Sebelas.

2.4K 325 7
                                    










Istirahat telah tiba dan kini Jaemin berjalan sendiri ke arah ruang guru sebab sebelumnya dirinya di suruh untuk menuju ruangan guru

"Permisi ssaem?" Ucap Jaemin

"Ouh, Jaemin silahkan masuk nak" ucap Kim ssaem

"Ada apa ya ssaem memanggil saya, apa saya membuat kesalahan?" Ucap Jaemin

"Tidak, tidak sama sekali Jaemin~ah" ucap Kim ssaem membuat Jaemin bernafas lega

"Ssaem memanggil dirimu kesini karna ssaem ingin kau ikut dalam olimpiade matematika, apakah dirimu bisa?" Lanjut Kim ssaem

"O-olimpiade matematika?" Ucap Jaemin tak percaya

"Iya olimpiade matematika karna dari semua siswa-siswi disini nilai yang paling tinggi dan mudah memahami adalah dirimu" ucap Kim ssaem

"Yasudah kalau begitu, gaeundae jika aku tidak menang bagaimana?" Ucap Jaemin sedikit ragu

"Menang dan kalah itu sudah biasa dalam persaingan Jaemin~ah" ucap Kim ssaem

"Mau kau menang ataupun kalah itu tidak apa-apa, kau mau ikut saja para guru disini akan senang" lanjut Kim ssaem dengan tersenyum hangat

"Baiklah kalau begitu Jaemin akan usahakan" ucap Jaemin

"Materi nanti bisa kita bahas besok, dan ingat jangan terlalu keras dalam belajar ssaem tidak akan memaksa untuk menang" ucap Kim ssaem

"Kalau begitu Jaemin pamit undur diri ssaem" ucap Jaemin berdiri dan membungkuk kan badannya tanda hormat

***

"Nana~ya" panggil Haechan dengan antusias

"Wae?" Ucap Jaemin

"Betulkah bahwa dirimu akan mengikuti olimpiade?" Ucap Haechan

"Iya aku akan mengikuti itu" ucap Jaemin

"Aish! Kembaran ku ini mengapa kau sangat cerdas ouh!" Ucap Jeno lalu mencubit pipi Jaemin gemas

"Yak! Jeno~ya lepaskan tanganmu dari kembaran ku! Dia kesakitan bodoh!" Ucap Haechan kesal

"Aku terlalu gemas pada Nana" ucap Jeno dengan senyum manisnya

"Mengapa manusia sebaik dan se menggemaskan dirimu ada yang membenci ya" ucap Haechan

"Karna mereka tidak mempunyai otak waras Haechan~ah" ucap Jeno

"Benar mereka gila tidak waras" ucap Haechan menyetujui

"Hey! Tidak boleh seperti itu mereka tetap Hyung kalian" ucap Jaemin menasehati

"Lihatlah! Dia saja masih membela mereka, hati kau terbuat dari apa Jaemin~ah" ucap Haechan

"Kita harus membalas perbuatan seseorang dengan baik tanpa kasar entah bagaimana perlakuan mereka kepada kita" ucap Jaemin

"Sudah! Jangan pikirkan itu kita kan harusnya senang Jaemin akan ikut olimpiade" ucap Jeno

"Belum juga menang Jeno~ya" ucap Jaemin

"Ya pokoknya kau hebat!" Ucap Haechan

***



Saat ketiga nya pulang mereka mendapati Winwin dan Yuta yang berada di ruang keluarga sedang duduk santai

"Winwin Hyung apa kau tau?" Tanya Haechan yang langsung menempel pada Winwin

"Ya mana aku tau bocah! Kau belum mengatakan nya" ucap Winwin kesal

"Jaemin, dia mengikuti olimpiade matematika" ucap Haechan girang

"Betulkah?" Ucap Winwin pada Jaemin yang di balas anggukan kepala Jaemin

"Heyyy Hyung doa kan yang terbaik untukmu" ucap Winwin

"Percuma kau doa kan yang terbaik untuk dia Winwin~ah" ucap Yuta

"Apa maksud mu?" Ucap Winwin tak terima

"Anak seperti dirimu mengikuti olimpiade? Ckckck! Mungkin guru yang memilih dirimu gila, bisa-bisa nya dia memilih anak seperti dirimu untuk olimpiade?" Ucap Yuta sarkas membuat Jaemin tersenyum sendu

"Bukannya menang malah membuat malu!" Ucap Doyoung yang tiba-tiba datang

"Betul sekali anak seperti dia tidak mungkin menang yang ada hanya membuat malu" ucap Yuta

"Berhentilah kalian! Jika hanya untuk menjelek-jelekkan Jaemin lebih baik diam" ucap Winwin kesal

"Itu kan kenyataan Winwin~ah" ucap Yuta

"Apa dengan kau bisa memenangkan olimpiade itu kita akan memaafkan mu? Tentu tidak! Jangan harap" ucap Yuta

"Sudahlah kalian sama saja! Kalian bertiga masuk lah kamar masing-masing" ucap Winwin yang di angguki Jeno dan Haechan

"Ayo semangat Nana~ya kau pasti bisa ingat banyak yang mendukung dirimu! Biarkan mereka yang tidak waras, tidak usah pikirkan perkataan mereka" ucap Haechan menyemangati

"Dan ingat aku Haechan dan Winwin Hyung akan mendukung dirimu" ucap Jeno

"Terimakasih sudah memberi ku semangat, sekarang kalian masuklah ke kamar kalian" ucap Jaemin yang di angguki Jeno dan Haechan

"Semangat Jaemin! banyak yang mendukung dirimu" gumam Jaemin setelah menutup pintu kamar Taeyong

"Eomma Appa kalian tau pastikan, Jaemin akan mengikuti olimpiade"

"Apa kalian tidak berniat datang ke mimpi ku hiks.."

Jaemin terduduk lalu menelusup kan wajahnya pada lengan dan menangis

"Aku rindu kalian hiks.."

"Kalian juga pasti rindu Jaemin bukan?"

"Tunggu saja, Jaemin akan segera menyusul kalian, dan tidak lama lagi"

Dan Jaemin tanpa sadar ada seseorang yang mendengar kan ucapan Jaemin

"Tidak! Kau tidak boleh segera menyusul eomma dan appa Jaemin~ah"

Siapakah orang tersebut?

HATE || NCT 127 ft Nomin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang