Chapter 7: Perpustakaan

8.4K 1K 18
                                    

👑👑👑👑👑👑👑👑👑

Matahari menyinari mataku, aku sedikit meregangkan tubuhku yang agak kaku.

Lalu ketika aku menoleh kesamping tanpa aku sadari aku melihat kakakku.

Aku tidak menyangka bahwa aku akan ketiduran dikamarnya, dan kini lengannya tengah berada dipinggangku.

Karena merasa berat aku pun segera memindahkannya, tetapi bukannya pindah malahan tangan tersebut semakin mengerat diperutku.

"K-kakak belatt, kakakkk bangun cudahh pagii h-heeeum" ucapku sambil mencubit-cubit pipinya.

"Eunghh, Liana? Selamat pagi cantik" ucapnya dengan serak.

"Hum celamat pagi juga kakak" ucap ku ceria.

"Kakak ayo bangunnn, lyiin lapal cekali" ucapku.

Perutku terus bergemuruh sedari tadi karena menahan lapar, dan kini aku tidak kuat lagi untuk menahannya.

"Baiklah kakak bangun, tapi sebelum itu.. " ucapnya sambil menunjuk pipinya.

Aku yang mengerti pun segera mendekatkan diri untuk mencium pipi kakakku, aku melaksanakannya dengan cepat karena tidak sabar untuk makan.

Cup

Cup

Cup

"Cudah kakak, ayooo ayoooo" ucapku bersemangat.

"Baiklah, tenang sedikit Liana atau kau akan jatuh nanti" ucap kakakku lembut.

"Okeee kakak" ucapku dengan sedikit cengiran.

Kini aku telah kembali ke kamarku sendiri, untuk bersiap-siap sebelum menuju ruang makan.

Aku kini mengenakan gaun berwarna hitam yang sedikit lebar disampingnya dan dibawahnya berisi hiasan berwarna merah, warna ini sangat cocok dengan mataku.

Aku segera bergegas ke ruang makan bersama dengan pelayan pribadi ku yaitu Marie.

Dan kini aku sudah berada diruang makan dengan Ayah didepanku, dan kakak laki-laki ku disamping.

Aku yang melihat ayah sangat dingin pun sedikit takut.

"Ayah, celamat pagi" ucapku berpura-pura ceria.

"Hm" ucapnya singkat.

Entah ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin.

Aku pun mempunyai pikiran untuk menangis.

"Hiks, Ayah apakah Ayah malah pada lyiin? Apakah Ayah tidak menyukai lyin lagi? Hiks" ucapku sedikit menangis.

Aku pun melihat Ayah yang sangat panik karena aku menangis, ia pun segera menuju ke kursiku lalu menggendongku.

Lalu ia terburu-buru berucap.

"Tidak, tidak Ayah tidak marah pada Lili, Ayah juga sangat menyukaimu jadi berhentilah menangis okay" hibur Ayah.

"Lalu mengapa Ayah tadi menjawab ucapan lyin cangat dingin? hiks" ucapku lagi.

"Maafkan Ayah Lili, Ayah tidak bermaksud seperti itu hanya saja Ayah cemburu ketika kamu tidur dengan kakakmu itu" ucapnya sambil cemberut.

Dalam hati aku pun sedikit terkekeh, dasar Ayah.

"Ayah tidak ucah cembulu, nanti malam lyiin akan tidul dengan Ayah!" ucapku dengan nada yang sangat bersemangat.

Ayah pun tersenyum lalu menjawab ucapanku lagi.

"Baiklah baiklah anakku" ucapnya dengan nada gembira.

Aku pun segera memeluknya lalu sedikit mencium pipi ayah ku.

Aku melihat ada tatapan tidak suka didepanku, aku melihat tatapan kakakku yang melihat Ayah dengan sinis ketika aku mencium pipi Ayah.

Ayah yang menyadarinya hanya tersenyum menyeringai, menandakan bahwa ia menang akan diriku.

Dasar orang-orang aneh.

•••

Dan kini aku tengah berada di perpustakaan yang berada dikediaman ini.

Aku disini bersama Marie, setelah meminta izin kepada ayah tadi untuk mengunjungi perpustakaan.

"Malie, lyin akan melihat-lihat dulu okay" ucapku segera berlalu dari Marie.

"Hati-hati nona, astaga" ucapnya dengan khawatir ketika melihat aku berlari.

Aku pun hanya menjempolkan tanganku dengan kata lain dari kata setuju.

Kini aku pun melihat-lihat buku yang sangat banyak, dan tiba ketika aku akan menuju ke rak sejarah ada satu buku dibawah kaki ku.

Aku pun melihat bahwa buku ini merupakan buku sihir, sihir merupakan hal yang lumrah bagi para bangsawan.

Aku pun segera mencari tempat duduk untuk membaca buku tersebut.

Dan setelah membaca buku ini aku mengetahui apa saja elemen sihir serta kegunaannya.

Di Kekaisaran ini sihir terbagi menjadi 5 macam yaitu:

- Air

- Api

- Angin

- Tanah

- Cahaya

Tetapi hanya segelintir orang yang mempunyai sihir cahaya, bahkan orang-orang kaisar pun jarang memilikinya.

Dan sihir akan berfungsi ketika berumur 12 Tahun, dan ketika berumur 15 Tahun maka mereka akan masuk ke academy untuk mempelajari lebih lanjut sihirnya.

Aku sangat ingin tahu apakah aku mempunyai sihir atau tidak.

Dan tanpa aku sadari bahwa didepan ku terdapat seorang anak laki-laki yang tengah menatapku.

Ia memiliki rambut perak seperti ku tetapi warna matanya yang berwarna ungu itu sangatlah indah dan ia juga sedikit tampan.

Dan ketika kita saling menatap, aku pun segera membuka pembicaraan dengan tatapan curiga.

"Kau ciapa?" ucap ku dengan polos

"Aku-"

👑👑👑👑👑👑👑👑👑

Tbc.

𝐀𝐫𝐢𝐬𝐭𝐨𝐜𝐫𝐚𝐭𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang