I'M NOT CINDERELLA | 03

15 2 0
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

"Jika tubuh yang terluka, maka mulut yang akan berbicara. Tapi jika hati yang terluka, mata lah yang akan berbicara"

- Reina Mishall Pouran -

🌼🌼🌼

"Haha Anjir sumpah! Puas banget gue liat muka si Aluna" Kata Naura kemudian kembali tertawa nyaring. Untung saja, perpustakaan sedang sepi karena para murid sedang berada di dalam kelas.

Aksa menutup kedua telinga nya dengan tangan, "Berisik! Ketawa lo kayak kunti, sakit telinga gue dengernya."

Naura langsung menghentikan tawa nya, "Yaudah, gak usah di dengerin"

"Gue punya telinga kali" Sahut Aksa kemudian menyimpan buku-buku di rak yang sudah di bersihkan.

Naura menutup mulut nya, pura-pura kaget. "Astaga, lo punya telinga?" Tanya Naura. Ia mendekat dan berjinjit, "Mana coba sini gue liat" Tangan nya perlahan memegang telinga Aksa. Tanpa aba-aba, Naura langsung menarik telinga Aksa.

"Aaw!" Ringis Aksa seraya mengusap telinga nya.

Naura tertawa puas, "Rasain!"

"Dosa apa sih gue, sampe punya sepupu kayak lo?!"

"Banyak!" Sahut Naura, dia mengibaskan tangan nya. "Udah ah, buruan selesaiin. Kita harus bantuin Reina. Kasian tuh anak motong rumput segitu banyak nya sendirian ditambah cuaca lagi panas-panas nya gini,"

🌼🌼🌼

Kevano menutup pintu coklat yang bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah'. Tadi setelah apel pagi, Pak Widjaya--Kepala Sekolah meminta Kevano dan Arjuna untuk datang ke ruangan nya guna membahas beberapa hal mengenai kegiatan MOS. Karena itulah sepasang ketua dan wakil ketua OSIS itu terlambat masuk ke dalam kelas. Beruntung nya, ada Aluna yang menurut mereka bisa diandalkan.

Sepasang ketua dan wakil ketua OSIS itu sekarang menuju ke kelas. Kening Kevano mengerut saat melihat seorang perempuan sedang berjongkok di rerumputan yang berada di lapangan. Reina? Sedang apa gadis itu disana?

Arjuna mengikuti arah pandang Kevano, "Ngapain tuh cewek? Panas-panas gini malah jongkok di lapangan" Tanya Arjuna heran.

"Mau berjemur kali ye. Biar kulit nya eksotis" Kekeh Arjuna.

Kevano mengabaikan ucapan Arjuna, ia berjalan ke arah lapangan. "Woi! Lo mau ikut berjemur juga?!" Teriak Arjuna yang tidak ditanggapi sama sekali oleh Kevano.

"Si anjir gue di cuekin" Gerutu Ajuna kemudian berlalu meninggalkan Kevano. Paling-paling tuh anak modus mau deketin adik kelas, pikirnya.

Langkah Kevano berhenti tepat di hadapan Reina. Gadis itu mendongak ketika seseorang menghalangi sinar matahari yang menyorot ke arah nya. Mata Reina membulat, terkejut dengan kehadiran Kevano. "Kak Kevano?"

Kevano tersenyum tipis, tatapan nya beralih pada benda yang ada di tangan Reina. "Ngapain motongin kuku di lapangan?"

Reina tertawa kecil lalu ia berdiri. "Reina bukan lagi motong kuku kak." Jawab Reina. "Tapi, motongin rumput"

"Rumput?" Tanya Kevano dengan kedua alis yang tertaut.

Reina mengangguk, "Reina kena hukum lagi, disuruh motongin rumput pake ini." Jawab Reina seraya mengangkat gunting kuku yang diberikan Aluna tadi.

"Kenapa bisa sampe dihukum?" Tanya Kevano lagi.

Reina menggeleng pelan. "Reina juga gak tau dihukum karena apa, padahal Reina gak ngelakuin kesalahan apa pun." Jawab Reina, ia mengelap keringat di pelipis nya.

I'm Not CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang