SCB XXIII

956 97 22
                                    

"Baekhyun, Chanyeol ada dirumah sakit. Semalam habis di operasi.

Omongan kak Kai lewat telepon setelah jam pulang sekolah itu masih terngiang jelas di otak gue. Dan karna itu juga gue masih disini menunggui kak Chanyeol sadar sampai malam tiba.

Sedih udah pasti, kesayangan gue lagi sakit dan berjuang melawan penyakitnya sendiri selama ini. Bahkan gue baru tau mengenai penyakitnya yang sangat serius ini.

Tak ada yang mengetahui penyakitnya, karna dia benar benar menyimpan sendiri kesakitannya. Bahkan keluarga nya tak ada satupun yang mengetahui nya. Kak Kai dan kak Hanbin yang cukup deket dengannya pun tak tahu.

Kenapa kak Chanyeol menutupi semuanya? bahkan gue gak tau apapun tentangnya, tentang kehidupan nya yang sebenarnya.

Ingin marah, tapi sadar diri karna gue baru mengenalnya.

hhh

Tatapan gue terus tertuju ke arah kak Chanyeol yang masih belum sadar, genggaman tangan gue terus terpaut dengan usapan lembut di punggung tangannya.

Tak terasa mata gue ngeluarin air mata yang mana ga bisa gue tahan lagi. Isakan lirih gue mulai terdengar di dalam ruangan yang sepi tanpa adanya percakapan. Walaupun didalam ruangan masih ada kak Kai dan kak Hanbin yang ikut jaga disana.

"Sebaiknya lo pulang aja Baek, istirahat di rumah. Besok bisa kesini lagi, dan sekarang biar kita aja yang jaga. "

Kak Kai menepuk pelan bahu gue sebelum menyuruh gue pulang ke rumah. Sedangkan kak Hanbin cuma nganggukin kepalanya mengiyakan ucapan kak Kai.

Dan gue tetep menolaknya dengan ngegeleng keras tanda tak setuju, karna gue mau nanti waktu kak Chanyeol buka matanya yang dia lihat pertama itu gue.

Mereka berdua memang udah berkali kali nyuruh gue buat pulang aja, tapi selalu gue tolak.

Kak Hanbin ngehela nafas pelan sebelum mengeluarkan suaranya, tapi kali ini pasrah sama penolakan gue.

"Ya udah ga papa, tapi lo harus istirahat sekarang karna demi apapun ini udah hampir tengah malam Baekhyun. "

"Istirahat atau pulang sekarang! " lanjut kak Hanbin sebelum gue mendebat.

Pada akhirnya gue menurut dan berjalan mendekati sofa yang ada disana, tapi belom sempat gue berbaring bunyi suara elektrodiagram yang menunjukkan gelombang yang kacau terdengar tidak karuan. Menandakan terjadinya fibrilasi dari kak Chanyeol, hingga suara itu terdengar sampai diluar ruangan.

Deg

Badan gue seketika lemes semua dengernya, dengan cepat kak Hanbin lari keluar manggil dokter dan suster di luar ruangan. Tak lama mereka dateng langsung memeriksa kak Chanyeol.

Gue masih disana melihat semuanya, ditemani kak Kai dan kak Hanbin yang berdiri di sebelah gue dengan menggenggam erat tangan gue.

Air mata gue seketika turun dengan derasnya karna tak bisa lagi menahan genangan yang udah menggunung. Kak Kai mengusap pelan punggung gue buat nenangin, tapi perasaan gue ga bisa berfikir positif lagi disaat keadaan di depan mata yang sangat jauh dari kata baik baik saja.

Salah satu suster memberikan gel ke alat defibrillator itu sebelum sang dokter meletakannya di dada kak Chanyeol. Alat itu membuat kak Chanyeol seperti terkejut yang sangat hingga ikut bergerak naik ke atas.

Gue ngegeleng keras membuang pikiran negatif yang terus melintas, berdoa berharap semuanya baik baik saja dan kembali seperti semula. Tapi lihatlah apa yang terjadi dengan kak Chanyeol saat ini.

Biiiiiibbbbb.........

Bunyi suara panjang itu menandakan berakhirnya perjuangan dari seorang Park Chanyeol. Dokter dan suster menggeleng pelan, lalu mencabut dan membereskan semua alat medis yang tadinya menempel di beberapa bagian tubuh kak Chanyeol.

Gue lari ke arah kak Chanyeol yang sekarang diam di atas brankar, pandangan gue udah memburam karna banyaknya air mata yang terus keluar.

"Maafkan kami, kami sudah berusaha semampu kami. Tapi Tuhan lebih sayang dengan pasien, kami turut berduka untuk keluarga dan kerabat. "

"Enggak Dok, kak Chanyeol baik baik aja. Dia cuma lagi istirahat aja karna capek iya kan? " balas gue dengan lirih.

Sisa air mata gue hapus kasar dan mendekat ke arah kak Chanyeol yang masih diem aja berbaring dengan senyum yang terkembang yang sedikit terlihat di sudut bibirnya.

"Kak Chanyeol capek hm? istirahat dulu aja ya, biar nanti bangun udah seger lagi. "

Usapan lembut terasa di bahu gue, tak lama pelukan dari belakang juga gue terima dari kak Kai dengan bisikan lirih berharap mampu menenangkan gue.

"Chanyeol sekarang udah sehat, udah ga sakit lagi. Kamu ikhlasin ya, jangan sedih begini nanti Chanyeol ikut sedih di atas sana. "

Tak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah kata 'Andai'

Andai semalam gue ga pulang

Andai gue tetep bersikeras buat nginep

Andai gue ga ninggalin kak Chanyeol sendirian

Andai gue.....

Begitu banyak kata 'Andai'  yang terlintas di pikiran gue saat ini, tapi apalah daya kata itu ga bisa keluar dengan lantangnya. Semuanya hanya sebatas kata Andai.

Dan kini penyesalan lah yang datang menghampiri di pikiran gue, penyesalan yang selalu datang terlambat. Penyesalan yang selalu datang di akhir ini bener bener ngebuat gue jatuh didasar yang paling dalam.

"Kak Chanyeol bilang akan terus disamping aku, dia bilang 'tunggu aku datang ke rumah kamu untuk melamarmu' dia bilang 'aku punya tujuan sekarang, dan itu kamu' dia juga bilang 'aku akan terus berusaha untuk aku, untuk dia dan untuk kebahagiaan kita nanti' apa semuanya itu hanya omong kosongnya kak? "

Isakan gue terdengar makin keras di dalam ruangan yang sepi itu, gue memukul pelan dada gue yang udah ga bisa nahan sakitnya di tinggal pergi.

"Kenapa kak? kenapa kak Chanyeol pergi ninggalin aku? kenapa kak Chanyeol jahat banget sama aku? "

Kak Kai dan kak Hanbin ikut menitikkan air matanya denger omongan gue yang terasa menyanyat hati. Kini gue berada di pelukan kak Kai dan kak Hanbin buat nguatin gue yang bahkan udah ga kuat buat berdiri lagi.

"Kamu yang sabar, yang kuat ya, kita akan selalu ada di samping kamu. "

Gue ngegeleng dan ngeberontak di pelukan kak Kai dan kak Hanbin, tapi makin lama tenaga gue udah ga ada lagi, pandangan gue memburam dan berakhir jatuh pingsan di pelukan mereka berdua.







.

.

.


selamat siang

Puasanya masih lancar kan?




Si Culun BYUN (Chanbaek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang