part 11- How it can be?

2.6K 200 27
                                    

Hisyam tidak bergerak diatas ranjang putih ruang isolasi, beberapa alat medis dipasang ditubuhnya. Ia tidak sedang pingsan, namun ia membuat dirinya tidur dalam waktu yang panjang. Karena disanalah, didalam tidurnya ia yang berkuasa mengendalikan takdirnya, membangun mimpi indah bersama keluarganya. Aku terisak menatapnya dari depan pintu yang tertutup rapat, celah kaca dipasang pada bagian atas pintu yang memang difungsikan untuk memantau pasien dalam ruangan . sebegitu menyakitkannya kah kenyataan? Hingga ia memilih untuk tetap tinggal di alam mimpinya.

"Mila.."

Aku menoleh pada pak naoval dan menyusut air mataku dengan jemari. Ia menghampiriku dan bergabung denganku mengintip hisyam dari celah kaca.

"Ia tidur hampir satu minggu." Pak naoval bergumam.

"Ia teman terbaik yang aku miliki.." Aku juga berkata seperti gumaman untuk diriku sendiri, tapi sepertinya pak naoval juga mendengarnya.

"Ia juga saudara terbaik yang aku miliki,." Pak naoval berhenti sejenak menarik napas panjang dan melanjutkan "kadang aku merasa sangat bersalah pada mereka, aku merasa punya andil besar dalam insiden itu."

Aku melihat pada pak naoval dengan pandangan bertanya, maksudnya?

"Kami mencintai perempuan yang sama dalam waktu yang sama, akhirnya kami semua terluka dan hisyam kehilangan segalanya."  Ia kembali melihat kearahku.

Larasati kan perempuan itu? Aku bertanya dalam hati.

"Aku dan perempuan itu sudah tunangan, dan ketika hampir mendekati hari pernikahan kami, aku baru mengetahui jika dia dan hisyam saling mencintai, mereka kuliah di tempat yang sama. Kamu bisa membayangkan apa yang aku lakukan selanjutnya?." Ia tertawa kecil namun terdengar sinis dan mengerikan. "Aku menghajar hisyam habis - habisan bisa - bisanya dia mencintai calon istriku, hal itu membuatku hancur. Aku benar - benar tak menginginkan apa-apa lagi setelah itu selain menghancurkan diriku sendiri. bagaimana mungkin dua orang yang paling penting dalam hidupku menghianatiku? aku begitu mencintai mereka berdua." Pak naoval terdiam.

Memang kuakui aku sedikit terkejut dengan apa yang baru saja disampaikan pak naoval padaku. Kekagumanku padanya berkembang kembali. Bagiku ia luar biasa bagaimana ia mampu sembuh dari luka dan kembali mencintai orang - orang yang menghianatinya dengan tulus. Pak naoval, hiks! Kini air mataku tak hanya untuk hisyam tapi juga untuk masa lalu pak naoval.

"Kaluarga kami maksudku keluargaku dan hisyam, mereka mengirim perempuan itu ke australia dengan alasan beasiswa S2 dari perusahaan. Orang tua kami menginginkan agar tidak ada yang terluka. Namun hisyam menyusulnya ke australia." Pak naoval memejamkan matanya mungkin menahan perih didalam hatinya mengingat peristiwa yang begitu menggoreskan luka untuk semua orang. Ingin aku menepuk - nepuk pundaknya dan mengatakan tidak apa - apa, namun yang mampu kulakukan hanya diam mengamati tiap ekspresi darinya yang kadang membuat hatiku nyeri sendiri.

"Ayahnya marah besar dengan apa yang dilakukan hisyam saat itu, hingga keluarganya berangkat ke australia untuk menyeret hisyam pulang. Namun sepertinya ia tahu jika keluarganya akan datang jadi tanpa sepengengetahuan kami hisyam dan perempuan itu telah pergi ke hawai." Lagi - lagi pak naoval terdiam seperti menata hati untuk kembali bercerita luka lama. Aku sendiri entah tak mengerti kini untuk siapa perih di hati yang kurasakan.

"Kedua orangtua dan adiknya mencari mereka ke victoria, saat itu bulan februari dan sedang terjadi kebakaran besar di benua itu tanpa disadari oleh mereka. Dengan kecepatan angin yang sedang kencang kencangnya membuat api membesar tanpa bisa dikendalikan, api menghabiskan apa saja yang dilaluinya dengan cepat termasuk bangunan yang dilewatinya, ribuan pemadam kebakaran dikerahkan dari berbagai negara bagian. saat menyadari mereka dalam bahaya keluarga hisyam mengendarai mobil bermaksud keluar dari marysville namun mobil yang mereka kendarai terjebak kobaran api dan mereka meninggal didalamnya."

Lututku tak lagi bertulang mendengar detail masa lalu mereka. Bahkan kakiku kebas seperti tak lagi menapak bumi, ini benar - benar tragedi, benar - benar mengerikan hanya untuk membayangkan apa yang terjadi berikutnya pada hisyam, aku bisa merasakan betapa hancur hatinya ketika menyadari keegoisannya harus dibayar mahal olehnya dengan penyesalan seumur hidup, sisi hatiku yang lain meneriakkan itu karma, namun akan terlalu kejam jika harus menjustifikasi itu semua dengan sebuah hukuman, karma.

"Aku ikut dalam pencarian jenazah mereka. Melihat bagaimana om dan tante yang selama ini aku anggap orang tua sendiri meninggal seperti itu serta adik perempuan yang selama ini besar dalam pelukanku tak lagi dapat dikenali jenazahnya. Ingin rasanya aku menghabisi mereka berdua." Pak naoval tak lagi mampu menahan air matanya. Hatiku semakin hancur dibuatnya bagiku air mata seorang laki - laki yang ditumpahkan karena orang yang dikasihinya akan lebih berharga dari ribuan butir mutiara, apalagi ini pak naoval. Hiks!

"Tapi semua sakit hati yang aku rasakan hilang seketika ketika melihat bagaimana reaksi hisyam saat mengetahui ia telah kehilangan seluruh keluarganya. Ia tak lagi mempedulikan dirinya ataupun perempuan yang dicintainya, ia menangisi kepergian mereka berhari - hari hingga tak sadarkan diri, saat ia tersadar ia bahkan tidak mengenali kami dan membuat dirinya sendiri merasa buta dan tuli padahal tak terjadi apa - apa pada kedua mata dan telingnya, beberapa bulan kemudian ia mampu sedikit mengendalikan diri namun ia akan pingsan jika melihat api dan foto keluarganya bahkan ia  tak mampu lagi melihat perempuan yang ia cintai karena rasa bersalahnya pada keluarganya. Sampai ia bertemu denganmu aku berpikir ia jatuh cinta padamu mila, tapi ternyata ia berhalusinasi menganggapmu sebagai karmila adiknya..."

Aku terduduk tak mampu lagi berdiri, juga tak mampu lagi menahan isak yang dari tadi telah mendesak. Aku menangis meraung menangisi betapa tragis kisah hidup mereka, itu semua berawal dari cinta yang salah cinta yang berubah jadi nafsu yang mengendalikan ego manusia. Aku berpikir selama ini kisah hidupkulah yang paling fenomenal, kisah hidupku lah yang paling menyedihkan, dan penderitaanku lah yang paling berat, dan aku lah yang paling patut dikasihani di dunia ini, namun ternyata kisah hidup mereka lebih tragis, dan mereka benar - benar sangat kasihan.

"Mila.." Pak naoval mengulurkan tangannya bermaksud menyentuh pundakku namun kemudian ia menariknya kembali, menguringkan niatnya. "...maaf membuatmu menangis".

Aku menggeleng memang bukan aku seharusnya yang menangis tapi dialah yang seharusnya menangis tapi apa boleh buat jangankan mendengarkan kisah tragis dari orang yang berdiri didepanku, melihat drama korea saja akan membuatku menangis seharian.

***

Kami keluar dari rumah sakit bersama - sama. Aku masih sesenggukan karena sisa tangis yang baru saja reda.

"Maaf membuatmu menangis." Pak naoval mengulangi kalimatnya puluhan kali. Aku masih menggeleng tak mampu memberinya jawaban lebih.

"Saya antar pulang yah?" Katanya kemudian setelah berjalan melewati lorong - lorong rumah sakit. Aku kembali menggeleng. "Kamu bikin saya speechless mila, ternyata diammu lebih merepotkan yah daripada ketika kamu lagi cerewet." Ia berusaha menggodaku, memancing tawaku namun tidak berhasil karena kini perhatianku sedang tertuju pada larasati yang sedang berjalan cepat kearah kami dengan derai air mata.

"Naoval..." Ia langsung memeluk pak naoval dam menangis didadanya.

Hah! Aku tertawa sinis melihat adegan drama di hadapanku. Dan aku muak melihat larasati. tanganku terkepal, harus ada yang disalahlan dalam setiap tragedi. Dalam tragedi kak ina, aku yang dibenci.  Dan dalam tragedi mereka ijinkan aku untuk membenci larasati karenanya aku kehilangan sahabat. Karenanya aku tak mampu lagi percaya kebahagian itu bukanlah sesuatu yang abu - abu. hisyam dengan segala candanya, pak naoval dengan senyum ribuan gulanya semua tak lagi nyata diduniaku kini.

Aku melenggang pergi membiarkan pak naoval menenangkan larasati.

"Mila..mila.."

....tak ku hiraukan panggilannya lagi.

.

.

.

TBC

I AM JAMILAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang