"Kau tidak bilang kalau kau anak Mahasiswa beasiswa" ucap Ella menyambutku.
"Kau tidak bertanya, Ella" jawabku sedikit malu.
"Kau hebat, Cellya" puji Fahrel sambil mengajukan kedua jempol nya.
"Terima kasih, Fahrel"
"Kalau kau murid beasiswa, berarti kau murid pintar, Cellya " seru Ella bersemangat.
"Tidak, aku hanya lagi beruntung." jawabku. Ella menatapku dengan tatapan aneh, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum manis.
Setelah itu acara pun berlanjut hingga selesai. Satu jam kemudian, acara penyambutan mahasiswa baru selesai. Kami semua diperbolehkan pulang. Aku, Ella, dan Farhel bersama-sama berjalan kearah pintu keluar, namun suatu suara menghentikan langkah kami bertiga.
"Tunggu!"
•••••••••
Alexander POV ON
Setelah selesai berpidato pendek, aku kembali duduk di kursi ku sebelumnya. Ku lihat, masih ada beberapa gadis yang menatap ku tanpa rasa malu. Memunculkan perasaan risih dan jijik. Rasanya ingin ku congkel kedua bola mata mereka, batinku.
Suara sang MC kembali terdengar, spontan membuat pandanganku teralihkan ke arah panggung. Untuk memperhatikan rangkaian acara selanjutnya.
"Mari kita sambut siswa penerima beasiswa tahun ini, Gracellya Haidyn." panggil MC dengan nada semangat dan wajah antusias.
Tanpa sadar, mataku mulai berjelajah ke segala penjuru ruang auditorium. Hasilnya nihil, tidak ada seorang pun yang muncul. Sedikit lama menunggu, gadis yang bernama Gracellya itu masih saja belum menampakkan dirinya. Hening, itu gambaran auditorium sekarang.
Aku mengendus dalam hati, buang-buang waktu saja. Benakku kesal.
"Gracellya Haidy, apa orangnya ada? Silahkan maju ke atas panggung." MC kembali berbicara untuk memanggil gadis itu. Suaranya bahkan terdengar bergema di seluruh penjuru ruangan auditorium.
Berselang beberapa detik, gadis yang dimaksud oleh MC itu berdiri. Menuntun semua perhatian terpusat ke arahnya, gadis itu tampak mengenakan balutan blouse putih dan jeans biru muda.
Note: gambaran bajunya ya.
Dengan segera, ia berjalan ke atas panggung kemudian berdiri di sebelah MC. Aku menatap gadis bernama Gracellya dengan lekat, ia pun membalas tatapanku. Pandangan kami saling berpapasan. Namun entah mengapa, gadis itu tiba-tiba saja memutuskan kontak mataku secara sepihak.
Alisku bertaut tajam, perilakunya itu membuatku sedikit kesal. Suatu hal terbersitkan di dalam benakku, hingga sebuah suara membuyarkan semuanya.
"Baiklah kalau begitu, pemberian penghargaannya akan dilakukan oleh Mr. Milton dan juga Mr. Parker, selaku dekan Fakultas The Graduate School Of Arts And Sciences." MC mempersilahkan aku dan Mr. Parker untuk maju. Mr. Parker berjalan mendahului aku, disusul denganku yang mengikuti nya dari belakang.
Aku dan Mr. Parker memberikan penghargaan tersebut kepada Cellya. Gadis itu menjabat tangan Mr. Parker, kemudian beralih ke arahku tanganku.
Telapak tanganku yang besar, menggenggam tangannya yang begitu kecil dan dingin.
"Mungkinkah dia gugup?" Lamunku.Tiba- tiba, sesuatu secepat kilat menghantam hebat kepalaku. Kilasan bagaikan film menyerbu langsung di dalam pikiranku, membuatku tanpa sadar mengernyitkan keningku sejenak. Dengan segera, ku kontrol raut wajah dengan memasang sikap datar.
Setelah selesai memberikan penghargaan kepadanya, aku dan Mr. Parker turun dari panggung dan kembali ke kursi kami masing-masing.
Aku langsung saja bersandar di kursi, lalu memijit pelan pelipisku yang sedikit nyeri. Mr. Parker yang berada di sebelah kursi, tampak mengamati gelagatku kemudian bertanya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEE YOU AGAIN
RomanceDon't Copy My Story! Jangan jadi plagiat! Karena cerita ini murni imajinasiku sendiri jadi aku mohon hargai kerja kerasku untuk membuat cerita ini. - - - - Kamu itu, diibaratkan dengan sebuah tembok menara yang tinggi sekali. Untuk menggapainya saja...