Bab 1 TEMAN BARU

233 11 4
                                    

.

HAPPY READING

MANDA POV

®®®

Bunyi alarm membuatku terkejut bangun, pertanda jam telah menunjukkan 5.30. Tak lupa aku berdoa dengan posisi duduk mengucap syukur pada Tuhan dan beharap di berikan kemudahan.

Aku memiliki rutinitas setiap pagi seperti menyapu, mengepel rumah, dan tidak lupa aku memasak bagi kakek dan nenekku, sebelum aku ke sekolah. Aku adalah anak dari kedua orang tua ku yang tidak bertanggung jawab. Mereka meninggalkan aku bersama dengan kakek dan nenek sejak aku masih berumur 5 bulan. Dan sampai saat ini ketika umurku 17 tahun, belum pernah mendengar kabar kedua orang tuaku. Boro-boro mau dapat kabar lihat juga belum pernah.

"aku berangkat" gumamku setengah teriak.

Nama ku Agata Amanda, nama yang cantik bukan. Sebenarnya kakek dan nenek memberi aku nama Agata Kembang Sari. Ihhh nama yang katro. Hahaha aku mengganti namaku tanpa sepengetahuan kakek dan nenek sejak aku kelas 5 SD. Dan untungnya mereka tidak pandai membaca. Itulah salah satu hal yang ku syukuri.

®®®

Sampai di kelas aku menjatuhkan tubuhku dengan malas. Malas karena baru sampai sudah jam masuk aja.. kan malas pengennya sih ke kantin dulu. Jam masuk dibarengi dengan Ibu guru yang cerewet. Biasanya ketika Bu Hana masuk kelas semua jadi hening bahkan keluarin nafas pun pelan-pelan. Namun beda pagi ini, ketika Ibu Hana masuk sontak semua murid menjadi heboh.

"wi murid baru"

"astaga ganteng bangat njirrt"

"OMG tampang boleh lah ya"

Begitulah kira-kira tanggapan para murid di kelas XII MIPA 1 itu. Tidak menunggu lama aku pun membanggunkan kepalaku yang nyaman dengan bantalan lipatan tanganku.

'Ya ampun. Sempurna bangat !!!!' gumamku dalam hati.

"DIAM!!!!!!" teriak Ibu Hana.

Seketika kelas pun jadi sunyi senyap. Takut dengan Ibu garang yang terkenal suka hukum siswa dengan memberikan banyak sekali PR.

"halo! Perkenalkan nama saya Kevin Angkasa saya pindahan dari SMA 112 Harapan Bangsa, salam kenal ya" ucap Kevin memecahkan keheningan.

Anak-anak lain hanya menanggapi dengan senyum, lambaian dan juga bisik-bisik yang lumayan heboh.

"silahkan duduk di kursi yang masih kosong" kata Ibu Hana dibarengi dengan tangan seolah mempersilahkan. Dan diiyakan oleh Kevin.

Kevin melirik-lirik kursi di sampingku dan di samping David, namun David dengan cekatan menutupi kursi di sampingnya.

"udah ada yang tempati" begitulah kata David sambil tersenyum.

Dan satu-satunya tempat yang belum ada penghuninya ya di sampingku. Seketika saja Kevin duduk dan tersenyum padaku sambil mengatakan "haii". Tentu saja aku tak membalas.

Kelas pun dimulai dengan ibadah singkat dan dilanjutkan oleh Ibu Hana dengan banyaknya ceramahnya pagi ini. Kenapa tidak, banyak murid yang belum mengerjakan PR. Sontak amarah ibu Hana kian memanas. Jangan Tanya aku sudah jawab PR atau belum. Tentu saja aku sudah mengerjakannya kemarin malam sebelum tidur. Dan itu salah satu alasanku bangun dan memperlihatkan wajahku dengan sombong. Banyak mata sinis yang menatapku, namun ku abaikan karena ku rasa aku tidak melakukan kesalahan apapun.

Bunyi bel tanda pertukan jam pelajaran, semua siswa berbondong-bondong ke kantin. Hanya aku dan beberapa siswa lainnya yang tinggal di kelas menunggu guru mata pelajaran selanjutnya. Mataku tiba-tiba saja buram. Ada apa dengan ku?. Tubuhku menggigil, kepalaku berat sontak ku tidurkan kepalaku di atas mejaku. Kevin yang sedari tadi di sampingku kini menyadari tingkahku yang kurang wajar.

"kamu kenapa?" Tanyanya menaruh punggung tangannya ke dahiku.

"demam!!" lanjutnya sambil melirik aku kawatir

"UKS-nya dimana? Kita ke UKS aja ya"pintanya sambil mencoba membangunkan tubuhku.

Tidak ada jawaban dariku. "aahhk!!!!" aku menjerit sakit ketika Kevin menyentuh pundakku.

"kenapa?, kok ada darah?"Tanya Kevin dengan wajah yang panik ketika melihat ada darah dipundakku yang telah tembus ke seragamku.

"bawa ke UKS aja" kata Kia teman sekelasku yang etah kapan sudah ada di sampingku. Dan diangguki oleh Kevin.

Di depan UKS kami berhenti karena pintunya dikunci. Dan saat itu Kia memberikan seluruh tubuhku ke Kevin untuk dipapa kemudian berlari ke ruang guru mencari dokter Zika penjaga UKS. Kia pulangg dengan terengah-engah sehabis berlari.

"dr. Zika ngak masuk hari ini." Tutur Kia ngos-ngos, aduh kasin sekali kamu Kia.

"kata ibu Hana bawa pulang kerumahnya aja, tapi...aku ngak bisa ikut ya, takut dimarahin mamaku kalo tau aku bolos mata pelajaran" sambungnya setelah menstabilkan nafasnya. Aku mengangguki Kia seolah berkata tidak apa-apa.

Tidak tunggu lama Kevin membantu aku berjalan ke parkiran. Tunggu-tungu kenapa ke parkiran? Kenapa tidak ke gerbang sekolah?. Aku sungguh penasaran tapi tidak berniat untuk bertanya dengan kondisiku saat ini. Yang perlu ku lakukan adalah menurut karena aku benar-benar butuh bantuan saat ini.

"kamu bisa kan duduk di motor? Kamu pengangan aja ngak papa." Ucap kevin sambil menuntun aku naik.

Maaf untuk saat ini karena aku telah memeluk laki-laki yang baru beberapan jam lalu kami kenalan. Tapi balik lagi dengan kondisiku saat ini yang butuh topangan. Aku menindurkan kepalaku kepundak Kevin. Sebelum benar-benar pergi rasanya enngan untuk pulang.

"rumah kamu dimana Man?"

"aku tidak mau pulang!"

"Lalu?"

"kamu bawa aku kemana aja yang penting bukan rumahku" jawabku sambil memohon.

Tanpa pikir panjang kevin melajukan sepeda motornya yang entah arahnya kemana. Aku memejamkan mata menetralkan tubuhku yang kedinginan ditambah dengan angin yang kencang ini serasa telah menembus tulang-tulangku.

ONE PERSON TWO PERSONALITIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang