MLG 4; bertemu dengan Kun

154 32 9
                                    

Mark melamun. Ia terus memikirkan keadaan Yangyang yang sangat tidak baik-baik saja tadi. Ia memang sudah memberikan peringatan keras untuk Donghyuck agar tak menganggu adek kelasnya tersebut. Namun, tetap saja, Mark tak bisa semudah itu mempercayai Donghyuck.

"Hyung harap kau baik-baik saja ya." gumamnya pelan. Kemudian menghidupkan mobil yang ditumpanginya dan melesat pergi menuju rumahnya.

👻My Lovely Ghost👻

Kepala Yangyang teramat pening. Baru saja ia dipanggil untuk menghadap wali kelasnya yang lagi lagi membicarakan tentang tagihan biaya sekolah yang belum dibayar. Nominalnya teramat banyak. Menyentuh angka 2 juta won.

Yangyang memang bersekolah menggunakan jalur beasiswa. Namun, tentu saja beasiswa tersebut tak cukup untuk mencakup semuanya. Beberapa hal memang tetap harus dibayar. Tak bisa seratus persen gratis.

Selembar kertas yang berada di tangannya itu Yangyang lihat dengan tatapan kosong. Selembar kertas yang bertuliskan rincian-rincian tagihan, beserta totalnya pula.

Surai coklat gelapnya itu ia acak asal. Pening. Sangat pening. 2 juta won bukanlah uang yang sedikit. Nominal itu bahkan bisa Yangyang gunakan untuk membeli sepeda baru mungkin? Agar ia tak perlu menaiki bus setiap hari. Ataupun untuk hal lainnya.

Nafasnya ia hembuskan kasar. Ia kemudian berjalan untuk kembali ke kelasnya. Setelah pulang sekolah nanti, Yangyang harus mencari pekerjaan part time untuk membantunya supaya cepat melunasi tagihan tersebut.

👻My Lovely Ghost👻

Kun mondar-mandir. Dirinya sibuk mencari bocah yang dimaksudkan oleh sang malaikat. Iya, Kun diberikan seorang untuk bisa membantunya. Seseorang yang memang terlahir dengan keistimewaaannya.

Malaikat tersebut juga memberikan Kun clue jikalau anak tersebut masih duduk dibangku menengah atas. Tepatnya di Seoul International School. Yang artinya anak ini bukan berasal dari keluarga yang sembarangan. Karena hampir semua yang bersekolah disini ialah keturunan sendok emas.

Kun menunggu di depan gerbang utama. Menunggu sosok bocah yang mempunyai aura berbeda dengan yang lainnya.

Saat sudah memasuki jam pulang, mata Kun tak bisa berhenti untuk mengabsen setiap murid. Hingga ada sebuah cahaya yang berbeda diantara lainnya.

Iya, itu orangnya!

Pemuda manis dengan ransel penuh yang ia bawa di punggungnya. Nampak jelas berbeda karena ia sibuk berjalan sendiri, sedangkan yang lain berjalan bersama teman dekatnya. Rautnya nampak murung, berbeda dengan teman sebayanya yang asik tertawa karena perbincangan random dengan kawan di sebelahnya.

Kun dengan cepat mengikuti langkah kecil pemuda yang berada tak jauh dari posisinya itu. Mengendap-endap seperti penguntit yang ada pada film-film yang biasa ia tonton ketika masih hidup dahulu.

Melihatnya memasuki salah satu kafe setelah melihat sebuah tulisan yang berada pada kaca kafe tersebut yang Kun tak tau namun membuat senyum yang teramat manis itu mengembang.

Setelah Yangyang memasuki kafe tersebut, Kun melangkahkan kakinya untuk melihat selembar kertas yang tertempel pada kaca besar kafe itu.

"Dicari pegawai part time?" gumamnya sembari membaca untaian huruf didepannya itu.

"Bukankah dia termasuk keturunan sendok emas? Oh, apa ini kafe milik kedua orang tuanya? Ya, pasti begitu. Tidak mungkin dia akan bekerja secara part time disini." Kun membuat spekulasi sendiri dan menjawabnya sendiri. Seperti itu terus hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kafe tersebut dengan cara menembus pintu kaca yang berada di depannya itu.

Spekulasi yang sedari tadi sibuk ia buat dan jawab sendiri kini runtuh tak bersisa ketika melihat Yangyang dengan masih mengenakan seragam di tubuhnya itu sibuk membersihkan lantai dengan metode mengepel. Alih-alih bertemu dengan seorang murid dengan bodyguard disebelahnya, Kun justru bertemu dengan sosok yang ntah terasa membuat hatinya linu.

Melihat bocah yang seharusnya sibuk nongkrong dan bersenang-senang dengan teman-temannya itu kini justru mengorbankan egonya untuk bekerja secara part time di kafe ini. Kun benar-benar tidak tega.

Lama Kun melamun, hingga tak sadar jika Yangyang yang tengah mengepel itu menghentikan langkahnya di depan Kun. Yangyang mendongak. Membuat Kun menatap wajah manis itu. Matanya yang berwarna coklat terang itu seolah menghipnotis Kun. Kun terdiam, hingga tak sadar jikalau Yangyang sudah menunduk kembali dan melanjutkan kegiatan mengepel lantainya. Melewatinya begitu saja, menembus tubuh Kun seolah Yangyang tak tau jika Kun berada disitu. Namun Kun teramat yakin, Yangyang telah melihatnya. Kun melihatnya melalui netra Yangyang yang tak sengaja bersibobrok dengan netra miliknya.

Kun tersadar. Ia segera berjalan menuju pojok ruangan. Menunggu bocah manis itu menyelesaikan pekerjaannya.

"Kau ada keperluan denganku atau tidak?" Yangyang bertanya. Hal itu membuat Kun yang terdidur akhirnya terbangun dengan gelagapan.

"Ah, kau berbicara denganku?" Kun menunjuk dirinya sendiri.

Yangyang mengangkat sebelah alisnya, "Kau pikir ada hantu lain yang ada disini? Ya kau lah orangnya!" kesalnya. Yangyang kemudian bersikap acuh, meninggalkan Kun disana.

Kun yang tersadar kemudian mengikuti langkah Yangyang yang keluar dari kafe itu.

Yangyang bebalik, "Cepat katakan apa maumu. Kau tak boleh ikut denganku hingga ke rumah. Atau Jaemin hyung akan memukulmu menggunakan kekuatannya."

"Ish, iya iya. Ohiya, by the way kau tak mengenalku? Tak merasa familiar dengan wajahku?" tanyanya dengan penuh kepercayaan diri yang tinggi.

"Iya, aku mengenalmu. Kau memakai visualisasi sebagai Qian Kun supaya aku bisa membantumu, betul kan? Hh, setan jaman sekarang meresahkan sekali." Kun mengernyitkan dahinya bingung.

"Hah? Maksudnya?" Yangyang merotasikan matanya sebal. "Iya, kau memakai visualisasi Qian Kun agar aku luluh dan membantumu begitu? Mentang-mentang aku ialah fans berat dari Qian Kun, kau bisa seenaknya seperti itu." sendunya.

"Jadi kau mengira aku ini jin yang bisa berubah-ubah bentuk, begitu?" Yangyang mengangguk. Kun tertawa. "Astaga, aku tidak menipumu. Ini aku Qian Kun. Yang kau bilang sebagai idolamu. Hai fansku tersayang." Kun mengedipkan sebelah matanya. Yangyang tak percaya. Ia terus mengacuhkan Kun yang tengah berbicara panjang lebar tentang dirinya sendiri.

"Kau tidak percaya kepadaku?" Yangyang mengangguk. "Lalu apa yang bisa aku lakukan agar kau percaya padaku?"

"Aku akan memberikan sebuah pertanyaan yang hanya akan dijawab oleh Qian Kun seorang." Kun mempersilahkan.

"Penyebab kau mengakhiri hidupmu?" Yangyang bertanya.

"Aku dibunuh. Namun aku tak tau siapakah pelakunya. Pria tinggi itu memakai pakaian serba hitam dan menutup tubuhnya. Aku benar-benar tak sempat untuk melihat wajahnya. Dan ohiya, jikalau aku tahu siapa yang membunuhku, aku tak akan menghampirimu dan mencoba untuk meminta pertolongan kepadamu." Yangyang termenung. Ia terkesiap dengan jawaban yang Kun berikan.

"Kau serius? Bukan hanya ingin menipuku kan?" Yangyang bertanya.

"Iya, aku serius. Dan aku tak mungkin mempermainkanmu." Kun menjawab dengan mantap.

"Jika kau memang Kun-ge, idolaku. Maka aku akan membantumu, ge."

👻My Lovely Ghost👻

Mampet mampet idenya hwhwhw
Maafkan aku yang ngaret bgt updatenya huhuhu😭🙏
Soon, kuusahakan agar tyda ngaret

Tolong berikan dukungan kalian ya! Biar bunny bisa tetap semangat buat ngelanjutin cerita ini ehehehe😚

Terima kasih buat yang udah mampir! Stay happy, stay healthy and sampai jumpa di part berikutnya!!😚💚

My Lovely Ghost ; KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang