Yuk yang mau beli Who Made Me a Villain 1 langsung klik link di komentar ya 👉
***
Ruangan itu senyap. Tidak ada deru nafas yang berani terdengar. Iringan detak jantung ke sepuluh penghuni ruangan terdengar berirama. Seolah menjadi musik terakhir yang mereka dengar sebelum kematian menjemput.
Kriet
Suara pintu terbuka, layaknya rintihan mereka yang berusaha dipendam. Seorang pria, sang Ketua Agung Salvatore masuk. Langkah kakinya mengetuk seperti palu sidang yang menentukan hukuman mereka. Pria itu duduk, melipat tangannya diatas meja dan menatap ke sepuluh ksatria-ksatria pilihan Salvatore.
"Aku yakin kalian sudah tau alasan mengapa kalian berada disini."
Sidang dimulai. Mereka semua diam. Tidak ada yang berani menyahut bahkan menyela. Pria itu menatap satu-persatu dari mereka dan melanjutkan.
"Keturunan Darkmoon melarikan diri. Karena kesalahan seseorang yang telah lalai pada misinya, sekarang bukan hanya seluruh rakyat Castiello terancam, tapi seluruh dunia. Karena itu, kita sebagai penyelamat kebaikan harus melakukan tugas ini sampai akhir. Bukankah begitu, Tuan Jasonic Gilbert?"
Laki-laki yang duduk disudut meja itu berkedut. Jason mengeratkan kepalan tangan sebelum menjawab pelan. "Ya, Tuan."
"Karena itu pula, jika kau memiliki informasi penting yang belum kami tau, beritahu kami. Kudengar kau berhubungan dengan seorang gadis bermarga Marshwan. Vincent juga mengatakan, bahwa gadis itu istimewa."
Seluruh mata elang itu menatapnya tanpa celah. Jason diam. Bibirnya terkunci rapat. Dia kesulitan bicara. Hanya melirik Vincent, Profesor Ophelia yang ternyata adalah tangan kanan pemimpin Salvatore yang berdiri disamping sang pemimpin. Seharusnya Jason tau mengapa pria tua itu bertingkah sangat mengawasinya saat di Ophelia.
"Dia bisa melihat jejak Darkmoon."
Ruangan seketika gaduh. Kesembilan penghuni ruangan saling pandang dan mengatakan sesuatu yang dikatakannya adalah lelucon. Reaksi mereka sama seperi Jason saat nengetahui Ariel bisa melihat jejak Darkmoon berupa tali-tali merah yang mengikat korbannya. Tidak salah jika mereka terkejut. Tapi akan menjadi masalah jika mereka tau siapa Ariel sebenarnya. Jason melirik Vincent diam-diam. Pria itu tidak memberitahu siapapun kebenaran tentang gadis itu kan?
"Itu konyol, Ketua." Pria yang duduk didepan Jason mengangkat tangan. "Tidak ada orang biasa yang bisa melihat jejak Darkmoon."
"Dia bukan orang biasa." Ketua menyela. Menatap Derick Zolyn dan melanjutkan. "Sudah kukatakan dia istimewa bukan?"
"Tapi ini sama sekali tidak masuk akal." Pria yang selalu berdebat itu menyerang. Jason mengernyit. "Dia bisa saja menjadi ancaman seperti keturunan Darkmoon."
"Ancaman?" Rahang Jason bergetak. Pelan, kepalanya terangkat. Menatap pria yang tidak pernah menyukai keberadaanya di Sepuluh Ksatria Salvatore. "Apa kau baru saja, menyebut gadis-ku ancaman?"
Ruangan hening. Mereka berkeringat. Jason adalah yang paling muda, tapi bukan berarti kekuatannya yang paling kecil. Kekuatan besar bersembayang dalam dirinya. Itulah mengapa, Jason yang Ellios kirim untuk misi berbahaya ini. Ellios sudah melihat semua sisi hitam anak didiknya itu.
Sepanjang misi yang Jason lakukan, laki-laki itu tidak segan-segan mengakhiri nyawa musuh mereka. Jason berdarah dingin. Tangannya terbuat dari besi sejak dia lahir. Jason tidak punya nurani. Hatinya sudah mati sejak dunia menolaknya mentah-mentah. Jason adalah monster. Yang sangat menyeramkan saat seseorang menyulut kemarahannya. Yang tidak pernah peduli jeritan kesakitan lawannya saat maut menjemput. Yang acuh pada sekitarnya dan tetap menjaga kakinya agar tidak ikut campur sesuatu yang bukan urusannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/259977767-288-k279843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me a Villain 2
Fantasía[PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Book#2 Who Made Me a Villain. [Harap baca WMMAV 1 sebelum baca ini] LINK PEMBELIAN WMMAV 1 ADA DI BIO . Setelah terbangun sebagai Ariel Marshwan, Ariel mulai menyusun rencana untuk bertahan hidup. Tap...