Merindu

7 1 0
                                    


Malam ini bulan menunjukan bentuknya dengan utuh. Cantik, dan memancarkan cahaya yang indah. Tampak seorang wanita duduk tenang di pinggiran pantai sambil menikmati cahaya itu. Ia membutuhkan waktu untuk berpikir, menenangkan pikirannya yang kini penuh dengan kilas masa lalu yang menyakitkan.

'Berdamai dengan masa lalu adalah hal tersulit yang harus aku lakukan.' ucapnya dalam hati. Lalu pergi meninggalkan pantai itu, walau pikirannya belum tenang sepenuhnya.

**

Aktivitas perkuliahan di BBU berjalan lancar seperti biasannya. tak ada hal istimewa yang terjadi. Begitu pula dengan proses pendekatan yang sedang Jungkook lakukan terhadap Hanna. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing, Hanna dengan perkuliahan dan organisasinya dan Jungkook dengan Perkuliahan awalnya yang cukup padat. Mungkin terhitung sudah 1 bulan mereka berbincang-bincang, terkadang hanya bertemu dan bertegur sapa saja saat di kampus.

"Haie." Sapa Taeyong baru saja tiba di ruang Dewan mahasiswa.

"Kau sudah datang? Kenapa lama sekali?" keluh Hanna. Karena mereka sudah berjanji untuk bertemu setengah jam yang lalu.

"Hehehe. Aku harus mengantar Yuna dulu tadi."

"Yuna mahasiswa baru itu?" tanya Hanna penasaran.

"Ya 100 untuk Anda. Hahaha." Jawab Taeyong dengan candaan. Kemarin ia bercerita kalau orang tuanya menjodohkan dia dengan mahasiswa baru itu, biasalah perjodohan bisnis. Dan saat ini mereka sedang dalam tahap saling mengenal satu sama lain.

"Lalu sudah sejauh apa pendekatan kalian?" tanya Hanna lagi sambil membuka bungkus makanan yang Taeyong bawa.

"Ya masih hanya bertanya-tanya kabar, makan bareng, jalan barang. Ya seperti itulah. Masih mencari rasa nyaman. Hm, lalu bagaimana denganmu? Apakah berjalan lancar dengan pengagum rahasia itu?" tanya Taeyong kali ini.

"Nothing special." Jawab Hanna cepat dengan wajah yang dibuat murung.

"Haha." Ucap Taeyong sambil mengacak rambut Hanna. Ia terlalu gemas dengan temannya yang sedang jatuh cinta itu.

"Tapi Taey, apa dia tak akan merasa cemburu denganku?" tanya Hanna dengan suara pelan. Kedakatannya Hanna dengan Taeyong sering di salah artikan oleh banyak orang. Mereka berpikir kalau Hanna dan Taeyong adalah sepasang kekasih karena interaksi yang begitu akrab.

"Ah tenang saja, aku sedang mencoba menjelaskannya tentang hubungan kita." Jawab Taeyong mencoba menenangkan Hanna dengan mengelus pelan punggungnya.

"Aku hanya ingin hidup tenang. Nanti tiba-tiba dia melempariku dengan tepung dan telur dan menjambak rambutku. Seperti mantan kekasihmu dulu." Hanna ingat betul bagaimana perlakukan dari mantan kekasih Taeyong dulu saat awal-awal masuk kuliah.

"Hahaha. Tenang saja Haie ku. Kau akan aman kali ini." Jawab Taeyong dengan nada mengejek.

**

"Ayo pulang." Ajak seorang pria dengan wajah tembemnya.

"Duluan saja. Aku akan mempir ke ruangannya dulu." Balas lawan bicara pria itu.

"Oke Kookie. Hati-hati kalau begitu." Jawabnya.

Setelah kepergian temanya itu, Jungkook melangkahkan kakinya keruangan dewan mahasiswa. Mengintip perlahan, terlihat ruangan itu kosong dan ada orang.

'Ah, gagal lagi bertemu dengannya.' keluhnya dalam hati. Sebenarnya ia sering sekali mendatang ruangan itu saat kelasnya berakhir, namun ia selalu mendapati ruangan itu kosong. Berbalik badan, berniat untuk meninggalkan ruangan itu secepatnya, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok sunbae yang sangat ia kenal.

"Ah, kookie. Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hanna lembut.

"Mencari Noona." Jawabnya tanpa sadar.

"Ah mencariku? Kenapa?" tanyannya lagi. Sadar dengan apa yang dia ucapkan tadi, Jungkook merutuki kebodohannya sendiri.

"Ah-hh bukan begitu Noona maksudku mmhh" Jungkook tergagap. Bingung mencari alasan apa yang pas untuk menutupi kebodohannya tadi.

"Hahaha. Kau lucu sekali kookie. Tak apa jika kau merindukanku. Ah, mau minum kopi bersama?" Tanya Hanna dengan senyum manisnya. Jungkook hanya mengangguk kepalanya dengan malu.

"Ah, imutnya." Ucap Hanna pelan melihat tingkah malu-malu Jungkook. "Di dekat perempatan kampus ada kedai kopi yang enak. Mari kita kesana, noona akan mentraktirmu kali ini tenang saja." Ajak Hanna menarik pelan lengan bajunya Jungkook.

"Bagaimana dengan perkuliahanmu?" tanya Hanna sembari berjalan di samping Jungkook.

"Yah seperti biasa Noona, sangat padat. Hehe." Jawab Jungkook masih dengan kegugupannya.

"Haha. Pantas saja noona jarang melihatmu." Sahut Hanna dengan santai, namun lain dengan Jungkook ia terkaget mendengar perkataan noonanya itu.

'Ahhh kenapa noona berkata seperti itu, buat aku ke berharap saja.' Gerutu Jungkook dalam hatinya. Percakapan mereka berhenti si situ, Jungkook tak mampu mengajak bicara Hanna terlebih dahulu karena kegugupannya.

Hingga mereka sampai pada kafe yang Hanna maksud tadi, mereka masuk dan memesan dua cangkir kopi dan makanan manis kesukaan Hanna.

"Kookie." Panggil Hanna dengan nada yang lucu.

"Eoh?" sahut Jungkook yang setengah terkejut mendengar panggilan manis dari Hanna.

"Haha. Wajahmu sangat lucu. Hahaha." Tawa Hanna yang sangat gemas melihat tampang Jungkook sekarang. "Hei, kau kenapa kookie?" tanya Hanna lagi mencoba menyadarkan Jungkook dari rasa keterkejutannya.

"Hmm, kenapa Noona memanggil ku seperti itu?" tanya Jungkook setelah tersadar dengan nada sedikit tinggi dan serius.

"Ah, apa tak boleh? Maaf kalau begitu." Ucap Hanna yang cepat-cepat merubah ekspresi wajahnya yang tadinya tersenyum menjadi datar. Ia seakan merasa kalau Jungkook tak suka di panggil seperti itu olehnya. Terbukti saat ini Jungkook tertunduk saat Hanna mengatakan maaf.

Suasana seakan menjadi canggung, Jungkook yang masih tertunduk dan Hanna menjadi bingung ingin memulai pembicaraan seperti apa lagi.

"Ah, maaf Noona aku harus pulang sekarang. Ada yang harus ku kerjakan." Ucap Jungkook dengan cepat tanpa menatap mata Hanna. Seakan ia sudah benar-benar ingin cepat pergi dari kafe itu.

"Ia tak apa. Sekali lagi aku minta maaf, hati-hati di jalan." Jawab Hanna yang masih berusaha memberikan senyum untuk Jungkook namun tak dilirik sedikit pun olehnya. Jungkook langsung pergi setelah Hanna mempersilahkan untuk pergi.

"Ternyata bukan." Monolog Hanna melihat kepergian Jungkook yang terkesan buru-buru. 

My Lovely NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang