PROLOG

26 4 0
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Seorang gadis kecil langsung berlari ke arah balkon kamarnya saat mendengar suara mesin mobil memasuki rumah.

Kedua sudut bibir nya tertarik ke atas, membentuk senyuman yang lebar dan manis. Membuat wajah cantiknya semakin mempesona.

Dengan antusias, gadis kecil itu berlari keluar kamarnya lalu menuruni anak tangga dengan kaki kecilnya satu persatu.

"Papaa!" Teriaknya ketika ia sudah berada di lantai bawah. Lantas gadis itu menghampiri seorang pria dengan setelan formal berwarna navy yang melekat di tubuh tegapnya.

Seketika langkah gadis itu terhenti dan lengkungan di bibir mungilnya pun pudar saat melihat seorang anak perempuan yang terpaut 1 tahun lebih tua darinya berlari dan meloncat kegendongan pria yang disebutnya papa.

"Papaa, Retta kangen.." Gadis itu merengut manja kemudian memeluk leher pria itu erat.

Pria itu mengelus rambut panjang putrinya, "Papa juga kangen.. Banget" pria itu mencium puncak kepala putrinya dengan penuh rasa sayang.

"Reina, ayo sini peluk papa" Pria itu merentangkan sebelah tangan nya yang bebas.

Reina Mishall Pouran, gadis dengan dress biru selutut itu tersenyum kemudian berlari menghampiri sang ayah.

"Aduh!" Reina memegang kepala nya kemudian mendongak menatap sang kakak yang sedang memeletkan lidah padanya.

"Kenapa sayang?"

Reina beralih menatap papa nya kemudian menyengir lucu, "Gapapa kok, Pah."

Pria itu berjongkok kemudian sebelah tangannya memeluk putri bungsunya, "Papa kangen banget" lalu ia mencium puncak kepala gadis kecilnya penuh kasih.

"Reina juga kangen papa" Gadis berusia 6 tahun itu menyandarkan kepalanya di ceruk leher sang ayah. Sudah hampir 1 tahun lama nya, Sang Ayah pergi keluar negeri untuk urusan pekerjaan. Ada rasa nyaman yang ia rindukan dari ayah nya.

🌼🌼🌼

"Wah.. Bibi masak nya banyak bangett!" Seru Reina seraya menatap hidangan dengan mata yang berbinar.

Wanita yang di panggil bibi itu menghampiri putri dari majikannya, "Iya dong non, kan tuan baru pulang.  Katanya tuan kangen sama masakan bibi. Jadi bibi masak banyak"

Reina mengambil sebuah piring yang berisikan lauk pauk yang telah matang ke atas meja makan satu persatu.

"Loh, Papa mau kemana?" Tanya Reina saat melihat sang ayah yang sudah rapih dengan pakaian formalnya.

Alex menghampiri putri bungsunya, "Papa mau berangkat kerja sayang" Jawab nya seraya mengelus rambut panjang Reina.

Reina mengerucutkan bibirnya lucu, "Kok kerja sih pa? Kan papa baru pulang, masa mau pergi lagi?"

Alex tersenyum kemudian  berjongkok untuk mensejajarkan nya dengan tinggi Reina, "Papa gak pergi jauh sayang. Ada urusan yang harus papa selesaikan di kantor. Cuma sebentar kok"

Reina menjulurkan jari kelingking nya. "Janji?"

Alex menautkan jari kelingkingnya membuat Reina tersenyum senang, "Janji"

"Papa gak makan dulu? Bibi udah masak banyak loh" Tanya Reina ketika ayahnya itu bangkit berdiri.

"Engga sayang" Alex beralih menatap wanita yang sudah lama bekerja dengannya, "Maaf ya bi, saya lagi buru-buru"

"Iya, gapapa tuan" Ucapnya seraya tersenyum.

"Yauda papa berangkat ya" Alex mengecup puncak kepala putri nya kemudian melangkah keluar rumah.

Setelah itu, seorang wanita dengan dress berwarna merah marun baru saja menuruni tangga diikuti dengan putri sulungnya. Lalu mereka menuju ruang makan dan langsung menduduki salah satu kursi bersiap untuk makan.

Reina menarik kursi di samping sang kakak. Namun gerakannya terhenti karena perkataan dari sang ibu.

"Mau ngapain kamu?"

Reina menatap ibu nya, "Reina mau makan, Ma"

"Makan?" Tanya nya. "Apa kamu lupa? Tempat makan kamu bukan disini"

Seketika bahu mungil Reina merosot, "Oh iya, maaf, Ma.. Reina lupa" Lantas gadis itu berbalik dan melangkah dengan lesu ke arah dapur.

"Masih kecil udah pelupa" Kata Clara sambil mengambil nasi ke atas piring.

Kedua mata Reina terasa panas dan dada nya terasa begitu sesak, ia menundukkan kepala nya membiarkan setetes air mata meluncur di pipi mulus nya.

🌼🌼🌼

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21:00, tapi Reina masih terjaga di kamarnya. Ia menatap kosong buku dongeng di tangannya. Buku dongeng favoritnya, yaitu Cinderella.

'Cklek'

Reina menoleh saat pintu kamarnya  terbuka kemudian menampakkan sosok wanita setengah baya dengan seragam pelayan yang masih melekat di tubuh nya.

"Loh, kok non Reina belum tidur?" Bi Inah mendekat ke arah Reina kemudian duduk di sampingnya.

"Reina gak bisa tidur bi,"

Bi Inah mengusap rambut panjang Reina, kedua matanya beralih pada buku yang sedari tadi berada di pangkuan Reina, "Mau bibi bacain dongeng?"

Reina menoleh kemudian mengangguk singkat. Bi Inah pun mengambil alih buku dongeng itu kemudian mulai membacanya. Reina mendengarkan cerita yang di bacakan oleh Bi Inah hingga selesai. Ia tak pernah bosan dengan kisah Cinderella.

"Bi, apa Reina sama seperti Cinderella?" Tanya Reina ketika Bi Inah telah selesai membacakan dongeng.

Bi Inah menyimpan buku itu diatas nakas, lalu ia menatap teduh gadis mungil ini. "Non Reina berbeda dengan Cinderella. Nona adalah Reina, bukan Cinderella."

🌼🌼🌼

Haloo jumpa lagi!
Cerita ini aku revisi lagi karena ada beberapa hal yang harus aku ubah.

Semoga kalian suka yaa!
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini🤗
Terimakasih

I'm Not CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang