"KAMU benar-benar dari masa depan?" tanya Yoko belum percaya setelah Orin selesai bercerita.
"Aku bisa mengerti kalau kau tidak percaya," sahut Orin.
"Sebetulnya sih nggak. Tapi setelah mengingat kamu tiba-tiba muncul menggunakan pintu ajaib Doraemon, dan jam tanganmu bisa belanja online sendiri, aku bingung, apakah harus percaya dengan ceritamu atau nggak," ujar Yoko.
"Doraemon?" Orin mengernyitkan kening.
"Itu anime yang terkenal. Masa kamu nggak tahu?"
"Anime? Apa itu?"
Saat itulah Yoko sadar dengan siapa dia berbicara.
"Udahlah. Itu nggak penting. Kamu bilang tadi dari tahun berapa, 2117? Berarti itu... tahun dari sekarang?" tanya Yoko lagi.
Orin mengangguk.
Genta pasti akan suka kalau dia tahu soal ini! batin Yoko teringat sahabatnya.
"Lalu, andai kata benar kamu dari masa depan, untuk apa datang ke masa ini? Dan kenapa bisa muncul di rumahku?"
Orin menelan ludah mendengar pertanyaan Yoko. Dia sudah mengira pertanyaan ini datang juga.
"SIVA...mode visual audio."
Tiba-tiba dari arah jam tangan Orin terpancar sinar yang sangat terang, yang lalu membentuk layar 3 dimensi. Layar itu menampilkan video mengenai Bumi saat diserang Gorb, termasuk adegan peperangan yang selama ini hanya dilihat Yoko difilm-film fiksi ilmiah.
"Sekitar satu bulan dari sekarang, Bumi akan diserang oleh bangsa Gorb, yaitu makhluk dari luar angkasa yang memiliki teknologi sangat canggih. Semua kekuatan militer di Bumi tidak ada yang mampu melawan serangan tersebut. Hanya dalam waktu beberapa hari, hampir seluruh kekuatan militer negara-negara di Bumi hancur, dan dalam waktu satu minggu, Bumi berhasil dikuasai oleh bangsa Gorb. Separuh lebih penduduk Bumi tewas. Sisanya yang selamat menjadi tawanan atau budak bangsa Gorb..." Tiba-tiba Orin berhenti bicara.
Yoko melihat mata Orin berkaca-kaca, seperti memendam sebuah duka yang sangat berat. Dia tidak melihat adanya kebohongan di sana.
Namun, dia belum mendapat jawaban tujuan gadis itu datang ke tahun ini.
"Aku ngerti kalau kamu nggak bisa ngelanjutin ceritamu," ujar Yoko lirih.
"Tidak apa-apa," sahut Orin. Dia menghela napas, lalu melanjutkan, "Walau begitu, penduduk Bumi tidak menyerah begitu saja. Para prajurit militer negara-negara di dunia yang masih ada dan penduduk Bumi yang tersisa serta bisa mengangkat senjata tetap mengadakan perlawanan di berbagai tempat secara sporadis, dengan menggunakan senjata yang tersisa. Lalu, supaya lebih terkoordinasi para militer negara-negara di Bumi bersatu dan membentuk aliansi bersama untuk mempertahankan Bumi, Mereka juga mulai mengumpulkan dan mengembangkan senjata dan teknologi persenjataan yang diambil dari teknologi bangsa Gorb, agar dapat mengimbangi senjata mereka. Sedikit demi sedikit kami dapat merepotkan bangsa Gorb, menghancurkan markas-markas mereka di Bumi dan merebut kembali daerah yang dikuasai mereka serta membebaskan kembali manusia Bumi yang menjadi budak. Walau begitu kami belum mampu mengusir bangsa Gorb dari Bumi. Bahkan mereka semakin menambah kekuatan prajurit dan persenjataannya, dan mulai menghancurkan daerah-daerah yang mereka duga menjadi markas Aliansi. Bumi mengalami kerusakan parah di mana-mana, dan umat manusia terancam punah."
Orin kembali berhenti sejenak. Tayangan video pun berhenti dan sinar yang menyilaukan hilang.
"Saat umat manusia sudah putus asa, timbul secercah harapan bagi penduduk Bumi untuk mengakhiri perang ini, bahkan mencegah terjadinya perang sebelum terjadi. Harapan itu timbul setelah ilmuwan Bumi berhasil menemukan cara perpindahan waktu melalui medan kuantum. Dengan kata lain, manusia saat itu bisa pergi ke masa lalu dan kembali lagi. Lalu timbullah ide untuk mencegah bangsa Gorb menginvasi Bumi dan mencegah perang. Kami menggali kembali sejarah mengenai invasi bangsa Gorb, dan menemukan fakta adanya pesawat bangsa Gorb yang mendarat di Bumi, satu bulan sebelum serangan pertama mereka. Kemungkinan pesawat itu adalah pesawat pengintai yang dikirim untuk mendapatkan informasi mengenai Bumi, sebelum mereka melakukan serangan. Karena itu tugas kami adalah mencari pesawat pertama itu dan menghancurkannya sebelum mereka memberi informasi pada bangsanya. Kemungkinan besar itu bisa mencegah bangsa Gorb datang dan menginvasi Bumi," Orin melanjutkan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traveline Past (Preview)
Science FictionBagian pertama dari Trilogi Traveline Series terbitan Gramedia Pustaka Utama Untuk membaca versi full, bisa dibaca e-booknya melalui aplikasi gramedia digital. Versi cetaknya bisa dibeli di Toko buku atau pesan langsung ke Novelku Bookstore melalui...