Tiga ; 3

44 7 6
                                    

Sudah hampir setengah jam aku dan Aska menyusuri jalanan menggunakan motor milik Aska. Aku melihat pintu masuk kebun binatang di ujung jalan, dan seperti nya sepeda motor yang di kendarai Aska mengarah masuk ke dalam kebun binatang.

Kalian bingung? sama aku juga.

Bukan kah ia ingin mengajak ku makan pecel, tetapi ia membawa ku ke kebun binatang. Aku sudah berumur 17 tahun, bukan 7 tahun. Apa kalian tidak aneh melihat dua remaja pergi ke kebun binatang?.

Kami sudah memasuki area parkir dan Aska pun memarkirkan motornya. Aku pun turun dari motor.

"Katanya makan pecel?" tanya ku kepada Aska sambil membuka helm yang ku pakai.

"Iya makan pecel, di dalem sambil liat binatang. Biar semangat makan nya" jawab nya santai, sambil merapihkan tatanan rambut nya.

Dalam sekejap aku terpana oleh ketampanan yang di miliki nya.

Selain aneh, Aska adalah manusi ter-random yang ku temui.

"Udah ganteng kan?" tanya nya kepada ku, sambil memainkan alis nya.

"Jelek banget, mirip londok" jawab ku.

"Astagfirullah ukhti, kamu menghina ku"

Aku pun tertawa kecil mendengar ucapan nya lalu meninggalkan nya jalan lebih dulu. Ketika sedang berjalan aku melihat penjual boneka, yang menjual berbagai macam jenis boneka binatang.

Aku sangat tertarik dengan boneka alpaca, oh tidak! boneka nya sangat lucu. Aku mendekati penjual tersebut dan menanyakan harga nya.

"Pak, yang ini harganya berapa?" tanya ku.

"Ini lima puluh ribu aja neng" jawab sang penjual.

"Yah.. pak, engga bisa kurang?" aku mengeluh melihat uang di dompet ku hanya tersisa dua lembar uang seratus ribu. Jika aku membeli nya, aku takut tidak memiliki uang jajan untuk beberapa hari kedepan. Tetapi aku menginginkannya.

"Saya ambil yang itu pak" ucap seorang tiba - tiba dengan suara berat nya, itu Aska.

"Ini uang nya ya pak" ucap nya sambil memberikan selembar uang lima puluh ribu.

"Terimakasih, ini mas boneka nya" jawab bapak penjual boneka.

"Leova ambil" perintah Aska kepada ku. Aku pun mengambil alih boneka tersebut dari tangan sang penjual.

"Terimakasih pak" ucap ku.

Aku dan Aska pun lanjut berjalan memasuki kebun binatang.

"Makasih ya" ucap ku kepada Aska.

"Anggap aja itu uang ongkos gue kemarin" jawab Aska.

Aku membalas jawaban Aska dengan senyum manis ku.

***

Kami sudah memasuki area dalam kebun binatang, di pikir - pikir aku sudah lama tidak berkunjung ke kebun binatang.

Aska mengajak ku ke salah satu pedagang pecel, sesuai apa yang ia katakan kepada ku sebelumnya. Tempat nya terletak di dekat danau yang biasa di pakai untuk wahana air, seperti bebek gowes, sepeda air dan semacamnya.

Kami duduk dengan tenang tanpa saling mengobrol sambil menunggu pecel siap di santap. Aku sedang sibuk dengan pikiran ku sendiri yang entah memikirkan apa, lebih tepatnya hanya pura - pura sibuk. Sedangkan Asaka sedang berkutat dengan benda pipih miliknya.

Tak butuh waktu lama pecel yang di pesan pun sampai di tempat kami duduk dan siap di santap, seperti pecel pada umumnya berisi sayuran yang sudah di rebus lalu disiram bumbu kacang yang khas dengan aroma daun jeruk. Yang membuatnya berbeda adalah tempat di mana kami makan, Ya! di tepi danau kebun binatang. Yang membuat suasana makan terasa lebih nyaman dan tenang. Walaupun ramai dengan suara para pengunjung, namun karena posisi duduk ku menghadap ke arah danau. Aku merasa lebih tenang.

Tentang Aku dan Aska : ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang