BAB 5 NANGIS ATAU MARAH

112 5 10
                                    

●●●apa yang harus ku lakukan untuk menutupi bahwa aku sedang tidak baik-baik saja●●●

®®®

Tik-tik

Hanya bunyi sebuah jam yang mengisi ruang rawat Manda. Baik Kevin, Kia dan Davit tidak ingin mengganggu tidur Manda yang kelihatannya pulas. Mereka disibukkan dengan hp mereka masing-masing.

Bukrkkkkk

"auuh" teriak Manda karena terjatuh dari ranjang pasien.

Kevin refleks saja berlari membantu Manda kembali ke tempat tidurnya dan di bantu oleh David. Kia dengan cekatan mengambil tissue menutup tangan Manda yang mengeluarkan banyak darah karena infusnya tercabut.

Tidak lama setelah David memanggil perawat, seorang berpakaian rapi berwarna putih yang tidak bukan ialah seorang perawat, tiba dan membenarkan kembali infusan Manda.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik masih dalam suasana hening dan tiba-tiba

"huaahahahahahahah"ketiga teman baru itu tertawa lepas. Sedang Manda tengah menahan malu.

"hahaha tangkap apa Man?" Kurang puas dengan tertawa David malah ngeledek Manda.

'Haduhhh malu banget sumpah, mau nangis ngak ya? Atau marah?. Kalo nangis, nanti cap cengngeng. Kalo marah, masa ia marah tanpa sebab. Nangis aja ya lah toh tanganku juga sakit sama punggungku'. Fikiran Manda panjang dan alhasil memutuskan untuk diam.

"kamu ngak apa-apa kan?" Tanya kia disela-sela tawanya.

Manda menanggapi dengan menggeleng. Wajahnya kini memerah seperti kepiting rebus wkwkwkw.

Setelah kembali tenang Manda memikirkan sesuatu yang jangkal.

"kok aku di sini? Bukannya aku tadi di rumah?! Nenek. Nenek aku mana?!" Tanya Manda dengan raut wajah yang amat kebingungan.

"kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan?" Jawab Kevin

"lah dari tadi kamu tidur kok?" sambungnya.

"kamu punya Nenek Man, kenapa ngak di hubungin?" kini Kia anggkat suara.

'Jadi ini hanya mimpi?, ohh Tuhan terima Kasih jika ini hanya mimpi. Walau mimpi Buruk'. Batin Manda.

Tanpa permisi cairan bening lolos dari mata Manda. Jatuh entah karena Manda tahu bahwa ini hanya Mimpi atau memang Manda takut kehilangan Neneknya Manda pun bingung.

Manda menyeka air matanya dengan kasar dan tanpa permisi juga cairan namun berlendir keluar dari hidung Manda.

"hanya mimpi" ucap Manda di sela-sela tangisnya namun sebuh senyuman berhasil tumbuh.

Ketiga teman baru itu sepertinya mengerti dengan keadaan Manda sekarang. David yang tadinya jail kini merasa bersalah karena melihat Manda yang kesegukan karena menangis. Tidak ada dari ketiga teman itu yang berani membuka mulut.

ONE PERSON TWO PERSONALITIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang