Little Brother (Thoma x Reader)

64 6 2
                                    

"(Y/n) tolong jaga adikmu selama kami pergi ya," pesan ibunya pada anak perempuannya itu.

(Y/n) mengangguk."Tentu saja ibu, ayah dan ibu hati-hati ya, segera kabari kami jika kalian sudah tiba," ucap gadis itu sembari tersenyum.

Sang ibu mengangguk. Setelah berpamitan, (Y/n) melambaikan tangannya saat mobil milik keluarganya sudah melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

Gadis bersurai (h/c) itu berbalik, memasuki rumah untuk menyiapkan makan siang. Waktu menunjukkan pukul 12 tepat. Sebentar lagi adiknya akan pulang.
***
"Tadaima,"

"Okaeri," sambut (Y/n) dari dapur.

"Ayah dan Ibu kemana kak?" Tanya bocah berusia 6 tahun itu bingung.

(Y/n) tersenyum. Sambil menata makanan diatas meja, ia menjawab pertanyaan adiknya."Mereka sedang pergi berlibur. Kau tau kan, hari ini hari pernikahan mereka?"

Thoma menganggukkan kepalanya. Setelah membersihkan diri, kini keduanya duduk bersama menyantap makan siang yang masih hangat.

"Bagaimana sekolahmu hari ini, Thoma?" Tanya (Y/n) di sela kegiatan makannya.

"Seperti biasa kak. Ah, iya. Aku baru saja menerima hasil ulangan dadakan kemarin," ucap Thoma kemudian turun, berlari ke arah kamarnya.

Tak lama, ia kembali dengan selembar kertas di tangannya. Seulas senyum terukir di bibirnya kala menyerahkan hasil ulangan itu pada kakaknya.

(Y/n) ikut tersenyum saat melihat hasil ulangan milik Thoma. Angka 100 bertinta merah tertera di pojok kanan atas. Di usapnya lembut kepala Thoma.

"Kau hebat Thoma, nilaimu sempurna," ucapnya mencubit pelan hidung adiknya."Ayo, cepat habiskan makan siangmu. Setelah ini kita akan membeli hadiah atas keberhasilanmu," sambungnya.

Thoma mengangguk. Ia kembali duduk dan melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
***
Kini kedua kakak beradik itu sedang berada di pusat belanja. Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang, itu artinya mereka masih bisa pergi ke beberapa tempat sebelum sore tiba.

"Nah, Thoma, barang apa yang sedang kau inginkan?" Tanya (Y/n).

Kedua manik hitam milik Thoma menjelajah tiap sudut toko. Mencari barang yang sekiranya menarik dan bermanfaat bagi dirinya. Tatapannya tertuju pada deretan hoodie yang di susun rapi.

Sebelah tangannya menggandeng tangan kakaknya."Kakak, ayo beli hoodie couple," ajak Thoma bersemangat.

(Y/n) mengangguk."Boleh, kali ini kau yang pilih warnanya ya," ucap (Y/n).

Seulas senyum terbit di bibir Thoma. Ia mengangguk antusias. Dengan segera, bocah itu melangkahkan kedua kakinya, mencari-cari warna kesukaannya.

Sementara (Y/n) mengawasi dari kejauhan.

"Ah, (Y/n)-san," sebuah suara lembut yang familiar terdengar. Membuatnya langsung memutar tubuhnya.

Di belakangnya, terlihat sosok berambut putih dan memiliki manik berwarna biru langit. Norman.

"Norman, kebetulan kita bertemu," ucap (Y/n) tersenyum.

Norman mengangguk."Kau bersama siapa?"

"Aku bersama Thoma. Saat ulangan harian kemarin ia mendapatkan nilai sempurna, jadi aku kemari untuk membelikannya barang yang ia inginkan," jelas (Y/n).

"Kau sendiri?"

"Aku tadi bersama ibuku," sahut Norman.

(Y/n) mengangguk-anggukan kepalanya. Ia menoleh ke belakang saat merasa ada yang menarik ujung pakaiannya. Itu Thoma. Ia kembali membawa 2 pasang hoodie berwarna putih polos.

"Ini saja kak, oh, hai kak Norman!" Sapa Thoma saat ia menatap Norman.

Norman mengangguk, membalas sapaan Thoma."Kalau begitu, aku menyusul ibuku dulu, selamat bersenang-senang," pamit Norman.

Setelah kepergian Norman, kini giliran (Y/n) yang membelikan sesuatu untuk Thoma. Pandangannya jatuh pada deretan sepatu yany tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Thoma, kita beli sepatu yuk," ajak (Y/n). Thoma mengangguk. Keduanya bergegas menuju area sepatu.

Setelah melihat-lihat dan memilih, kini (Y/n) mengajak Thoma untuk pergi ke taman bermain.
***
Sore tiba, kini mereka sudah kembali ke rumah. Thoma mencoba hoodie yang baru  di belinya tadi.

"Kak (Y/n) ayo pakai hoodiemu, kita foto bersama," ajak Thoma bersemangat.

(Y/n) mengangguk. Usai mengenakan hoodie dan sepatu putihnya, kini Thoma menyetel waktu pada kamera, sekaligus menyesuaikan letaknya.

Setelah puas berfoto, kini Thoma tertidur di sofa. (Y/n) hanya menggelengkan kepalanya. Dengan sangat hati-hati, di gendongnya Thoma lalu di bawanya ke dalam kamar dan di baringkan di kasur.
***
"Selamat datang ayah! Ibu!" Seru Thoma saat melihat kedua orangtuanya kembali.

"Selamat datang, apa liburan kalian menyenangkan?" Tanya (Y/n) membantu mereka merapikan belanjaan mereka.

"Tentu saja sayang. Selama kami pergi kalian tidak bertengkar kan?" Tanya sang ibu.

(Y/n) dan Thoma menggeleng."Kami tidak bertengkar bu,".

"Ini, untuk kalian," ucap ayah mereka memberikan masing-masing 1 tas.

Kedua mata (Y/n) berbinar saat melihat apa yang ada di dalam tas tersebut. Sebuah novel yang sangat ingin ia beli.

"Terimakasih ayah! Ibu!" Serunya gembira.

Begitulah. Canda tawa kembali terdengar di dalam rumah sederhana itu. Jarangnya terdengar pertengkaran membuat mereka tenang.

Ps : untuk hadiah dari ortu bisa kalian isi dengan hadiah keinginan kalian ya^^

1-5-21

Oneshoot The promised NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang