Apa itu Filsafat?

306 21 8
                                    

Halo semuanya, pasti kita semua pernah mendengar kata "filsafat". Mungkin yang terbayang di otak pertama kali tentang filsafat adalah ilmu yang tidak berguna, ilmu yang abstrak, membuat orang menjadi atehis atau gila, dan hal-hal negatif lainnya tentang filsafat. Benarkah demikian?

Hakikat kehidupan manusia sepanjang usianya tidak pernah lepas dari persoalan filsafat atau berfilsafat, karena filsafat adalah 'suatu pandangan hidup', maka setiap manusia saat hidupnya tidak mungkin tidak berdasarkan atas sesuatu. Misal ada seorang koki, saat ia memasak, dia memiliki pandangan yaitu resep. Bahkan seorang gelandangan pun dia memiliki orientasi atas hidupnya. Jadi, tidak ada manusia yang berbuat segala sesuatu tanpa suatu pandangan. 

Argumentasi lain yang membuktikan bahwa manusia saat hidupnya selalu ada pandangan yaitu, manusia sebagai makhluk berpikir, manusia selalu ingin memperbaruhi hidup, makhluk berbudaya, makhluk yang mau berkembang, makhluk yang mau didik dan mampu mendidik, makhluk yang mampu menemukan esensi Tuhan, makhluk yang mampu merancang masa depan, makhluk yang simbolik, dan lain-lain. 

Dalam beberapa literatur Filsafat telah dijumpai beragam pengertian tentang filsafat. Dari segi asal kata, filsafat mengungkapkan dua kutub, yaitu kutub aktivitas dengan kata 'philein', yang berarti mencintai, mengungkapkan aspirasi dan keterahan kepada sasaran yang belum dimiliki ututh. Dan kutub objek, yaitu kata 'sophia' yang artinya adalah kebikjasanaan. Jadi, secara asal kata, filsafat adalah ilmu yang mencintai kebikjasanaan. Namun ada pula pengertian filsafat secara khusus, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakikat sesuatu untuk memperoleh kebenaran menurut aliran filsafat tertentu.

Kebikjasanaan dalam bentuk ututh atau kebikjasanaan mutlak hanya ada pada yang ilahi atau Tuhan, sementara manusia yang terbatas sudah merasa puas dengan menegaskan diri sebagai pecinta dan bukan pemilik kebikjasanaan utuh dan mutlak. Dengan akal manusia, kita hanya mampu mendekatkan diri kepada kebenaran utuh. Kita tidak akan pernah meraih kebikjasanaan mutlak untuk selama-lamanya. Manusia bukanlah Sophos ( pemilik kebikjasanaan ). Manusia hanyalah philosophos ( Pecinta kebikjasanaan ). 

Namun kebikjasanaan bukanlah inti dari filsafat. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari pertanyaan lalu menjawab dan bertanya lagi dari jawaban itu. Pertanyaan seperti apa yang ditanyakan oleh filsafat? Yaitu pertanyaan yang mengungkapkan permasalahan yang tidak terjawab dalam kenyataan. Misalnya saya bertanya "Bagaimana pengetahuan itu mungkin?" maka orang akan menjawab : Karena kita punya pengalaman dan bisa mengaplikasikan pengalaman itu. Filsafat tidak puas dengan jawaban tersebut, filsafat berusaha menggali pertanyaan lagi dari segala dimensi sampai menghabiskan segala pertanyaan mungkin. Maka saya kembali bertanya "apa itu pengalaman dan bagaimana pengalaman didapat?" maka orang akan menjawab : Pengalaman adalah sesuatu yang sudah terjadi dan didapat dari serapan panca indra. Maka sang filsuf akan bertanya lagi "Kenapa kita mengandalkan panca indra, dan sampai mana panca indra bisa kita andalkan?" Nah pertanyaan seperti ini akan membawa kita ke akar yang tak tergoyahkan. 

Dari paragraf di atas bisa disimpulkan dengan belajar filsafat seorang individu akan lebih menjadi manusia, karena dengan terus mempertanyakan segala hal seseorang akan melakukan perenungan dan menganalisis tentang hakikat jasmani dan rohani manusia. Dengan berfilsafat seorang individu dapat memahami hakikat hidup, menjadi terbiasa menganalisis segala sesuatu dalam hidup. Dengan berfilsafat, akan meningkatkan pikiran seorang individu agar mampu berpikir mandiri, berkarakter, mampu menghargai martabat orang lain, dan mengakui keberagaman.

Dari pengertian singkat tentang filsafat tersebut, konsep penting yang perlu dipahami tentang hakikat makna filsafat antara lain, filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir kritik, berpikir filsafat adalah bepikir secara sistematis, filsafat harus menghasilkan segala sesuatu yang runtut, berpikir filsafat adalah berpikir secara rasional dan logis, proses berpikir filsafat harus bersifat mendalam dan komprehensif.

Filsafat pada hakikatnya muncul saat mitos digantikan dengan logos atau logika. Filsafat lahir di zaman Yunani Kuno, dimana saat itu masyarakat percaya dengan mitos. Saat ada petir mereka berpikir "ada dewa yang mengatur petir", saat ada cinta mereka berpikir "ada dewa yang mengatur cinta", saat ada kematian mereka berpikir "ada dewa yang mengatur kematian", itu semua hanyalah mitos. Sampai suatu ketika ada orang-orang yang bertanya "benarkah demikian?Benarkah semua ini ada dewa yang mengatur?". Orang-orang ini berpikir pasti ada segala sesuatu yang terjadi di balik ini dan bukan dewa yang mendalanginya.Di saat masyarakat berpikir pelangi adalah jalan bagi para dewi untuk turun ke dunia, ada orang yang berhasil menemukan jawaban bahwa sebenarnya pelangi adalah hasil dari pembiasan cahaya. Dan saat inilah filsafat lahir.

Selanjutnya : Awal mula filsafat

Apa Itu Filsafat, Cara Berpikir dan Awal Dari Ilmu PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang