part 2

48 25 20
                                    


Kali ini Evan sudah berada di dalam jet pribadinya,ditemani dengan james yang masih sibuk dengan tabletnya.
Evan pun masih setiap menikmati kopinya sambil melihat pemandangan awan dari jendela.entahlah sampai sekarang dia belum tau kemana tujuan jetnya ini terbang.

"Ekhemm",dehem James.

Evan pun melihat James yang sekarang telah berdiri di sampingnya dengan menaikan sebelah alisnya.

"Kau harus tanda tanganin beberapa kontrak ini" ucap James sambil memberikan beberapa tumpukan berkas ke Evan.

Evan pun mentandatangani berkas tersebut.tanpa membacanya terlebih dahulu karna ia sudah mempercayakan semuanya ke james.sedangkan James heran dengan bosnya ini,mengapa ia bisa jadi bos padahal ia sangat malas.itu yang dari dulu sampai sekarang menjadi pertanyaan James.

"Kita mau kemana James" ucap Evin yang masih fokus dengan laptop nya

"Kita akan ke Indonesia" ucap James.membuat Evan mengalihkan fokusnya ke James.

"Are you kidding me?" tanya Evan yang menatap James tajam.

"Ayolah van,Lo bisa kok ngilangin semua yang terjadi di masa lalu" ucap James tanpa memperdulikan tatapan tajam bosnya itu.
Mendengar itu Evan pun mencoba untuk kembali fokus ke laptopnya.

James tau Evan masih sangat ingat tentang masa lalunya itu,namun mau bagaimana pun  Evan harus melawan lukanya itu.makanya James tidak memberitahukan Evan kemana Meraka akan terbang.sudah dipastikan jika Evan tau dia akan terbang ke Indonesia dia akan membatalkan pertemuannya.
.
.
.
Karin pun sampai di ibukota Indonesia, Jakarta. Ia pun keluar dari bandara Soekarno Hatta sambil mendorong kopernya.

Karin menghela nafas panjangnya.
"I'm back" gumamnya sambil tersenyum ada perasaan senang dan juga sedih karna dia harus meninggalkan sahabatnya di Amerika,dan senang karna dia kembali ke negara kelahirannya,Indonesia.

Nampak dari jauh seorang supir ayahnya yang telah menunggunya.supir itu pun menghampiri Karin dan membatu mendorong koper milik tuannya itu.karin pun hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih.kemudian dia pun masuk ke dalam mobil tersebut disusul oleh supirnya.

"Gimana kabarnya non?" tanya supirnya yang bernama mamat.karin sudah mengenal supirnya ini dari ia kecil

"Baik kok kang" jawab Karin sambil tersenyum.

"Wahh bagus kalo gitu" sahut kang Mamat lagi.yang hanya dibalas senyuman oleh Karin.

Mobil pun memasuki area rumahnya,tanpa menunggu lama Karin pun turun dari mobilnya dan memasuki rumahnya itu.

Ia mengedarkan penglihatannya,mencari sosok ayah yang sangat ia rindukan.

Sepii,gumamnya.

"Eeh non Karin,dah Sampai" ucap bik Inah.membuat Karin sedikit kaget

"Iya nih bik,"ucapku

"Sok atuh,mau makan non?"tanyanya

"Ntaran aja bik,"jawabku sambil tersenyum.

"Ouh ya bik,papa mana?"tanyaku lagi

"Oh tuan,lagi ada ketemu sama kliennya,"jawab bik Inah.

"Ooo,klo gitu aku ke kamar dulu yan bik,'sahutku sambil tersenyum.

Aku pun melangkah menuju kamarku yang berada di lantai dua.

Ceklek...

Aku membuka pintu kamar ku dan masuk ke dalam.kamar yang masih sama dengan satu tahun lalu sebelum aku pergi ke amerika.aku menghela nafasku dan berbaring di atas kasur yang mungkin merindukan pemiliknya ini.

Nyaman,itu yang kurasakan.tidak ada yang berubah dari inci kamar ini.
Tak lama rasa ngantuk menyerang ku.aku pun memejamkan mata dan tertidur.
.
.
Evan  sampai di indonesia
tanpa menunggu lama,evin pun memasuki rumahnya.

"James,atur pertemuan ku dengan klien itu secepatnya.aku tak mau berlama lama disini"

James pun hanya mengangguk.ia sibuk mengutak-atikan tablet nya untuk mengatur pertemuan bosnya itu.

"Evan,kita akan bertemu dengan nya malam ini"
Yang hanya ia tanggapi dengan anggukan.evan pun pergi ke taman belakang rumahnya,sudah kebiasaannya ketika ia balik ke Indonesia,untuk melihat sesuatu di taman tersebut.ia tidak tertarik dengan taman ini,yang hanya ia jaga adalah rumah pohon yang berada di taman ini.

Tanpa menunggu lama,evan pun langsung naik ke rumah pohon tersebut.ia menghela nafas beratnya dan memandang foto foto yang ia taruh di dalam sana.
Evan pun menghampiri salah satu foto yang ada disana,nampak jelas dirinya sangat bahagia kala itu bersama seorang wanita yang pernah hadir dalam hatinya.

"Hai,kamu apa kabar disana.maaf karna aku belum berani datang ke tempat kamu sekarang.gimana?udah gak sakit lagi kan,semoga kamu bahagia terus tanpa aku," gumam Evan yang berbicara sendiri.

Luka itu kembali menghantuinya,rangkaian masa lalu itu kembali bermunculan di pikirannya.ini sebab nya mengapa ia selalu menolak balik ke Indonesia.orang melihat dirinya  adalah sosok yang kuat, mereka tak tau jika Evan Mempunyai banyak luka dalam hidupnya.membuat dirinya berubah 180°,setelah seorang wanita yang ia cintai pergi dari sisinya.

Trouble in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang