Dua.

3.1K 373 6
                                    


Dan ya dugaan Jaemin benar saat ia memasuki mansion ia di suguhkan oleh tatapan tajam nan datar milik semua Hyung nya terkecuali Jeno dan Haechan yang menatap Jaemin khawatir

"Kemana saja kau?" ucap Taeyong datar

"Ehm aku baru saja bekerja" ucap Jaemin dengan menundukkan kepalanya

"Bekerja hebat sekali kau bekerja tapi pulang pulang membawa tubuh tak berguna mu dengan penuh luka kau ingin dapat simpati kami heh!" ucap Johnny datar

"Bukan seperti itu Hyung tapi---

Bugh!
Bugh!

"Itu kan yang kau butuhkan tidak usah mencari simpati pembunuh" ujar Taeyong yang memegang kuat dagu Jaemin setelah dirinya memukul kedua pipi Jaemin

"Hyung hentikan kasian Nana" ujar Jeno

"Jeno~ya kau diam saja okey? Jika kau tetap membantah Jaemin yang akan menanggung nya" ucap Yuta

"Mulai sekarang kau tidur satu kamar dengan ku" ucap Taeyong tegas tanpa bantahan

"Bersihkan tubuh tak berguna mu itu lalu pergi ke gudang ku tunggu kau disana" ujar Taeyong lalu pergi dengan di susul ke 8 saudaranya Jaemin hanya pasrah setelah nya apa yang Taeyong lakukan pada dirinya

"Nana~ya gwenchana?" ucap Jeno khawatir

"Aku tidak apa-apa Jeno~ya lebih baik kau pergi ke kamar mu untuk istirahat" suruh Jaemin pada kedua kembarannya

"Tapi dirimu" ucap Haechan

"Tak perlu khawatir kan diriku ini sudah biasa" ucap Jaemin

Setelah Jaemin selesai membersihkan dirinya ia langsung pergi ke gudang seperti suruhan Taeyong tadi

"Wah! Si anak tidak berguna ini sudah datang rupanya" ucap Doyoung yang membuat hati Jaemin terasa sakit namun dirinya sudah kebal akan ucapan seperti itu

"Kau tau apa kesalahan mu?" ucap Taeyong datar

"Pulang terlambat" ucap Jaemin pelan

"Lalu?" ucap Jaehyun datar

"Pulang membawa luka tentunya" ucap Winwin datar

"Kau tau hukumannya?" ujar Taeil datar yang di balas anggukan Jaemin

Langsung saja kesembilan Hyung Jaemin memukuli Jaemin tanpa rasa belas kasihan

Jaemin? Dia hanya pasrah apa yang dilakukan oleh para Hyung nya itu sampai dirinya babak belur baru mereka selesai memukuli sibungsu Jaemin

"Jika kau melakukan kesalahan lagi itu yang kita lakukan atau bahkan lebih parah" ujar Jungwoo lalu keluar gudang bersama para saudara meninggal Jaemin yang masih berusaha untuk tetap semangat walau dirinya sendiri lemah

"Ah! Aku ingat besok ada ulangan matematika aku harus belajar" batin Jaemin lalu dengan susah payah dirinya berdiri dan langsung mengobati lukanya sendiri di kamarnya bersama kedua kembarannya namun kedua kembaran Jaemin sudah tertidur pulas itu membuat Jaemin sedikit lega

Setelah Jaemin mengobati lukanya ia langsung membereskan barang-barangnya dan berpindah ke kamar Taeyong seperti yang Taeyong katakan tadi walau ada rasa takut yang menjalar di tubuhnya namun jika Jaemin tidak melakukannya maka ia akan bernasib seperti tadi

"Hyung aku masuk ya?" izin Jaemin saat akan memasuki kamar Taeyong

"Kau tidur di situ" ucap Taeyong sambil menunjuk sebuah sofa yang bisa terbilang sedikit luas

"Tapi Hyung kenapa kau menyuruhku untuk berpindah ke kamarmu?" ucap Jaemin dengan pelan

"Karna aku tak ingin kau meracuni otak adik ku dan adik ku juga akan ku pindah kan kelas agar tak sekelas dengan mu" ucap Taeyong datar

Jaemin hanya mengangguk walau hati nya tetap sakit saat Taeyong menyebut dua kembarannya adik nya bukan kah dirinya juga adik nya?

Namun, Jaemin teringat akan ulangan besok jadi ia langsung duduk di meja belajar yang memang di sediakan untuknya dan mulai belajar dengan fokus dan tenang walau perut saat ini benar-benar lapar ia hanya bisa menahan semuanya mana berani Jaemin meminta makan kepada Hyung nya yang ada malah ia yang kena amukan mereka

Saat sedang fokus belajar tiba-tiba ada seseorang yang menaruh piring berisi nasi putih yang tak ada lauk sama sekali dan dengan porsi yang bisa di bilang tidak terlalu banyak sekejam itu kah para saudaranya?

"Makan!" suruh Taeyong

"Ingat tak ada lauk untukmu kau makan dengan garam saja cukup" ucap Taeyong datar lalu segera kembali ke tempat semula yaitu tiduran di ranjang empuknya

"Gumawo Hyung" ucap Jaemin lalu makan dengan tenang walau sesekali mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar

"Setidaknya Hyung masih memberikan ku makan walau hanya dengan garam" batin Jaemin lalu menatap Taeyong yang sudah terlelap

Setelah Jaemin menaruh piring serta mencucinya ia langsung merebahkan tubuhnya di sofa kamar Taeyong namun sebelum benar-benar terlelap tidur Jaemin sempat menangis dalam diam

"Gumawo Hyung sudah mau menampung diriku tapi tau kah kalian bahwa diriku sama sekali tidak pernah membunuh eomma dan appa mana bisa aku membunuh orang yang sangat ku sayang" gumam Jaemin pikirannya pun jadi teringat dengan tragedi 3 tahun yang lalu kejadian dimana ia mulai di benci para saudaranya kecuali kedua kembarannya

Kejadian dimana saat kedua orang tua Jaemin beserta saudaranya di tusuk pisau oleh seseorang namun orang tersebut langsung pergi meninggalkan kedua orang tua Jaemin beserta Jaemin yang saat itu sedang berada di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama dan Jaemin mencabut pisau yang berhasil membunuh kedua orang tua nya hingga sidik jarinya mengecap di pisau tersebut dan terjadilah tuduhan pembunuhan kepada Jaemin membuat semua saudaranya membenci Jaemin tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Jaemin



Jangan lupa vote and comen ya

Banyak typo

Typo tandain makasihh

HATE || NCT 127 ft Nomin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang