✎1.Awal Mula

23 4 2
                                    

Anna Putri Alexander, merupakan gadis pintar dan sangat menyukai piano dan biola yang menempati kelas XI di salah satu sekolah favorit di Jakarta, gadis ini terkenal bertampang dingin namun, sebenarnya ramah, karena kecantikan dan talentanya itu, banyak pria yang menaruh hati padanya, dan selalu berusaha mendapat hatinya, tapi mereka selalu berakhir di tolak.

Park Stev William, pria blasteran Korea-Amerika, merupakan murid baru yang menempati kelas XII di sekolah yang sama seperti Anna.
William memiliki paras yang tampan, karena itu, hanya dalam kurun waktu 2 hari, banyak gadis-gadis memuja dan jatuh hati padanya.Tapi! Hal itu sepertinya tidak berlaku untuk Anna.

Disaat yang lain terlihat memuja dan berusaha mendapatkan perhatian dari William, Anna justru mengabaikan William dan terkadang malah mengeluarkan omongan pedasnya untuk gadis-gadis yang gila mengejar William.

Bagaimana bisa mereka bermusuhan?
Semua berawal saat Anna tidak sengaja menyenggol William dan menumpahkan minuman ke baju William, hal itu membuat William geram dan memarahi Anna.
"Woy! Lo kalau jalan liat-liat dong! Baju gue jadi basah gegara lo!" Sedangkan yang dimarahi, hanya memasang wajah datar dan terlihat malas meladeni pria di hadapannya ini.
"Oh sorry, gue gak liat." Ucapnya santai dan malah melenggang pergi meninggalkan William yang menahan emosi, saat William ingin menghampiri Anna yang pergi, dia keburu di tahan Alex teman sebangkunya.
"Udah Wil, gak ada gunanya ngelawan dia, lo mau di bilang banci karena ngelawan cewe?" Tanya Alex seraya menahan badan William dengan tangannya.
William yang mendengar pertanyaan konyol dari mulut temannya itu, langsung menatap kesal Alex.
"Are you kidding me bruh? Ya kagak lah." Jawab William dengan kesal.
Sedangkan Alex hanya tertawa geli melihat William.
Akhirnya William memilih kembali kekelas untuk mengambil baju dan menggantinya di kamar mandi, beberapa saat kemudian, William keluar dari kamar mandi seraya menyeringai tipis.

Gue balas lo, Anna!. Batinnya seraya menyeringai tipis dan berjalan santai ke ruang musik.

................................

Jam menunjukan pukul 14.00 atau jam 02.00 siang, dan seluruh pelajaran akhirnya berakhir, dan para siswa(i) berbondong-bondong untuk pulang.
Tapi tidak untuk Anna, setiap jam pulang sekolah dia pasti menyempatkan diri untuk ke ruang musik untuk bermain dengan biola kesayangannya, dia akan melantunkan suara-suara musik yang indah dari biola itu.
Tapi berbeda dengan hari ini, karena setelah berada di ruangan musik, Anna justru menangis tanpa suara melihat, seraya memeluk erat biola kesayangannya itu.
Hatinya tersayat saat melihat Biola kesayangnya itu rusak, bukan masalah harga biola itu, Ayahnya mampu membelikan berapapun biola untuknya, tapi itu bukan hanya biola kesayangan, tapi sangat berharga, biola itu adalah pemberian mendiang kakeknya dulu.
Beliau adalah pengrajin Biola, beliau membuat biola khusus sebagai hadiah ulang tahun Anna yang ke-15.
Bahkan biola itu di ukir khusus, dan terdapat ukiran namanya disana, tapi siapa sangka..
Sekarang biola itu sudah hancur, senarnya putus, dan bagian atasnya sudah rusak, sepertinya sudah tidak bisa di perbaiki lagi.
Anna hanya duduk termenung memandang biola rusaknya ini, tanpa dia sadari ada sepasang mata yang memandang dari jauh.
Siapa lagi kalau bukan si pelaku pengrusakan, yaitu William.
William terdiam melihat reaksi Anna yang justru berbeda jauh dari yang dia fikirkan.
Padahal dia berfikir bahwa Anna hanya akan marah-marah biasa kepada William karena sudah merusak biolanya, tapi yang dia lihat adalah, Anna yang justru merasa sangat terpukul dengan biolanya.
Karena tidak ingin terlalu memikirkan dan ketahuan, William memutuskan pulang.

Disisi lain....

Anna masih saja memandang biolanya itu.Tiba-tiba saja dia beranjak dari kursinya dan berjalan ke ruang CCTV dengan langkah memendam amarah.
Oh william yang bodoh! apakah dia lupa kalau ruang musik memiliki CCTV? Bodoh.
Saat sampai di ruang CCTV, Anna langsung memeriksa seluruh rekaman yang ada di Ruang musik, lalu dia menyeringai tipis.

Love or Hate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang