Chapter I

34 6 0
                                    

The Saturn 

Chapter I; The Team.

|?|?|?|

Sekarang tepat pukul sepuluh siang dan cuacanya sangat terik sekali beberapa bulan belakangan ini. Jam belajar masih berlangsung hingga satu jam kedepan dan sekarang sedang pelajaran matematika—cuaca buruk, pelajaran buruk, dan suasana hati yang buruk.

Gadis berambut coklat muda sebahu itu menguap lebar lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja berharap bel istirahat segera berbunyi, matanya terasa berat ditambah suasana hening yang membosankan.   Dia Lalisa Alenecia, murid kelas sebelas yang sangat sekali menyukai tari. Lisa bukan tipe yang pendiam hanya saja lebih baik tak melakukan apapun, bukan? 

Dia putri dari seorang mantan walikota distrik Seirios yang pernah berjaya pada masanya sebelum akhirnya meninggal karena sebuah tragedi kecelakaan kapal. Lisa kembali menguap sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaannya menggunakan earphone. Ia tak peduli jika sewaktu-waktu Mr. Worn--si guru matematika pemarah--tu kembali memarahinya lagi karena tak memperhatikan pelajaran, lagipula ia benci matematika.

Enyah saja!

Gadis itu masih sibuk dengan segala pemikirannya tentang untuk pindah sekolah, langsung kerja saja, atau menyogok kepala sekolah untuk segera cepat-cepat diluluskan saja. Sekolah itu benar-benar bukan tempat yang menyenangkan dan lebih baik terjebak di daerah tanpa celah dari pada terjebak di gedung bernama 'sekolah'.

Menyebalkan..

"Lalisa!"

"Nona Lalisa Alenecia!"

Suara berat dan tegas Mr. Worn membuat kaget Lisa, gadis itu segera duduk dengan tegap sambil menatap terkejut Mr. Worn yang sekarang sudah berdiri dihadapan kursinya sedang menatap tajam dengan matanya yang berkantung sangat hitam, batang hidungnya mancung sekali seperti layar kapal laut, alis yang gelap dan tebal, lalu jangan lupakan dengan wajah tidak bersahabatnya.

Lisa diam tak berkutik.

Gadis itu menjadi gugup ditambah dengan irama detak jantung yang seperti ingin copot ke dasar lambungnya. Mr. Worn hanya menatap datar nan menyeramkan karena efek dari kantung mata hitam itu.

"Kau tertidur sedari tadi?"

"T-tidak."

"Jujur nona Alenecia." desis nya dengan tatapan seperti ingin memakan Lisa bulat-bulat.

Lisa meneguk ludah nya kasar, "Y-ya, ha-hanya sebentar."

Bata Lisa dengan menelan ludahnya kasar. sementara Mr. Worn masih dengan tatapan mengintimidasinya.

"Maaf kan saya, Mr. Worn."

Mr. Worn  melirik Lisa sebentar lalu memutar tubuh  tegapnya sambil berjalan tegas menuju ke depan kelas, dadanya membusung dengan postur tubuh tegap, badan Mr. Worn itu lumayan berisi lengkap dengan aura menakutkan, dan tatapan yang membuat siapapun melihatnya akan bergidik ngeri.

"Nona Alenecia, segera ke aula." Perintahnya dingin melirik Lisa.

Lisa mengernyitkan dahi nya, aula? Untuk apa ke aula?

"Untuk apa, Sir?"

Mr. Worn menghela berat napasnya panjang, "Segera ke aula, Ms. Julliane mencari mu."

"T-tapi untuk ap—"

"—Nona Alenecia.."

Suara Mr. Worn memotong terdengar lebih rendah membuat Lisa yang mematung dengan keringat dingin.

THE SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang