Pergi

9 3 2
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Annora belum juga pulang, Aluna menghela nafasnya kasar, ia sungguh bosan sekarang seharusnya ia tidak menyuruh Annora pergi saja tadi. Aluna memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Saat sampai di dapur iya melihat bibi jia tengah memasak, gadis itu langsung menghampiri wanita paruh baya itu.

"Eh ada apa non? Butuh sesuatu?" Ujarnya saat melihat Aluna

"Nggak kok bi, Aluna cuma pengen liat bibi memasak." Aluna menampilkan senyuman lebarnya dan duduk di kursi. Bibi jia kemudian melanjutkan kegiatan memasaknya.

Aluna memperhatikan bibi jia memasak, wanita paruh baya itu sangat telaten jika mengenai urusan dapur. Beberapa saat kemudian, Aluna yang merasa haus langsung meraih gelas dan mengisinya dengan air. Ia meneguk air itu dengan pelan, hingga tiba tiba suara muncul dari dalam pikirannya

"Aluna anda dimana? Ratu mencari anda, dia khawatir" mendengar rentetan kalimat itu langsung membuat Aluna terkejut hingga tersedak.

"Uhhuk! Uhhuk!"

"Eh, non pelan pelan minumnya." Ucap bibi Jia khawatir.

"Ekhm..m-maaf bi hehehe" Bibi Jia hanya menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan kegiatan memasaknya.

Aluna memejamkan matanya, mencoba menghubungi pinky dalam pikirannya. Ya, Pinky yang tadi berbicara hingga membuat Aluna tersedak. Emang dasar Lumba lumba.

"Pinky"

"Astaga Aluna! Anda dimana sekarang?" Ucap pinky khawatir. Aluna berdecak kesal mendengar gaya bicara hewan itu.

"Ck, bahasamu tidak usah seperti itu." Ucap Aluna.

"Yayaya, sekarang kau ada dimana hah?" Tanya pinky sedikit kesal.

" Aku hanya berkeliling lautan, kau tau kan  dikerajaan sangat membosankan." Ucap Aluna bohong.

"Kau tidak bohong kan?"

"Ck, untuk apa aku bohong heh?"

"Kalau begitu cepatlah pulang, Ratu Aleta menghawatirkanmu"

"Yayaya, aku akan segera pulang. Dasar lumba lumba bawel!!" Ucap Aluna kesal

"Kau-" Aluna langsung memutus percakapannya dengan Pinky saat hewan itu hendak protes.

Aluna kembali menatap punggung wanita paruh baya itu yang masih sibuk memasak. Gadis itu menautkan kedua tangannya gugup, ia tidak tau harus mengatakan apa padanya.
Tolong berikan Aluna alasan sekarang!!!

"Mmm bibi.." Panggil Aluna, membuat wanita paruh baya itu menoleh kearahnya.

"Iya ada apa non?" Aluna menggigit bibir bawahnya gugup.

"Mmm itu..sepertinya Aluna harus pulang sekarang" Bibi Jia terkejut mendengar perkataan sahabat anak majikannya.

"Ehh? Tapi non masih sakit. Non Annora juga belum pulang. Tunggu non Annora pulang dulu ya?" Aluna menggelengkan kepalanya dengan cepat.

" Aluna takut ayah marah trus dihukum" lirih Aluna namun masih bisa didengar oleh bibi Jia.

"Boleh ya bi" Aluna menampilkan wajah puppy eyesnya membuat wanita paruh baya itu jadi tidak tega.

"Trus non pulangnya sama siapa?" Ucap bibi Jia dengan lembut.

"Aluna pulang sendiri  aja bi, rumah Aluna dekat kok. Aluna juga bisa jaga diri." Jelas Aluna. Bibi Jia menghela nafasnya kasar dan pada akhirnya mengangguk mengizinkan.

"Makasih bibi" Aluna langsung memeluk wanita paruh baya itu dan dibalas dengan senang hati.

"Yaudah bibi antar sampai depan ya?" Aluna mengangguk dengan semangat.

I'm a Mermaid Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang