Bab 7 RUANG PERMULAAN

109 4 0
                                    

●●●

Aku pernah sakit karena takdir

dirundung luka yang terlalu besar

kupikir aku telah berakhir

namun ada yang datang jadi pelipur

●●●

®®®

OUTHOR POV

Setelah penguburan Manto dan lusi (kakek dan nenek Manda), Manda sangat terpukul dengan keadaan bahwa ia benar-benar akan hidup seorang diri. Ia mengangis tersedu-sedu bukannya belum mengikhlaskan kepergian Lusi dan Manto, namun itu karena Ia tidak tahu bagaimana cara menghadapi hidup. Memikirkannya saja sudah menguras air mata.

"hiks hiks Nek..." menangis begitu lama hingga membuat mata indah itu kini membengkak cukup parah.

Seorang datang dari balik pintu, menghampiri Manda bersama air mata. Bukan satu orang namun ada dua orang, seperti sepasang suami istri. Manda tidak mengenal mereka. Manda hanya menatap orang itu dengan tatapan kosong.

"Sari...?"

"Sari?"

"Sari..!!" panggil orang dengan menambah nada suara setelah beberapa panggilannya tidak diterima oleh Manda.

"hmmmm... nama saya Manda bukan Sari" Manda akhirnya membuka mulut dengan suara seraknya ketika sadar akan panggilan nama lamanya. Agata Kembang Sari nama lama Manda.

"Siapa..?"

"cari siapa?"

"di sini sudah tidak ada orang" tutur Manda dan beranjak dari tempatnya tapi ditahan oleh orang itu.

"ini mama nak.. Hiks hiks" wanita itu menangis memeluk Manda.

"Maafin mama, maafin perbuatan mama, maafin mama yang datang terlambat, dan maafin mama yang meninggalkan kamu hiks hiks hiks..."

"Sari.. papa juga minta maaf. Maafkan papa yang tidak bertanggung jawab sama anak papa sendiri. Ijinin papa menebus dosa-dosa Papa dan Mama" Kini laki-laki itu angkat bicara.

Binggung dengan keadaan sekarang, Manda mencoba mencerna kata demi kata yang Ia dengar dari pasangan itu. Menatap mereka dengan saksama secara bergantian. Tidak ada kata yang berhasil lolos dari mulut Manda. ia hanya berusaha untk pergi menjauh dari kedua orang itu.

"Sar..." panggil wanita itu.

"NAMA GUE BUKAN SARI!!!" Potong Manda dengan tegas.

Wanita itu menangis dengan histeris setelah mendapat tamparan mulut dari Manda. suaminya hanya membantu menenangkan wanita itu.

Tanpa menghiraukan kedua orang itu, Manda meninggalkan pekarangan rumah dengan langkah pelan. Manda kembali mencoba memahami kata demi kata yang baru ia dengar. "ini mama?, maaf?, papa? Sari?. Siapa sebenarnya mereka?" Manda begitu berfikir dengan kerasnya hinggal lupa kalo dia tidak ada tujuan. Manda hanya mempercayai kakinya yang akan menuntuntunnya kemanapun ia pergi.

Langit kini mulai gelap, menampakkan deretan Bintang yang mengelilingi bulan. Manda berhenti dari pemikirannya dan kembali menuntun langkah untuk kembali. dengan lemasnya Manda berusaha keras agar bisa sampai di satu-satunya tujuan nya, Rumah. Ya kembali ke rumah adalah satu-satunya jalan yang diingat oleh gadis itu.

Manda terus berjalan sampai ke pekarangan rumah dan menemui kedua orang tadi masih berada di rumah manda. Merasa binggung dengan tas manda yang dipegang oleh laki-laki itu.

"itu tas gue, mau diapain?"

"Sari.. ikut kerumah papa ya"

"nama gue bukan sari. Nama gue Agata Amanda"

"oyaa maaf ya tadi gue kehilangan akal jadi ngak sempat nanya, kalian itu sebenarnya siapa sih? Berani sekali ngambil baran-barang gue. Ngaku-ngaku jadi Bapak gue lagi" kata manda dalam satu kali tarikan nafas.

"ini mama sama papa nak" tutur wanita itu. Menunjukkan beberapa kertas yang diambil dari tote bagnya. Tertera kartu keluarga, akte kelahiran Manda dan juga foto-foto Manda yang masih bayi bersama dengan kedua orang itu.

Manda perlahan menggapai kertas itu dan mengamati kertas demi kertas.

ONE PERSON TWO PERSONALITIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang