Empat

61 9 5
                                        

Pangeran Min dengan panik berlari menuju sosok itu dan membungkam mulutnya yang masih saja terus berteriak mengatainya maling.


Ih! Masa ganteng-ganteng gini di tuduh maling?!


"Aduuuh! Diam dulu! Aku ini bukan maling." Pangeran Min kwalahan karena pemuda yang dia coba buat diam berontak gila-gilaan.

"Hnnngggg." Sambil mencoba melepaskan diri, si terduga pemilik rumah terus mengeluarkan teriakan-teriakan teredam. Ia menendang ke segala arah sampai akhirnya mengenai lutut Pangeran.

"Akh!"

Pangeran Min jatuh tersungkur memegangi lututnya yang ngilu. Tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, selagi si Pangeran lengah, Jimin segera menyambar sapu di pojokan dan memukuli Pangeran yang ia kira maling tanpa ampun.

"Akh! Aduh! Aww! Hei— b-berenti! Aw! Aw! H-heii!!"

"Mampus kau! Mati kau! Dasar! Maling! Rasain!"

Bunyi bak buk disertai rintihan dan umpatan ramai terdengar di ruangan itu. Jimin dengan geram begitu semangat ingin mematahkan tulang si Pangeran yang tersesat. Sampai akhirnya si korban berteriak lantang.


"H-heiiiiii! AKU BUKAN MALIIIIIING!"




—_—





Di dalam sepetak ruangan yang begitu sunyi, duduklah dua orang berhadapan di atas sofa. Jimin menatap lurus ke arah Yoongi dengan tatapan menyelidik dan tangan terlipat di dada. Sedang Yoongi terduduk lesu dengan tisu menyumpal kedua lubang hidung sementara tangannya mengusap pelan beberapa benjol di kepalanya akibat pukulan sapu maut si tuan rumah.

"Apa tujuanmu membobol rumahku, hm?" akhirnya hening yang khidmat itu terpecah dengan suara cempreng khas Jimin. Yoongi lambat-lambat balas memandangnya.

"Heh! Jaga bicaramu, ya! Aku kan sudah bilang, aku ini seorang Pangeran. Calon Raja. Dan aku juga sudah bilang aku tidak pernah membobol rumahmu. 'Kan kamu yang membawaku ke sini, bodoh!" nada bosan dalam suaranya bahkan tidak repot-repot untuk Yoongi sembunyikan.

Mata Jimin melebar. "Kapan aku pernah mem-"

"Aku kan sudah bilang. Kura-kura itu aku." Suga seenak jidat memotong kata-kata Jimin.

"Terus kamu suruh aku percaya gitu aja? Jaman sekarang mana ada siluman? Kalau cari alasan itu yang masuk akal." Jimin kesal sekali dengan orang asing ini. Apa ia kelihatan sebodoh itu sehingga bisa ditipu mentah-mentah?

"Kalau tidak percaya ya sudah. Sekarang beri aku makan!" kata Yoongi sambil bersandar pada punggung sofa.

"Apa?" Jimin kesal setengah mati. Orang ini benar-benar tidak tahu diri. Sudah kedapatan mau mencuri sekarang minta makan?

"Kan tadi kamu bilang kalau aku cerita semuanya kamu mau beri aku makanan. Aku sudah cerita semuanya. Mana makananku?" dengan tatapan datar Yoongi mengulurkan tangannya ke bawah hidung Jimin, seakan meminta permen.

"Aku suruh kamu mengatakan yang sebenarnya. Bukan cerita konyol soal siluman." Jimin hampir berteriak saking emosinya dengan orang di depannya ini. Muka datarnya itu benar-benar minta di timpuk.

"Aku berkata jujur. Kalau tidak percaya ayo kita periksa kura-kuranya masih ada apa tidak." Yoongi bangkit berdiri dengan hentakan. Kesal juga lama-lama dituduh yang tidak-tidak melulu dari tadi. Mana perutnya sudah sangat lapar.

Jimin menatap sengit punggung Yoongi yang kini menuju ke arah dapur. Orang ini benar-benar gila, pikir Jimin. Merampok rumah orang pakai kostum kerajaan segala. Eh, tapi, tunggu!

Jimin berdiri mengikuti Yoongi. Pandangannya jatuh pada punggung si orang gila, tepatnya pada kostumya yang terdapat sulaman lambang rumit berwarna emas. Ia pernah melihat lambang itu. Tapi dimana?

"Lihat! Tidak ada kan? Aku tadinya kamu taruh disini kan?" Yoongi berbalik menghadap Jimin sambil menunjukkan ember yang kosong tempat ia terperangkap sebelum ini.

Tapi Jimin malah bengong. Pandangannya tidak fokus dan seperti ada di dunia lain. Yoongi jadi takut kalau-kalau Jimin kesurupan.

"Hei! Kamu kenapa?"

Jimin justru memekik tertahan sambil menutup mulutnya yang terbuka. Ia menatap Yoongi seakan tidak percaya, seakan Yoongi makhluk dari dimensi lain. Orang ini kenapa sih?

"Sekarang aku ingat. Kamu..." Jimin menggantung ucapannya dan masih memandang Yoongi dengan cara yang sama. Telunjuknya ragu-ragu mengarah ke wajah Yoongi.

"Apa?"




"Kamu kura-kura itu."




Tbc_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran Kura-kuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang