.50 dini hari.

FlashbackOff

Anna terus-terusan memukul pelan kepalanya sendiri.
Kenapa dia bisa membiarkan laki-laki yang dulu merupakan musuh sekolahnya menciumnya?
Oh! Apakah seorang Anna, sudah mulai merasakan jatuh cinta?
Anna menggelengkan kepala beberapa kali dan lebih memilih untuk segera mandi untuk menepiskan ingatan tadi malam.


----------------------------

Angga kini sedang sibuk berkutik dengan laptop di ruangannya.
Dia mengurus berkas-berkas yang di berika sekretaris ayahnya.
"Sekalian berlatih menjadi calon CEO." begitulah kira-kira yang dikatakan Ayahnya.
Angga membenarkan letak kacamatanya dan sedikit memijit pelipisnya saat dia sudah selesai mengurus bekas-berkas tadi.

Drtt..drt..

Handphonenya bergetar menandakan pesan masuk dari Whatssapp-nya
Dia pun melepas kacamata dan membuka pesan itu.

Love or Hate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang