✎2.Pertemuan lagi-!

9 3 0
                                    

💐🎻🍃🎻💐

Anna menutup pintu dan menguncinya rapat.
Perjodohan?! Ck! Yang benar saja. Gerutu Anna dalam hati.
Anna mendarat bokongnya di pinggir ranjang.

Tok!Tok!Tok!....

"Siapa?!" Tanya Anna menyahut ketukan seraya sedikit berteriak agar terdengar.

"Anna, Mama ingin bicara." Jawab Rahayu dari balik pintu.
Anna hanya bisa menghela nafas kasar.
"Masuk saja!" Ucap Anna mengizinkan.
Rahayu masuk dan duduk di samping Anna.
Rahayu tersenyum simpul dan mengusap kepala Anna dengan lembut, Anna merasa nyaman dengan usapan rahayu sampai-sampai Anna memejamkan matanya.
"Anna, Mama tau kamu tidak suka di jodohkan, tapi apa salahnya mencoba?" Tanya Rahayu dengan suara lembut
"ah Mama~ kenapa harus perjodohan sih??? Aku punya jodoh sendiri Ma." Protes Anna yang terdengar seperti rengekkan seraya membuka mata.
Rahayu sedikit tertawa melihat rengekkan putri satu-satunya itu.
"Hey, kau tau? Dulu Mama dan Papamu juga di jodohkan." Ucap Rahayu di selingi kekehan kecil.
"ah~ mama!! Tapikan itu mama sama papa, bukan Anna!" Ucap Anna melayangkan kembali protesnya seraya mengerucutkan bibirnya sebal.
Rahayu kembali tertawa renyah, dan mengusak rambut Anna dengan sayang.
"Dulu mama juga tidak suka dengan papamu yang menyebalkan itu, tapi akhirnya mama mencoba menerima saat sudah melihat semua perjuangan dia." Papar Rahayu menjelaskan seraya tersenyum.
"Cobalah dulu sayang, dan pikirlah kembali, ok?" Ucap Rahayu seraya mencium puncak kepala Anna dan keluar dari kamar meninggalkan Anna yang masih terlihat cemberut.
"Ck!" Anna menghela nafas kasar dan merebahkan badannya menatap langit-langit kamar.

Drtt...
Do your thang~ do your thang~ with me now~

Anna menengok ke ponselnya yang berdering menandakan ada panggilan masuk, Anna pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya, ah~ ternyata itu dari Jessi dan segera Anna mengangkatnya.

"Halo." Sapa Anna memulai pembicaraan.

"Ah Anna!!!!! Yok kita ketemu!!!!" Ucap Jessi yang terdengar seperti berteriak, Anna hanya bisa sedikit menjauhkan ponselnya untuk menghindari teriakan Jessi.

"Woy! Bisakah jangan berteriak?! Telinga gue sakit dengernya!" Protes Anna, sedangkan yang dilayangkan protes hanya tertawa tidak berdosa.

Emang harus sabar punya temen setres kek gini. Batin Anna yang jengkel dengan teriakan Jessi

"Ah baiklah! Mau ketemu dimana?" Tanya Anna dengan nada terdengar datar.

"Eum~ bertemu di cafe deket rumah lo aja, jam 3 sore ye! Awas telat, gue lempar pake tepung." Ucap Jessi dari seberang telepon di selingi candaan.

"Iya iya bawel lo! Gak mau tau, pokoknya lo yang traktir, bye!." Ucap Anna mengakhiri, dan mematikan panggilan secara sepihak, dia yakin pasti Jessi sedang mengumpat kesal disana.

Anna melihat jam yang menunjukkan pukul 13.00, dan menghela nafas.

Masih ada satu jam untukku bersantai. Batin Anna seraya bangun dan duduk di pinggir ranjang.

Kemudian Anna memilih beranjak dari ranjang dan mengambil biola di tas khusus, kemudian Anna memposisikan biola itu di pundaknya dan mulai mengalunkan biola itu.
Anna terlihat memejamkan mata menghayati setiap nada yang dia alunkan, tanpa dia sadari airmatanya mengalir, Anna kembali teringat disaat mendiang kakeknya memberikan hadiah sebuah biola dengan ukiran khusus, kemudian Anna juga teringat dimana biola-nya dirusak karena pria sialan di sekolahnya dulu, alias si Park William.
Anna menghela nafas, dan mengakhiri alunan biola-nya. Andaikan pria itu tidak merusak biola kesayangannya, mungkin sampai sekarang Anna masih menjaga dengan baik biola itu, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, dan Biola itu sudah lama, terkadang dia sudah memaafkan William, tapi terkadang dia kembali merasa kesal jika mengingat tentang itu lagi.
Anna meletakan kembali biola tadi dia mainkan dan menghapus airmatanya yang tadi keluar.
Anna memang sosok yang memiliki rasa emosional yang tinggi, Anna mudah tersentuh dengan alunan-alunan musik yang menurutnya membekas di hati walaupun alunan itu berasal dari alunan biola-nya sendiri.
Waktu menunjukan pukul 13.50, Anna kemudian mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.
Dia menyalakan keran air dan mengisi bathup-nya dengan air hangat, Anna lalu menuangkan sabun ber-aroma strawberry yang terkesan lembut, kemudian Anna masuk dan merendamkan tubuhnya di bathup.
Sekitar 15 menit berlalu sudah Anna berendam, akhirnya dia mengakhiri acara berendamnya dan segera menyelesaikan acara mandinya.
Anna keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang dibalut handuk, dia menuju ke lemari dan mengambil celana jeans dan kemeja berwarna putih dan hitam yang bisa diikat di bagian pinggangnya sehingga menampilkan perut ratanya.
Tubuhnya yang tidak kurus dan tidak terlalu gemuk, kulit putih, terlihat pas memakai baju apapun.
Anna hanya memakai riasan tipis, dan menguncir rambutnya gaya ponytail, di kemudian mengambil tas-nya dan bergegas keluar rumah setelah sebelumnya berpamitan dengan Rahayu.
Dia jalan ke pinggir jalan dan memberhentikan taksi yang lewat, dan dia naik untuk menuju ke cafe tempat dia dan Jessi janji bertemu.

Love or Hate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang