Chapter II

11 4 0
                                    

The Saturn

Chapter II; 

|?|?|?|

Lalisa mengusap wajahnya kasar masih termenung dengan ucapan Ms. Jull tadi siang, yang benar saja dia tergabung dengan misi agent super rahasia yang selalu ia tonton di televisi. Apakah ini nyata? Atau mimpi? entahlah. 

Sejam yang lalu Ms. Jull mengirimkan sebuah pesan siaran melalui ponselnya untuk berkumpul di sebuah jalan raya tepat di tengah-tengah kota Bloneland—Arcturus Street—pada jam tiga petang, Ms. Jull juga berpesan untuk tidak terlambat dan kalau bisa sampai sebelum jam tiga. Wanita itu tak memberi tau lokasi pasti dimana harus berkumpul ia hanya bilang untuk datang ke jalan di tengah kota bernama Arcturus Street.

Lisa tau betul jalan itu, itu merupakan jalan terbesar di kota Bloneland karena merupakan jalan utama yang menjadi lalu lintas padatnya pusat kota dan yang menghubungkan seluruh jalan-jalan yang ada di kota Bloneland.

Lisa bersiap mengambil hoodie kuningnya yang tergantung diatas lemari serta memakai celana bahan dengan rambutnya yang ia biarkan tergerai, lalu jangan lupakan sneakers putih yang selalu menemaninya.

"Mau kemana?"

Lisa memutar pandangan kearah seorang wanita yang sedang duduk di sofa sembari mengetik sesuatu di laptopnya.

"Pusat kota, ma."

Wanita yang Lisa panggil mama itu mulai melirik Lisa dengan helaan napas berat, "Kau ingat pesan mama? Jangan terlalu banyak bermain Lalis—."

"Ta-tapi aku tidak bermain ma, ini perintah guruku." Lisa menundukkan pandangannya tak berani menatap mama sembari mengigit bibirnya, "Ini tugas sekolah."

Wanita berusia sekitar tiga puluh tahun lebih itu berdeham pelan, "Ya, mama harap kamu tidak menghabiskan waktumu untuk hal yang tidak berguna, kamu harus menjadi putri kebanggaan mama, Lisa. Ayahmu dulu seorang walikota sementara mama adalah sekretariat kota dan kamu tak boleh membuat malu keluarga kita, mengerti?"

Lisa mendengus lalu mengangguk pelan, "Mengerti," ucapnya pelan, "Aku pergi."

|?|?|?|

"Mau saya turunkan dimana, nak?"

Supir taksi itu bertanya membuat lamunan senja Lisa buyar. Gadis itu tersentak kaget menatap jam tangannya yang dua puluh menit lagi akan menunjukan pukul tiga petang.

"Ini dimana, pak?"

"Masih di Arcturus Street, dari tadi saya berputar-putar disini."

"Kenapa bapak tidak bilang?"

Supir taksi itu terkekeh, "Saya tidak enak menganggu kamu lagi melamun."

Lisa menepuk dahinya sembari menghela berat, "Turunin saya disini aja pak, ini uangnya."

Lisa membuka pintu taksi lalu bergegas berlari-lari di trotoar jalan pusat kota itu. Ia bingung sekali pasalnya Ms. Jull sama sekali tidak memberi tau pasti dimana harus berkumpul, jalanan ini luas sekali. Masa iya dia harus mengelilingi Arcturus Street, bisa-bisa kakinya patah.

"Lalisa!"

Lisa menoleh ke arah belakang, di sana seorang laki-laki dengan motor hitam besarnya bergerak mengarah mulai mendekat ke arahnya.

"Kenapa masih disini? Sebentar lagi tepat pukul tiga," ucap laki-laki itu yang ternyata adalah Justin Jey si anak klub basket, "Jangan bilang kamu tidak tau dimana tempatnya?"

THE SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang