02. RUMAH

6 3 0
                                    


Happy Reading💫


▪▪▪▪▪

"ZEYA AKHIRNYA KAMU SAMPAI JUGA!!"

Teriakan menggelegar yang zeya dengar pertama kali saat membuka pintu dari rumah itu. Teriakan dari wanita cantik dengan pakaian sederhana yang tak lain dan tak bukan adalah pakaian daster dan rambut panjang se punggungnya yang dicepol dengan asal menambah kesan ibu rumah tangga.

"Zey kakak kangen banget sama kamu." ucap wanita cantik itu disertai pelukan yang ia berikan untuk Zeya.

"Zey juga kangen sama kak eca." jawab Zeya agak singkat namun ada kerinduan dinadanya.

Rebecca Arumi wanita cantik yang sekarang menyandang sebagai istri dari seorang pengusaha muda yang sukses. Istri kesayangan dari Zidan Arraja Nawara dan kakak ipar kesayangan dari Zeya Claron Nagata. Cantik,baik,dan perhatian itulah sifat yang sangat abang Zidan dan Zeya sukai. Eca atau Kak eca panggilannya. Istri dari pengusaha muda sukses namun dengan penampilannya yang sederhana. Itulah pandangan orang orang pada wanita cantik bernama Rebecca Arumi.

Setelah berpelukan ala thinki wingki,dua wanita yang perbedaan umurnya tidak terlalu jauh itu memasuki rumah, tanpa memperdulikan ada orang lain yang memperhatikan mereka sedari tadi.

"Zey kok lamaa si,kakak udah nunggu dari tadi loh." ucap kak eca setelah mereka berdua duduk disofa ruang keluarga.

"ya gitu kak,tanya ajaa sama bang zi." jawab zeya,sembari matanya memandang abangnya yang sekarang sudah bergabung dengan mereka diruang keluarga.

"zi"

Lirih namun terkesan mengintimidasi,itulah yang diucapkan kak eca setelah mendengar jawaban dari adek ipar kesayangannya dan dengan mata yang memandang zidan dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Dan zidan yang hanya bisa memasang senyum pepsodentnya.

"kak, zey capek mau istirahat." ucap zeya disengaja agar bisa mengalihkan dua orang itu, mewanti wanti sebelum adanya perang antara suami dan istri.

"ah oke okee,kamu pergi ke kamar diantar bibi ya"

Setelah kak eca berkata itu, wanita yang sudah paruh baya datang menghampiri mereka diruang keluarga.

"bi,anter zeya ke kamarnya ya, sama ini tolong bawakan kopernya juga ya."

"baik nyonya."  jawab wanita itu sembari tersenyum ramah.

Namanya bi asri, wanita yang sudah berkerja bersama Zidan dan Eca semenjak pertama mereka kembali ke Indonesia dan tinggal dirumah ini.

"zidan"

Ucapan itu yang terakhir zeya dengar dari mulut kak eca setelah ia dan bi asri mulai menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya.

▪▪▪▪▪

Dua wanita yang sedang berpelukan.

Itulah yang pertama aku liat setelah sampai didepan pintu rumahku. Dan tanpa melihat kehadiranku dua wanita itu meninggalkanku kedalam rumah menuju ruang keluarga.

Poor zidan

"Zey kok lama sih,kakak udah nunggu dari tadi."

"ya gitu kak,tanya aja sama bang zi." jawab zeya.

"zi"

Itulah percakapan yang aku dengar setelah ikut bergabung diruang keluarga. Lirih namun mengintimidasi.

"mampus , bisa kena ceramah aku." batin ku

Seraya memasang senyum pepsodent, aku membalas tatapan istriku yang sudah sangat mengerikan.

Untung adek tersayangku langsung menengahi sebelum terjadinya perang disini. Setelah zeya pergi diantar bi asri untuk istirahat ke kamarnya. Istri tersayang dan tercintanku memanggil nama ku dengan nada yang sangat mengintimidasi.

"zidan"

"ca , aku minta maaf tadi aku lupa karna lagi banyak pekerjaan." Rayu ku sebelum istri tersayangku marah.

"kamu tu gimana si zi , bisa bisanya kamu lupa , telat berapa jam kamu jemput zey!" sentak eca.

"1 jam deh kayaknya." cicitku lirih bahkan mungkin hampir tak terdengar.

Tapi...

"1 JAM!? ASTAGA ZIDAN." bentak eca.

Bentakan yang tiba tiba itu membuat ku kaget. "astaga untung gak ada penyakit jantung." Ucapku dalam hati seraya mengelus ngelus dadaku.

"ya maaf ca aku lupa." ucapku dengan nada lirih.

"kamu harus minta maaf ke zey."

Ucapan terakhir yang aku dengar dari mulut eca,sebelum dia beranjak dari ruang tamu dan pergi ke dapur.

▪▪▪▪▪

"non ini kamarnya,kalo non butuh sesuatu non bisa panggil bibi, non mau bibi bantu beres beresnya non?" tanya bi asri pada ku setelah dia mengantar ku sampai di depan kamar yang terletak dilantai dua ini.

"gak usah bi, zeya bisa kok." jawabku seraya tersenyum simpul pada bi asri.

"yasudah non, bibi balik ke dapur dulu ya non." pamit bi asri

Setelah bi asri hilang diantara tangga itu,aku mulai memasuki kamar yang akan aku tempati mulai hari ini. Kamar berwarna biru dengan kasur berukuran besar yang akan sangat cukup untuk ku, meja belajar dengan hiasan yang sudah ku pastikan pasti kak eca sendiri yang menatanya,lemari berukuran besar dengan warna putih menambah kesan mewah didalamnya dan masih ada beberapa perabotan lainnya.

"hah capek!" ucapku dengan nada letih diikuti badan yang aku hempaskan dikasur besar itu secara kasar dan mata yang aku pejamkan untuk menghilangkan penat tanpa memperdulikan koper, sepatu dan barang lain yang aku letakan secara asal.

Setelah hampir setengah jam akhirnya aku membuka mata dan menatap sekeliling kamarku lagi. Disana, jendela berukuran sedang yang tertutup gorden berwarna biru.

Srett!!

Suara gorden yang aku buka secara kasar ah sebenernya tidak terlalu kasar, biasa saja. Pemandangan sekitar komplek yang bisa ku lihat dari jendela kamarku. Pemandangan yang paling menarik adalah taman yang ramai dengan anak anak dan berbagai penjual makanan,minuman,dan  mainan pun ada disana, bahkan lapangan basket pun tersedia disamping taman itu,lapangan yang sekarang dipenuhi oleh remaja laki laki yang sedang bermain basket dan kaum hawa yang berteriak histeris dari pinggir lapangan.

"kisah ku akan dimulai dari hari ini." ucapku masih dengan mata memandang taman yang ramai itu, yang bisa ku lihat dari jendela kamarku.

▪▪▪▪▪

Yey up lagi!

Seneng gak? Seneng gak? Seneng gak?
Seneng lah masa enggak!!
Wkwk
Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya!!
See you next part!

mochixfal

ZECLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang