Gadis Penyelamat

5 4 0
                                    

Lain halnya dengan dunia bawah laut, daratan atau tempat berkumpulnya para manusia di muka bumi ini, ada yang tinggal di pedesaan, perkotaan, bahkan dataran tinggi (pegunungan). Disaat fajar mulai menyingsing, para manusia akan kembali disibukkan oleh pekerjaan dan urusan masing masing. Ada yang bersekolah dan bekerja ataupun sekedar bermain dan berolahraga bersama. Kendaraan yang berlalu lalang tak jarang menimbulkan polusi udara, karena itu sebagian dari mereka menggunakan sepeda atau bahkan berjalan kaki untuk tetap menjaga kelestarian bumi ini.

Inggris-London

Disalah satu universitas ternama di negeri London, Teriakan histeris para gadis saat melihat beberapa mobil mulai memasuki halaman kampus, beberapa pria hanya memutar bola matanya dengan jengah karena harus menerima sarapan pagi yang begitu memekakkan telinganya.

Bagi para gadis disana, itu adalah hal yang wajar untuk melepaskan rasa menggebu gebu di dada, detakan jantung mereka bahkan terdengar berlomba lomba, setiap hari mereka harus menerima jantung mereka berolahraga. Jantung para gadis mana yang tak berolahraga jika melihat lawan jenisnya begitu tampan atau bahkan kelewat tampan? Aku yakin para readers juga dapat merasakannya. Apalagi yang tampan tidak hanya satu melainkan 5 sekaligus.

"Huft..selalu saja seperti ini" Lelaki berahang tegas, hidung mancung dan alis tebal itu kembali menghela nafasnya kasar mendengar suara teriakan para gadis yang sudah sedari tadi menunggunya.

Arion Davidson, lelaki berparas tampan itu kembali meringis saat para gadis kembali berteriak memanggil namanya, Salah satu sahabatnya menghampiri dan langsung merangkul bahunya.

"Ini tidak bisa dihindari teman, maka nikmati saja oke? Kapan lagi bisa tebar pesona" lelaki yang tak kalah tampannya dengab Arion itu menampilkan senyum box andalan miliknya. Tingkahnya yang absurd membuat siapa saja yang berteman dengannya tidak akan pernah bosan.

Melvin Briano, lelaki itu menatap kearah jajaran para gadis dan langsung menampilkan senyum mautnya sontak mereka semua kembali berteriak histeris.

PLAAAKK

AAAKKHHH!!!

Melvin memekik kesakitan saat sebuah pukulan tepat mendarat di kepalanya namun tidak terlalu keras, ia menoleh mendapati lelaki yang memiliki bibir tebal nan sexy, mata yang sipit, hidung mancung dan alis tebal itu tengah menatap tajam kearahnya.

"Dasar Bantet!! Ngapain Lo mukul gue, sakit tau!!"Ucap Melvin dengan kesal sambil mengelus kepalanya.

"Lagian ngapain lo senyum kayak gitu ke mereka, sakit telinga gue dasar alien!! " Balasnya tak kalah kesal. Melvin melongo tak percaya

Ethan Gabrian, Lelaki dengan paras yang tak lepas dari kesan Sexy dan Imut itu kini melipat tangannya didada. Walau ia lebih pendek dari sahabatnya yang lain namun banyak sekali gadis yang tergila gila padanya.

"Lo ngatain gue alien?! Dasar bantet!!!" Teriak Melvin dengan kesal dan Ethan hanya diam tak menggubris ucapannya

"Udah bro, kalian kalau mau jambak jambakan noh sana di lapangan basket, biar tuh para gadis dapat tontonan gratis." Ucap lelaki dengan tubuh kekar, bahu lebar yang menjadi impian para gadis bersandar, juga paras yang tampan dengan bibir tebal yang menggoda iman

Evan Manuel, Lelaki yang dijuluki dengan sebutan Worldwide Handsome oleh para gadis itu sudah lelah melihat tingkah kedua sahabatnya, jika terus seperti ini kapan mereka sampai ke kelas? Bisa bisa mereka akan mendapat hukuman lagi dari para dosen killer.

"Enak aja, Emang kita berdua cewek disuruh jambak jambakan. Lagian kita nggak berantem ya kan Vin?" Melvin mengangguk dengan santainya.

"Untung aja teman gue, kalo nggak udah gue lempar ke samudra pasifik biar dimakan hiu sekalian." Gumam Evan dengan kesal. Jared yang berada disamping Evan hanya terkekeh mendengar gumaman sahabatnya.

I'm a Mermaid Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang