part 5 - my beautiful rival

2.9K 218 14
                                    

Happy reading eperybodeh...!!!
Saran dan kritik monggo dilemparkan.

Jangan lupa vomen ya...

Lop u all #kiss atu-atu

*****


Kokok ayam sepertinya telah digantikan harmonisasi suara deru kendaraan bermotor menandakan pagi hari telah tiba.aku berjalan diantara teduhnya pohon palem dari arah parkiran menuju gedung management pratama group. Siluet putih menerobos rimbunnya dedaunan pohon palem, dengan  berwarna putih sutra yang indah seperti selendang yang ujungnya berada dilangit. Alam bawah sadarku menggerakkan tanganku untuk mencoba menyentuh cahaya yang sebenarnya tak bejasad itu, aku tersenyum ketika tanganku mendapatkan udara kosong namun tetap ada seberkas cahaya yang menjadikannya hangat. Sedetik kemudian aku menarik tanganku, bisa bahaya kalau ada orang lain yang melihat kelakuanku bisa di kira aku ini orang gila yang  berusaha  menggenggam cahaya.

Yah, betapa berat manusia menjalani hidup mereka masih harus terus melanjutkan hidup. Terkadang imajinasi adalah salah satu refleksi dari ketidak berdayaan manusia menghadapi takdirnya.

“JAMILAH”

Jantungku hampir melorot mendengar hisyam berteriak tepat didepan corong telingaku.

“dasar gendeng, hampir mati aku karena kelakuanmu..”

Aku memukul lengannya yang terbungkus blous putih lengan panjang. Tapi aku menyesali hal itu, pukulanku tak membuat hisyam meringis kesakitan tapi tanganku sendiri yang nyeri karena memukul lengannya yang berotot keras. Aku memegangi telapak tanganku yang cenat – cenut.

“kenapa tangannya sakit yah?” tanpa rasa berdosa ia bertanya sambil memasang tampang mengejek.

Pak Nouval turun dari mobilnya tepat didepan lobi, Aku berusaha meninggalkan hisyam dengan berjalan cepat dan seperti hampir berlari menuju ke arahnya.

“Jam, tunggu dong..” hisyam masih mengikutiku, kakinya yang panjang mampu melangkah lebar dan menyamakan jarak kami berdua.

“wes toh syam, jangan ngikuti aku terus, capek aku liat tampangmu, kalo ketemu kamu pasti bawaannya musibah mulu..”

“kejam sekali perkataanmu Jam” Hisyam berkata dengan nelangsa.

Tapi seketika aku menghentikan langkahku, hatiku patah – patah, patahnya lebih heboh dari goyangan patah – patah milik anisa bahar demi apa yang kulihat saat ini, pak naoval berputar ke pintu mobil sisi lainnya, seorang perempuan turun dari mobilnya kemudian ia mengikuti pak nouval berjalan masuk kedalam lobi.

Ia berjalan dengan anggun sepatunya menciptakan bunyi yang menandakan bahwa ia sangat mengatur langkah kakinya jarak antara ketukan satu dan yang lainnya begitu seirama. Rambut hitamnya tergerai panjang menutupi punggungnya, bawahan dari bahan sifon yang berwarna coklat terang yang tampak menciptakan gradasi dengan warna kulitnya terlihat anggun terayun mengikuti langkah wanita itu.

“syam itu siapa??” tanpa melihat ke arah hisyam aku bertanya. Lama, tak ada jawaban dan saat aku mencari sosoknya dia telah menghilang. Dasar siluman, sluman slumun aja tuh anak sableng.

Mereka berdua terlihat masuk kedalam gedung. Ada perasaan kecewa merayapi hatiku. Oalah jadi pak nou seleranya seperti itu? itu sebabnya tidak mempan walaupun selama ini aku terbarkan seluruh pesonaku padanya.

Aku berjalan limbung menuju pantry. Bisa aku tebak cuaca sepanjang hari ini kelihatannya akan mendung. Pak Nouvalku tercinta diambil orang. Ya nasib ya nasib mengapa begini? Baru bercinta saja sudah menderita. Aku menyenandungkan lirih Lagu yang  jadi Ost hariku kini.

I AM JAMILAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang