BAB 6 SEMUA KARENA MIMPI

109 5 0
                                    


●●●aku benci bermimpi!!! Kekacauan hidupku berawal dari mimpi●●●

®®®

Sore hampir menjelang malam, keempat sahabat itu masih berbincang-bincang dalam ruangan tempat Manda dirawat. Dengan bergantian untuk mengutarakan isi hatiya, ruangan itu menjadi saksi tempat kedekatan mereka bermula.

" tadi aku mimpi Nenek aku meninggal" ucap Manda

"hei katanya kalau mimpi itu yang jadi kenyataan itu kebalikannya, berarti Nenekmu akan umur panjang" respon cepat David.

"AMIN" semuanya mengamini

Sejenak bungkam karena turut berprihatin.

"eh udah malam, ngak pulang?" Tanya Manda.

"ngusir nih" ledek Kevin

"ya ngak, maksudnya tuh kaliah ngak dicariin sama orang tua kalian. Terutama lo Kia"jawab Manda menunjuk Kia.

"iya-iya ini mau pulang, kamu ngak papa sendiri?" kata Kia

"ngak papa, disini kan banyak perawat. Udah pulang gih!" perintah Manda dan diiyain ketiganya.

®®®

Hari baru, tanggal baru Manda keluar dari rumah sakit meninggalkan rasa sakit melakukan kembali kesehariannya yang tanpa istirahat. Memikirkannya saja Manda sedikit mengeluh. Menghembuskan nafas kasar kemudian berlalu dari rumah sakit.

Tentu saja sebelum pulang ke rumah manda menyempatkan bertemu Angkasa pamit dan berterima kasih. Angkasa menawarkan untuk mengantar Manda pulang, sayangnya ditolak halus oleh Manda.

Ya karena tidak punya uang untuk ongkos, Manda menghela nafas lalu berjalan. Perjalanannya sangat melelahkan dan menguras banyak keringat karena dari rumah sakit sampai rumahnya terbilang cukup jauh, alhasil Manda beberapa kali singgah untuk istirahat.

"harusnya aku ambil aja tawaran Angkasa tadi" sesal Manda sambil menghela nafas.

MANDA POV.

Tiba dirumah aku terheran-heran akan banyaknya orang yang berada di depan rumah. Kulangkahkan kakiku perlahan, membawa tasku dengan malas. Seorang datang dan memelukku, menahan langkahku dan mengusap kepalaku dengan halus mengatakan bahwa 'kamu dari mana saja? Sabar nak Nenek dan Kakek sudah tidak ada' katanya pelan dan mempererat pelukannya.

Sisa tenaga ku kugunakan untuk melepas pelukan orang itu kemudian berlari mendekati rumah didepanku. Masuk tanpa salam, ada apa dengan ku? rasanya aneh. Alhasil tanpa aba-aba air mataku lolos begitu saja. Kakiku mati rasa, aku hanya bisa menangis dan berteriak kencang-kencang. Menggoyangkan tubuhnya secara bergantian berharap kedua orang tua itu bisa bangun. Tapi apa mereka tidak bangun-bangun juga.

"ah kayaknya aku masih mimpi" aku menampar pipi ku dengan keras. Ku kencangkan tangiskanku ketika ku dapati rasa sakit di pipiku.

"ahhhhhhhh hiks hiks jangan tinggalkan aku sendiri"

"aku takut"

"bangun Nek"

"hiks hiks"

"tunggu aku hiks"

"bagaimana aku harus menjalani hariku setelah ini, BANGUNN!!!!!"

Kata demi kata keluar sendirinya. Kaki, tangan bahkan seluruh tubuhku sepertinya sudah mati rasa.

Prakk

Sesuatu yang berat sepertinya menghimpitku sekarang. Sampai ku rasanya mataku kini yang sepertinya lelah, tertutup dengan sendirinya. 

ONE PERSON TWO PERSONALITIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang